Perut ini, luka ini..

Aku berdiri di depan jendela, memandangi pagi yang mendung. Tanganku secara refleks menyentuh perutku yang masih datar.

Masih tak terlihat. Tapi aku tahu, ada kehidupan kecil yang tumbuh di sana. Sebuah kehidupan yang datang dari luka, tapi tak layak menanggung beban pengkhianatan.

Sudah tiga hari sejak aku tahu aku hamil.

Tiga hari sejak aku memutuskan… tidak akan memberitahu Raka.

Aku datang ke rumah sakit seorang diri.

Berjalan perlahan menyusuri lorong beraroma antiseptik, dengan buku catatan kehamilan yang baru saja diberikan perawat. Di dalamnya ada nama bayiku, yang masih kusebut Baby N, karena aku bahkan belum siap memilih nama.

“Usia kandungan Ibu sekitar lima minggu,” kata dokter sambil tersenyum. “Kondisinya bagus. Tapi Ibu harus hindari stres, ya. Sangat penting untuk menjaga emosi saat kehamilan awal.”

Aku hanya mengangguk pelan.

Andai semudah itu...

Bagaimana aku bisa tenang saat orang yang seharusnya menjagaku malah menusukku dari belakang?

Saat aku keluar dari rumah sakit, dunia terasa ramai. Tapi dalam kepalaku hanya ada satu suara: pergi atau bertahan?

Aku memikirkan rumah kontrakan kecil milik pamanku di Bandung. Tempat itu kosong, jauh dari keramaian, dan tak seorang pun akan tahu aku ada di sana.

Kalau aku pergi… aku bisa memulai lagi. Menata hidup tanpa perlu melihat wajah Tania atau Raka.

Tapi bagaimana dengan pekerjaanku? Tabunganku? Masa depanku?

Aku bukan superwoman. Aku cuma perempuan yang hancur, mencoba berdiri lagi dengan perut yang akan membesar bulan depan.

Malamnya, aku duduk di meja makan. Ibu menatapku penuh perhatian.

“Kamu masih ingin merahasiakan kehamilan ini dari Raka?” tanyanya pelan.

Aku menatap piring nasi yang sudah dingin. “Aku nggak tahu apa yang Raka akan lakukan. Mungkin dia akan menganggap bayi ini sebagai beban.”

“Tapi dia ayahnya.”

“Dan dia juga laki-laki yang tidur dengan sahabatku, Ma.”

Hening menyelimuti ruangan. Aku bisa melihat mata ibuku memerah, tapi dia menahan air matanya.

“Lakukan apa pun yang membuatmu tenang, Nayla. Tapi ingat… kamu nggak sendiri. Ibu disini untukmu”

Besoknya, saat aku sedang memasukkan cucian ke mesin, bel rumah berbunyi. Aku buru-buru menghapus keringat dan membuka pintu.

Dan di sanalah dia.

Tania.

Dengan blouse putih dan senyum seolah tak terjadi apa-apa.

"Nay... aku bisa bicara sebentar?"

Aku berdiri mematung. Tanganku mengepal di balik pintu. Tapi tubuhku tak bergerak.

"Please… aku cuma mau menjelaskan."

"Udah cukup banyak yang terjadi, Tan. Aku nggak butuh penjelasan. Aku butuh kamu—hilang dari hidupku."

Dia menunduk, air matanya jatuh. “Aku… aku beneran nggak bermaksud nyakitin kamu. Semuanya salah. Aku... nggak bisa ngelawan perasaan aku ke Raka…”

Aku menghela napas panjang.

“Jadi kamu milih ngelawan logika, nginjak harga diriku, dan tidur sama suami sahabatmu?”

Tania menangis. Tapi aku tidak.

Air mataku sudah habis sejak malam itu.

Sebelum Tania sempat membalas, aku menutup pintu.

Kudengar dia mengetuk, lalu menangis pelan di luar rumah. Tapi aku tak peduli lagi.

Aku kembali ke kamar, merebahkan tubuhku di ranjang. Perutku masih datar, tapi terasa hangat saat kusentuh. Ada satu makhluk mungil di sana yang tak tahu apa-apa… tapi membuatku kuat.

"Kita hanya punya satu sama lain sekarang, Nak… dan Mama janji, kita akan bertahan."

