Lima

Mendengar ucapan sang Inang, hati Ture tak lagi dapat menahan gejolak kesedihannya. Ia ikut merasakan betapa hancurnya hati wanita yang sudah melahirkannya itu harus memanggung beban penderitaan seberat ini.

Tetangga mulai berdatangan. Namun tampaknya hanya sedikit sekali, sepertinya mereka berada ditempat duka yang lain, dan tidak mengetahui kabar tentang Rumondang.

Ternyata ada yang meninggal malam tadi, dan itu adalah Opung Tarigan, tokeh dari abangnya Rumondang, alias Tulangnya Ture.

Para pelayat mulai bergosip saat melayat le rumah Rumondang, dan samar-samar sampai ketelinga wanita itu. Dimana Opung Tarigan meninggal dibegal orang saat akan membawa uang hasil panennya.

Sontak saja hal itu membuat hati Rumondang semakin kalut. Ditengah duka yang dialaminya, kini ia juga harus mendapatkan kabar tentang kematian Opung Tarigan yang meninggal secara sadis.

Dadanya terasa sesak, dan mungkin air matanya sudah kering terlalu lama menangis.

Diantara mereka, ada seorang wanita yang datang mengapuli (Solidaritas saat kematian) sedang membawa sekarung beras dan beberapa sayuran dari hasil panen. Ia adalah orangtua Agam yang merupakan teman baik Rumondang, mereka satu kelas dan sebangku saat SLTP dulu.

Wanita bernama Paulina itu juga menjadi pesaing rangking dengan Rumondang, namun hubungan mereka cukup baik, hanya bersaing dalam prestasi saja, dan itu membuktikan, jika Rumondang adalah wanita yang cukup cerdas.

Paulina menggunakan ulos yang diletakkan dipundaknya. Ia menggunakan riasan sederhana, dan memberikan bahan sembako itu kepada Rumondang. Ia mencoba menguatkan hati sahabatnya, dan membantu pengurusan jenazah Tiur yang segera akan dimakamkan.

Tak lupa warga ikut membantu memasak dan bergotong royong dalam istilah mengapuli untuk kelurga duka.

Sementara itu, Norma dengan terpaksa mendatangi Ambolas yang tak juga pulang ke rumah karena sudah kepincut janda bohay diwarung tuak.

Setibanya diwarung tersebut, ia melihat jika Ambolas tampak memanjakan wanita jalang tersebut. Ia tahu ada batasan untuk berbicara kepada suami dari iparnya. Namun sepertinya pria itu sudah sangat keterlaluan.

Ia memasuki warung tuak, dan ada beberapa pria pemalas yang sama sepertinya dan duduk santai sembari minum-minuman keras, sedangkan para istri mereka harus banting tulang memeras keringat untuk menghidupi ekonomi keluarga.

Kehidupan para istri seperti itu ibarat kata lain 'Mabalu Jongjong' seorang janda yang harus hidup mandiri tanpa bantuan suami. Namun pada kenyataannya mereka masih berstatus istri.

Mungkin lebih baik mereka hidup menjadi Mabalu Jongjong saja, ketimbang memiliki suami tetapi serasa janda.

Norma menatap amang bounya dengan perasaan kesal. Namun dalam adat, mereka diharuskan menjaga sikap, apalagi berbicar, sebab mereka hanya orang lain tanpa ikatan kekeluargaan.

"Amang bou, pulanglah, si Tiur borumu sudah meninggal, tidakkah Amang bou memberikan penghormatan terakhir untuknya?" Norma mencoba menekan nada bicaranya. Jika saja ia seorang laki-laki, maka sudah dipastikan ia akan meninju pria tak tahu diri itu.

Ambolas menurunkan Dorma dari pangkuannya. Lalu menatap istri dari abang iparnya tersebut.

"Hah? Si Tiur meninggal? Ya dikuburlah!" jawabnya santai.

Sontak saja jawaban itu sudah memancing emosi Norma. Namun ia mencoba menahannya. Sepertinya hanya sia-sia saja berbicara dengan pria berhati batu yang sudah menjelma menjadi iblis tersebut.

Tak ingin berdebat, Norma memilih pergi, dan ia meninggalkan warung, mungkin akan menjemput Simatua Rumondang, atau tepatnya orangtua Ambolas.

Ia mengendarai motornya dengan hati yang panas. Andai saja itu suaminya, mungkin ia sudah meracuninya, dan untungnya kakak Rumondang yang menjadi suaminya seorang pekerja keras, dan membuat hidupnya sangat senang dengab ekonomi yang tercukupi.

Ia melintasi jalanan beraspal, dan pandangannya tertuju pada sebuah rumah megah didepannya, dan bisa dikatakan itu adalah orang terpandang dan juga kaya dikampung mereka.

"Itu kan rumah Opung Tarigan (Toke suaminya), tetapi mengapa sangat ramai?" gumamnya dengan rasa penasaran.

Ia melihat rumah itu dipasang bendera hitam (Tondi-ruh) yang menandakan jika ada duka didalam keluarga tersebut.

Ia melihat ada banyak pelayat yang mengenakan ulos dan juga membawa ulos yang mana nantinya akan diberikan kekeluarga inti yang sedang berduka.

"Hah! Kenapa aku tidak mendengar tentang kematian Opung Tarigan? Apakah abang (Panggilan untuk suaminya) juga sudah tau?" gumamnya dengan lirih.

Norma menutup kaca helmnya, mungkin ia kan menemui mertua Rumondang terlebih dahuku, dan membereskan pemakaman Tiur, dan besok ia baru melayat ke rumah Opung Tarigan, sebab pria itu pastinya akan diadati selama tujuh hari sebelum dimakamkan, karena ia sangat kaya raya, dan norma melajukan motornya melewati rumah tersebut.

Rumah yang terlihat sangat mewah dan berada ditengah rumah warga lainnya itu terlihat sangat ramai didatangi oleh pelayat.

Hal itu menandakan jika yang meninggal orang terpandang dan juga dituakan dalam adat.

Dirumah duka itu para tamu banyak memberikan seserahan kepada keluarga duka. Mereka sedang melakukan acara adat Saur Matua, yang mana salah satu keluarga dirumah itu telah meninggal dunia dan kabar yang beredar, Opung dari pemilik rumah itu meninggal dunia dibegal oleh seseorang malam tadi saat membawa uang hasil panen kol nya dari rumah tengkulak.

Kepalanya hampir terputus karena dipenggal oleh sang begal dibagian leher, sebab ingin merampas kalung emas yang terlihat menggoda dan menggiurkan, apalagi ditambah harga emas yang melambung tinggi dan membuat tindak kejahatan merajalela.

Ditambah lagi dengan kantong kresek berwarna hitam yang berisikan uang dalam jumlah yang cukup banyak, dan kawanan begal itu sudah menguntitnya sejak sore.

Pria berusia enam puluh tahun itu tersungkur dijalanan sepi, dan para begal itu menendangnya ke parit, lalu tanpa belas kasih merampas motor dan juga emas yang melingkar dipergelangan tangannya.

Tak lupa mereka mengambil kantong kresek milik sang pria tua malang itu, dan senyum ceria tergambar diraut wajah mereka, saat menyaksikan keberuntungan yang mereka dapatkan malam hari itu.

Setelah mendapatkan semua harta benda korban, para begal yang berjumlah dua orang itu pergi dengan cepat sebelum ada yang melihat aksi keji mereka.

Saat ini, terlihat raut wajah sang pemilik rumah yang merupakan wanita berusia empat lima puluh lima tahun itu tampak sangat sedih. Ia menangis sesenggukkan dan meratapi kepergian sang suami yang begitu cepat dan meninggalkan dua orang anaknya yang sudah menikah dan memiliki cucu.

Sebab sudah memiliki cucu, maka Opung Tarigan dibuatkan adat Saur Matua sebagai penghormatan terakhirnya, karena dianggap sudah lepas tanggungjawabnya.

Jasadnya dibaringkan didalam peti yang mewah dengan posisi tangan disisi tubuhnya. Dipergelangan tangannya tersapat selang dengan cairan infus formalin yang berfungsi untuk mengawetkan jasadnya selama satu minggu sebelum nantinya dimakamkan.

Nyanyian andung atau ratapan kematkan menggema diruang rumahnya dan membuat suasana duka semakin terasa begitu kuat.

"Hasian, boasa hatop tinggalhonon mu au, dang boi au mangolu anggo so rap dohot ho" (Sayangku, memgapa begitu cepat kau tinggalkan aku, aku tak dapat hidup tanpamu," terlihat wanita tua itu sangat bersedih meratapi kematian suaminya.

~Harap bijak dalam berkometar, kita hargai adat budaya kematian yang berasal dari berbagai suku bangsa dinegeri kita🙏😘

Terpopuler

Comments

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

Bisa dipahami..yg ga saya pahami...didlm cerita ini mreka masih menganut sistem patriarki?? sistem sosial dmn laki2 masih mendominasi dlm segala aspek kehidupan,termasuk politik , ekonomi jg kluarga nya..??? 🤔🤔🤔 kak Siti, mari kita berdikusi soal ini...

2025-07-13

6

😋jeruk lemon 🍋

😋jeruk lemon 🍋

Bener ini akak.....aku wong jowo asli Tulen ....rodok Bingung 😕...

namboru Tulang ..iku kalo jowo Budhe pakdhe utowo Mbokdhe /Facepalm/ apa bukan sih 😁

MET pagi Buat akak semua yaaaa/Determined/

2025-07-13

2

Reni

Reni

walah jadi curiga yg ngebegal ini sepasang anak dan bapak lucnut 😬

2025-07-13

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!