Setelah dua jam baru rasa sakit di sekujur tubuhnya menghilang hanya saja ia masih tak dapat bergerak, totokan Tapak Merah belum hilang saat malam datang ia hanya bisa menatap bulan yang bersinar teduh.
Rasa lelah karena berlari dan bertarung dengan harimau serta menahan sakit akibat totokan Tapak Merah membuat Arya tertidur kelelahan, apa yang di laluinya hari ini sudah melewati batas tenaganya
Auuuuuuuu
Tengah malam Arya terbangun karena lolongan serigala , saat tangannya bisa di gerakan Arya sadar totokan Tapak Merah telah hilang . Ia bergegas bangun walau tenaganya belum pulih ia harus segera pergi , ia teringat dengan cerita pamannya yang mengatakan kalau serigala hewan yang berkelompok dalam mencari mangsa. Ia tak mau terkepung oleh kelompok serigala itu.
Auuuuuuu
Auuuuuuu
Lolongan serigala bersahutan, Arya mendengarkan dengan seksama , lalu berlari ke arah yang berlawanan dengan suara lolongan itu, ia tak sadar bila arah yang di tuju nya adalah arah yang sama dengan arah Tapak Merah pergi tadi.
Arya terbelalak, di pinggiran jurang mayat berserakan , pohon pohon sekitar pada tumbang bagai di amuk badai .
" sepertinya serigala tadi mencium bau darah ini" kata Arya dalam hati, ia terus berjalan melewati mayat mayat dalam kondisi mengenaskan , saat melihat pedang pendek tergeletak ia mengambilnya, sebagai alat jaga jaga bila ada binatang buas menyerang. Banyak pedang panjang yang berserakan , namun terlalu berat dan panjang untuk ia pakai.
Wuuush
desh
blaaar
tak jauh dari tempat Arya, tapak merah sedang bertarung dengan seorang kakek tua , Arya yang melihat itu langsung bersembunyi agar tak terlihat oleh tapak merah
" Ki ludira, di mana pusaka itu berada, atau kau akan mati seperti mereka!" teriak tapak Merah menunjuk mayat mayat yang berserakan.
" Kamu terlalu kejam ,Tapak Merah, aku dan mereka pun sedang mencari keberadaan pusaka itu! " teriak Ki ludira marah,
" Sudah Ayah ,bunuh saja kalau tak memberitahu!" Luwi yang berdiri agak jauh di belakang tapak Merah berseru. Di dekat kakinya terdapat satu buntalan yang cukup besar sepertinya Luwi telah mengambil perbekalan orang orang yang telah di bunuh ayahnya.
Arya mengendap endap menjauhi daerah itu , namun Luwi melihatnya.
"Ayah anak itu belum mati!" teriak Luwi ,melihat Arya berlari menjauh
" cepat tangkap dia jangan sampai di memberitahukan bila kita yang membunuh mereka ini" seru tapak merah ,ia tak mau ada yang mengetahui bila ia yang membunuh para pendekar yang datang ke tempat ini, ia bisa di kejar kejar oleh pendekar lain karena melakukan pembantaian , Luwi langsung mengejar Arya , Luwi yang mempunyai ilmu meringankan tubuh tentu saja dengan cepat mampu menangkap Arya.
" lepas kan !" teriak Arya kesal, ia di tarik paksa oleh Luwi.
"bruuk"
" Aduuh"
Arya mengaduh saat tubuhnya di jatuhkan di pinggir jurang yang tepat di atas buntelan kain yang cukup besar, Arya tak mengerti kenapa buntelan itu ada barang keras yang membuat tubuhnya sakit.
" sebaiknya kamu diam saja, atau aku akan menghabisi mu!" ancam Luwi melihat Arya akan bangun lagi.
Arya terdiam , walau badannya sama dan usianya sepantaran Arya tak bisa melawan , selama ini ia hanya berlatih fisik sambil membantu pamannya bekerja. Sedangkan Luwi di latih olah Kanuragan oleh ayahnya .
Ki ludira yang terdesak semakin mundur saja ke sisi jurang dekat Arya .
Desh
serangan telapak tangan Tapak Merah mengenai dada Ki ludira , membuat Ki Ludira terjatuh di dekat Arya
" lompaaat" tiba tiba Ki ludira menarik tangan Arya dan terjun ke bawah jurang.