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Bagus Nayy 💪😡

2025-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Hotel itu dan dua orang yang ku kenal..
2 Ternyata sudah lama..
3 Perut ini, luka ini..
4 Aku tak akan menjadi ibu yang lemah..
5 Meninggalkan kota ini..
6 Jejak masa lalu datang lagi..
7 Luka yang belum sembuh.
8 Langkah baru yang masih gemetar..
9 Surat cerai..
10 Luka yang tak pernah sembuh..
11 "Jangan paksa aku kembali"..
12 Harga diri yang tersisa..
13 Harga dari sebuah keangkuhan..
14 Tekanan di balik pintu kontrakan..
15 Retak dan tak bisa disusun kembali..
16 Pecahnya semua kendali..
17 Di tengah penyesalan yang terlambat..
18 Luka yang belum tuntas..
19 Langkah pertama menuju akhir..
20 Jejak luka di aroma kopi..
21 Suara dari seberang hati..
22 Titik balik yang penuh luka dan harapan..
23 Maaf yang tak terucap..
24 Pertemuan tak diundang..
25 Luka yang tak mudah pulih..
26 Luka yang tak dapat di sangkal..
27 Cinta yang ditutupi luka..
28 Sidang pertama..
29 Pertemuan rahasia Raka dan Aldi..
30 Menyiapkan esok yang menentukan..
31 Tersimpan dalam sebuah tatapan..
32 Usai sidang, Luka yang belum usai..
33 Tanya yang tertunda..
34 Sidang terakhir penentuan..
35 Bara yang membakar..
36 Saat semua telah usai..
37 Pelan tapi pasti..
38 Perjalanan kecil yang hangat..
39 Hujan, Senja dan diam yang nyaman..
40 Saat luka belum sembuh..
41 Jalan yang kupilih..
42 Peresmian yang penuh luka..
43 Restu yang mendadak..
44 Maaf yang terlambat..
45 Penghujung nasehat..
46 Ratapan setelah kepergian..
47 Diantara rasa bersalah dan kehampaan..
48 Bayangan di balik tidur..
49 Pertemuan yang membakar..
50 Retakan yang semakin dalam..
51 Rasa yang tumbuh dalam diam..
52 Aku janji, bu..
53 Pecahan yang tak pernah benar-benar menyatu..
54 Penantian dan histeria..
55 Sekarang kamu puas, kan??
56 Bayangan kehilangan..
57 Luka yang masih terbuka..
58 Buruk sangka Tania..
59 Diujung tanduk..
60 Sebuah rasa..
61 Amarah yang membabi buta..
62 Luka yang tak terlihat..
63 Kenyataan yang tak bisa lagi ditutupi..
64 Ultimatum..
65 Membakar dalam diam..
66 Rapat yang menyesakkan..
67 Kamar putih yang menghakimi..
68 Warna warni di antara abu abu
69 Pertemuan di balik kaca..
70 Titik nadir..
71 Badai yang datang..
72 Persalinan dini..
73 Diujung panik
74 Luka yang tak pernah sembuh..
75 Bantuan yang melegakan..
76 Tanggung jawab yang tak bisa diabaikan..
77 Kepercayaan yang tersisa..
78 Janji setelah hujan..
79 Kontrakan baru di desa..
80 Hal terpenting..
81 Hadiah besar???
82 Pulang bersama luka..
83 Kejujuran yang pahit..
84 Aku gagal..
85 Menerima keadaan..
86 Yang tersisa..
87 Harta yang harus dilepas..
88 Hak untuk Nayla..
89 Salah alamat..
90 Telepon yang membuat hening..
91 Amarah yang tak pernah padam..
92 Rencana lama yang kembali..
93 Batas yang ditegaskan..
94 Jejak yang tersisa..
95 Cara halus Tania..
96 Kejujuran ALdi..
97 Perjalanan pahit ke desa..
98 Awal hidup di desa..
99 Rencana Tania..
100 Peringatan Keras..
101 Kejujuran yang menguatkan..
102 Dendam..
103 Bara dendam..
104 Kontraksi..
105 Tertangkap..
106 Sudah diamankan..
107 Tangisan pertama..
108 Talak di Balik Jeruji..
109 Pulang ke Rumah..
110 Bayangan keluarga yang hilang..
111 Dua Pria di Pagi Hari..
112 Pertanyaan yang tertahan..
113 Janji Pagi Buta..
114 Restu yang dinanti..
115 Restu di ambang pintu..
116 Pulang dengan luka dan harapan..
117 Bayangan yang tak pergi..
118 Restu yang tergantung..
119 Luka yang tak terucap..
120 Menjemput restu..
121 Restu yang Membuka Jalan..
122 Permohonan yang berbalik ancaman..
123 Bayangan ancaman..
124 H-1 Antara janji dan Ancaman..
125 Jalan yang dipilih..
126 Tamat?? atau ada awal yang lain??
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Hotel itu dan dua orang yang ku kenal..
2
Ternyata sudah lama..
3
Perut ini, luka ini..
4
Aku tak akan menjadi ibu yang lemah..
5
Meninggalkan kota ini..
6
Jejak masa lalu datang lagi..
7
Luka yang belum sembuh.
8
Langkah baru yang masih gemetar..
9
Surat cerai..
10
Luka yang tak pernah sembuh..
11
"Jangan paksa aku kembali"..
12
Harga diri yang tersisa..
13
Harga dari sebuah keangkuhan..
14
Tekanan di balik pintu kontrakan..
15
Retak dan tak bisa disusun kembali..
16
Pecahnya semua kendali..
17
Di tengah penyesalan yang terlambat..
18
Luka yang belum tuntas..
19
Langkah pertama menuju akhir..
20
Jejak luka di aroma kopi..
21
Suara dari seberang hati..
22
Titik balik yang penuh luka dan harapan..
23
Maaf yang tak terucap..
24
Pertemuan tak diundang..
25
Luka yang tak mudah pulih..
26
Luka yang tak dapat di sangkal..
27
Cinta yang ditutupi luka..
28
Sidang pertama..
29
Pertemuan rahasia Raka dan Aldi..
30
Menyiapkan esok yang menentukan..
31
Tersimpan dalam sebuah tatapan..
32
Usai sidang, Luka yang belum usai..
33
Tanya yang tertunda..
34
Sidang terakhir penentuan..
35
Bara yang membakar..
36
Saat semua telah usai..
37
Pelan tapi pasti..
38
Perjalanan kecil yang hangat..
39
Hujan, Senja dan diam yang nyaman..
40
Saat luka belum sembuh..
41
Jalan yang kupilih..
42
Peresmian yang penuh luka..
43
Restu yang mendadak..
44
Maaf yang terlambat..
45
Penghujung nasehat..
46
Ratapan setelah kepergian..
47
Diantara rasa bersalah dan kehampaan..
48
Bayangan di balik tidur..
49
Pertemuan yang membakar..
50
Retakan yang semakin dalam..
51
Rasa yang tumbuh dalam diam..
52
Aku janji, bu..
53
Pecahan yang tak pernah benar-benar menyatu..
54
Penantian dan histeria..
55
Sekarang kamu puas, kan??
56
Bayangan kehilangan..
57
Luka yang masih terbuka..
58
Buruk sangka Tania..
59
Diujung tanduk..
60
Sebuah rasa..
61
Amarah yang membabi buta..
62
Luka yang tak terlihat..
63
Kenyataan yang tak bisa lagi ditutupi..
64
Ultimatum..
65
Membakar dalam diam..
66
Rapat yang menyesakkan..
67
Kamar putih yang menghakimi..
68
Warna warni di antara abu abu
69
Pertemuan di balik kaca..
70
Titik nadir..
71
Badai yang datang..
72
Persalinan dini..
73
Diujung panik
74
Luka yang tak pernah sembuh..
75
Bantuan yang melegakan..
76
Tanggung jawab yang tak bisa diabaikan..
77
Kepercayaan yang tersisa..
78
Janji setelah hujan..
79
Kontrakan baru di desa..
80
Hal terpenting..
81
Hadiah besar???
82
Pulang bersama luka..
83
Kejujuran yang pahit..
84
Aku gagal..
85
Menerima keadaan..
86
Yang tersisa..
87
Harta yang harus dilepas..
88
Hak untuk Nayla..
89
Salah alamat..
90
Telepon yang membuat hening..
91
Amarah yang tak pernah padam..
92
Rencana lama yang kembali..
93
Batas yang ditegaskan..
94
Jejak yang tersisa..
95
Cara halus Tania..
96
Kejujuran ALdi..
97
Perjalanan pahit ke desa..
98
Awal hidup di desa..
99
Rencana Tania..
100
Peringatan Keras..
101
Kejujuran yang menguatkan..
102
Dendam..
103
Bara dendam..
104
Kontraksi..
105
Tertangkap..
106
Sudah diamankan..
107
Tangisan pertama..
108
Talak di Balik Jeruji..
109
Pulang ke Rumah..
110
Bayangan keluarga yang hilang..
111
Dua Pria di Pagi Hari..
112
Pertanyaan yang tertahan..
113
Janji Pagi Buta..
114
Restu yang dinanti..
115
Restu di ambang pintu..
116
Pulang dengan luka dan harapan..
117
Bayangan yang tak pergi..
118
Restu yang tergantung..
119
Luka yang tak terucap..
120
Menjemput restu..
121
Restu yang Membuka Jalan..
122
Permohonan yang berbalik ancaman..
123
Bayangan ancaman..
124
H-1 Antara janji dan Ancaman..
125
Jalan yang dipilih..
126
Tamat?? atau ada awal yang lain??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!