" aaaaaa"
Arya menjerit ketakutan , buntelan kain besar itu terbawa karena saat Ki ludira menariknya tangannya sedang merangkul buntelan itu.
" berhenti!!" tapak merah berteriak dan berusaha menggapai namun Arya yang membawa buntelan itu meluncur dengan cepat ke dalam jurang .
" sial, buntelan itu terbawa oleh anak mereka!" ucap Luwi yang tak menyangka bila buntelan perbekalan mereka terbawa juga.
Arya dan Ki ludira terus meluncur , Ki ludira mengambil pil dan menelannya, sambil berjaga jaga untuk melindungi Arya. Namun kabut di dalam jurang sangat tebal , ia tak bisa melihat apa yang ada di bawah jurang.
Byuuur
Ki ludira dan Arya terjatuh , ternyata di dasar jurang ada danau yang cukup luas, mereka terselamatkan walau badan sakit menghantam permukaan air , beruntung Ki ludira mengerahkan tenaga dalam nya pada mereka berdua, kalau tidak sudah pasti badan Arya akan patah tulang dan terluka .
Ludira dengan cepat menyeret Arya yang pingsan ke pinggiran , saat sampai di pinggir danau tenaga Ki ludira habis, ia pun jatuh pingsan karena kelelahan dan juga luka dalam yang beracun karena terkena pukulan tapak merah
" apa yang harus kita lakukan ayah!" teriak Luwi, ia tak terima buntelan kain itu ikut masuk ke dalam jurang.
Tapak merah melihat sekelilingnya ,lalu menggeleng .
Tak ada cara untuk turun ke bawah, ayo kita pulang, sebelum pendekar yang lain berdatangan.
Tanpa menunggu persetujuan anaknya Tapak merah menarik tangan Luwi dan melesat pergi dengan mengandalkan ilmu meringankan tubuh.
" ugh"
Arya terbangun dan melihat ke sekeliling , ia melihat Ki Ludira sedang memanggang ikan.
" Kamu sudah bangun?" tanya Ki ludira ,
" sudah kek, terima kasih sudah menolongku" ucap Arya sopan dan membungkuk memberi penghormatan juga rasa terima kasihnya.
Ki ludira tak menjawab ia menyerahkan seekor ikan yang telah matang pada Arya,
" makanlah, " ucapnya ia juga menyantap satu ikan .
Arya yang memang lapar menerima dan langsung memakan ikan yang di sodorkan Ki Ludira.
Ki Ludira tersenyum melihat Arya makan seperti kelaparan. ia kembali bersemedhi mencoba melawan racun yang menyerangnya. Tenaga nya pulih namun racun itu semakin kuat
" Kamu harus terbiasa hidup di sini nanti" ucap Ki Ludira pada Arya,
" lho kok sendiri, bukankah ada kakek di sini, apa kakek mau pergi dari sini, tolong ajak aku kek" ucap Arya ketakutan bila di tinggal oleh Ki ludira .
" aku terkena serangan Tapak Merah yang sangat beracun, racun ini tak ada penawarnya selain di obati oleh Tapak Merah sendiri " desah Ki Ludira pasrah.
" tuk "
" tuk "
Tiba tiba Ki ludira menotok Arya , tubuh Arya menjadi lemas tak bertenaga , mulutnya pun tak bersuara.
" dari pada di bawa mati , lebih baik aku berikan pada Arya tenaga dalam milikku ini" gumam Ki ludira . rupanya Ki ludira ingin memberikan tenaga dalamnya yang sudah di latih puluhan tahun olehnya pada Arya.
" aku akan memberikan tenaga dalamku, aku harap kamu menjadi pendekar yang membela kebenaran." ucap Ki Ludira . Arya ingin menolak , tapi mulutnya tak bisa berkata , dan tubuhnya lemas tak bisa di gerakan.
ia pernah mendengar bila seseorang yang memberikan tenaga dalamnya maka ia akan mati karena kehabisan energi penopang kehidupannya.
Ki ludira menempelkan kedua tangannya pada punggung Arya, dan ia mulai mengoperkan tenaganya pada Arya.
Arya merasakan satu aliran hangat dari tangan Ki Ludira , namun lama kelamaan hawa yang di salurkan Ki Ludira menjadi panas .
Ternyata selain tenaga dalam milik Ki ludira , racun yang berada di tubuh Ki ludira pun ikut masuk ke dalam tubuh Arya menjadi satu dengan tenaga dalam itu yang membuat Arya kepanasan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments