Bab 3 Motor Matik Pink

"Maaf, ini bukan tempat parkir nenek moyangmu, kan?" bisik Syafa sambil melipatkan kedua telapak tangan di depan mobil van tersebut. Lalu berlari kencang menuju toko tempat kerjanya. Meninggalkan motor matiknya terparkir disana dengan berat hati.

Ketika berlari, sesaat sorot mata Syafa tertuju pada panggung utama. Menatap sang penyanyi idola yang tengah di teriaki ribuan penonton. Dengan susah payah dia melewati kerumunan penonton tersebut. Siapa, ya? Wajahnya tidak asing, bisik Syafa dalam hati, ketika sekilas menatap sang penyanyi. Terserah, ah. Gak penting, lanjutnya.

Selang beberapa menit. Syafa membuka pintu toko dengan pelan. Dia berusaha untuk tidak ketauan oleh lbu Laila. Pemilik toko tersebut. Bukan apa-apa. Terlalu sering dimaklumi Ketika datang telat membuat Syafa tak enak hati. Tapi…

"Kamu sudah datang?" Syafa menggigit bibir bawah saat Bu Laila memergokinya. Dia memutar tubuh, lalu melukiskan senyuman tepat ketika bertatapan dengan Ibu yang usianya menginjak kepala lima itu.

"Kamu habis lari maraton?"

"I-iya, Bu. Maaf telat. Jalanan macet sekali. Ada konser yang gak penting tadi," bela Syafa.

Bu Laila tersenyum. "Sana, minum dulu. Lalu bantu lbu merapihkan bunga tulip, ya."

"Ya. Siap Ibu Bos," canda Syafa. Lalu berjalan cepat menuju bagian belakang toko, dan menyapa Syifa, teman kerja sekaligus kembarannya. Kembaran tapi beda ibu beda bapak. Ya, namanya saja yang seperti kembaran. Syafa, Syifa.

Cring...

Tepat setelah Syafa minum, suara gemerincing pintu tanda ada yang membukanya terdengar nyaring.

"Selamat datang. Assa..." sambut Syafa tertahan.

Deg.

Jantungnya berdebaran. Wajahnya serentak memerah ketika menatap kedatangan seorang lelaki memasuki toko. Lalu wanita itu serentak memutar tubuh, membelakanginya.

"Hey, Syifa. Tolong layani pembeli yang baru masuk. Aku di suruh membatu Ibu, ya." Syafa bicara dengan berbisik. Membuat Syifa mengangkat sebelah alis. Merasa heran.

"Oh, ini... Ini bapak pembawa acara berita kan?! Waah... Selamat datang Pak... Senang sekali bisa dikunjungi Bapak. Mau pesan bunga apa?" sambut Syifa penuh antusias. Sementara Syafa, dia sibuk sembunyi dibalik bunga-bunga.

"Saya masih muda lo, Mba. Tidak usah panggil Bapak," komentar lelaki yang dihindari Syafa itu dengan ramah.

"lya, baiklah Kak Barra Rafeyfa Galal..."

"Mba tau nama saya?"

"Ah... Kakak. Siapa yang tidak kenal dengan pembawa acara berita ganteng seperti Kakak, coba? Ehehe."

"Begitu? Saya terharu jadinya. Kalau begitu saya pesan bunga mawar dua ya, Mba," ucap lelaki bernama Barra dengan postur tubuh tegap tersebut penuh ramah.

"Waaah... Dua? Oke. Karena Kakak ganteng dan ramah. Tidak apa-apa. Saya maklumi meskipun punya pacar dua," Syifa asal tebak.

"Hm?” komentar Bara. Ada senyuman yang cukup lebar terbit diwajahnya. “Terimakasih atas pengertiannya. Asal Mba tau. Bunganya satu untuk pacar saya yang usianya 50 tahun lebih, dan satu lagi, untuk Mba," kata Barra.

"Lima Puluh?"

"Ya, Ibu saya," jelas Bara dengan seulas senyuman hangat.

"Hm, romantis sekali. Tapi.. kenapa untuk ku?" Wajah Syifa tampak berbinar.

"Karena Mba sudah tau nama saya." Bara dan Syifa tertawa.

Ketika Syifa asik bicara dengan lelaki bernama Barra. Di sisian toko, Syafa tengah berusaha mengendalikan degup jantungnya. Ya, sama seperti Syifa, dia pun mengagumi lelaki itu. Mengagumi kecerdasannya. Menyukai pekerjaan yang menjadi cita-citanya sejak dulu. Cita-cita yang tak jua tercapai. Ya, lelaki itu memiliki segala yang disukainya. Kecerdasan, dan pekerjaan. Presenter. Jika Allah mengizinkan, suatu saat Syafa ingin menjadi seorang presenter.

Sementara itu, di tengah alun-alun kota, seorang penyanyi dengan paket komplit ketampanan dan tubuh atletisnya tengah berjalan cepat menuju mobil van putih miliknya. Lelaki itu dikelilingi banyak bodyguard serta assistant.

"Bisa lebih cepat jalannya?!" bisik sang penyanyi pada seorang manajer bertubuh tambun yang berjalan didepannya dengan penekanan.

"Ini juga sedang berusaha. Kamu tau sendiri fans mu gila-gila semua," tuturnya.

"Saya potong gaji kamu kalau sampai ada wanita yang menyentuh saya!" ancam penyanyi yang diteriaki Kak Laki itu, tegas. Lalu memamerkan senyuman pada para fans nya.

"Gila. Sadis lu!" bisik lelaki tambun bernama Damar itu tersungut-sungut.

"Lalu buat apa saya membayar banyak bodyguard kalau fans saya masih tetap bisa sentuh saya?! Kalau ada yang berhasil sentuh saya, lalu jadi gosip. Dosanya tanggung sama, lu!"

"Ya elah, sentuh dikit mah gak dosa kali. Gak pake napsu."

"Lu gak bisa lihat?! Tatap mata mereka penuh napsu semua!! Sampai akhir title King Of Untouchable Singer bakalan saya pertahankan!"

"Ya, ya. Baiklah. Masuk mobil! Aman kan? Gak tersentuh?! Catat! gaji saya gak di potong!" rutuk Damar sambil membukakan pintu mobil van untuk Laki. Ya, begitulah. Karena Damar teman sejak SMA yang terus mengikuti Laki sampai sekarang, cara bicara mereka satu sama lain seringkali berubah-ubah. Kadang saya kamu, kadang lu gua, dan lain-lain. Tergantung mood.

Laki menghempaskan napas lega. Membuka kaca mata. Menyandarkan tubuh di jok mobil. Dia berusaha menenangkan hatinya yang tegang. Setiap kali selesai konser, ketegangan itu selalu dialaminya. Takut tiba-tiba saja fans nya menyentuh dirinya, memeluknya. Jujur Laki takut sendiri membayangkan hal itu.

Meskipun Kak Laki seorang penyanyi, diusahakan jangan terlalu sering bersentuhan dengan lawan jenis, ya. Bukan mahram. Dosanya sampe ke Ami sama Abi. Itu amanat Ami Halila. Ami kecintaannya. Makanya, sekuat tenaga Laki berusaha mena’ati perintah Ami nya. Dan terlebih perintah Sang Penguasa Semesta.

Setelah beberapa menit, Laki yang tengah memejamkan mata dan menutup telinga dengan headset, perlahan membuka mata. Ada yang tidak beres. Sejak lama mobil nya tak jua melaju. Ada apa?

"Pak Maman, kenapa mobilnya gak maju-maju? Mana Damar?" tanyanya.

"Oh, itu Den. Mobilnya... Mobilnya tidak bisa maju," jawab Pak Maman ragu.

"Mogok maksudnya?"

"Bukan, Den. Itu... di depan mobil banyak motor yang parkir," jelasnya.

"Apa?! Bukannya kita sudah bayar lebih supaya parkiran di depan mobil kita di kosongkan?!"

"lya, Den. Tapi... Sepertinya ada yang memindahkan plangnya. Motor matik pink menjadi ketua geng penghalang mobil ini, Den. Lihatlah," anjur Pak Maman.

Serentak Laki mendongak ke kaca depan mobil. Dan dia melihat motor matik pink terparkir manja tepat di depan mobilnya. Seorang diri. Lalu di belakang motor matik pink tersebut berjejer belasan motor terparkir lainnya. Ya, benar kata Pak Maman. Motor matik pink ketua geng nya, rutuk Laki dalam hati.

Laki mulai mengetik pesan di layar handphone yang di tujukan pada Damar.

“Saya tidak peduli bagaimana caranya! Cari tau pemilik motor matik pink yang menyebalkan itu sampai ketemu! Tuntut! Kalau perlu perkarakan ke pengadilan!”

Damar menunjuk pesan yang di kirim Laki menggunakan jari telunjuk dan jari tengah. Dia bayangkan dua bola mata sahabatnya itu tertengger di layar handphone dan di tusuk-tusuk oleh kedua jari tangannya. Kalau ngomong tuh enteng banget ni anak, Damar membatin.

To be continued ...

Terpopuler

Comments

Kimo Miko

Kimo Miko

jika kamu tahu siapa yang punya motor matic pink apakH tetap kamu perkarakan?

2025-09-19

1

Jemiiima__

Jemiiima__

kirain jika allah mengizinkan syafa ingin bersama ka Barra 😂

2025-09-05

1

TokoFebri

TokoFebri

Syafa sembunyi. sebelum dituntut ke pengadilan haahaha

2025-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prologue
2 Bab 2 Dilarang Parkir Disini
3 Bab 3 Motor Matik Pink
4 Bab 4 Wanita Berwajah Merah
5 BAB 5 Putra Mahkota
6 BAB 6 Damar dan Kekesalan
7 Bab 7 Lelaki Tak Tersentuh
8 BAB 8 Luka Yang Tak Pernah Hilang
9 BAB 9 Pangeran Tanpa Kuda
10 BAB 10 Buah Simalakama
11 BAB 11 Bukan Sepatu Kaca
12 BAB 12 Kejadian Berdarah
13 BAB 13 Hoax Issue
14 BAB 14 Terjadi Juga
15 BAB 15 Handsome and The Beast
16 BAB 16 Tak Bisa Abai
17 Bab 17 Sulit Untuk Sepakat
18 Bab 18 Merajut Benang Kusut
19 BAB 19 Gardia Family
20 BAB 20 Istana Berdinding Angin
21 BAB 21 Mencari Restu
22 BAB 22 Seperti Janji Sungguhan
23 BAB 23 Ibu
24 BAB 24 Halal yang Tersirat
25 BAB 25 Konferensi Pers
26 BAB 26 Selain Pers dan Fans
27 BAB 27 Malam yang Basah
28 BAB 28 Diferent Night
29 BAB 29 Bulan-Bulanan
30 BAB 30 Dunia Lain
31 BAB 31 SOP
32 BAB 32 Ketidak Sempurnaan
33 BAB 33 Hidangan Lelaki Tampan
34 BAB 34 Tamu Ber-jas
35 BAB 35 Annoying Guy
36 BAB 36 Kutukan
37 BAB 37 Harga Sebuah Kutukan
38 BAB 38 Nayala?
39 BAB 39 Wanita Bergaun Darah
40 BAB 40 Kejutan Bin Surprise
41 BAB 41 Balayi
42 BAB 42 Goreme
43 BAB 43 Cennet Cave Hotel
44 BAB 44 Byyuurrr!
45 BAB 45 Gujel Cafe
46 BAB 46 Perdebatan dan Perhatian
47 BAB 47 Dingin Tapi Manis
48 BAB 48 Balon Udara
49 BAB 49 Wanita Merepotkan
50 BAB 50 Kembali
51 BAB 51 Sumbu Z
52 BAB 52 Bukan Canggung Hanya Belum Terbiasa
53 BAB 53 Kopi Milik Kita
54 BAB 54 Subjek Atau Objek
55 BAB 55 Biri-Biri Atau Domba
56 BAB 56 Wis Angel!
57 BAB 57 Hanya Peduli
58 BAB 58 Ketika Jiwa dan Raga di Tempat Berbeda
59 BAB 59 Gembala Biri-Biri
60 BAB 60 Hari Spesial
61 BAB 61 Kembali Padaku
62 BAB 62 Kamu Gila!
63 BAB 63 Bersamamu untuk Kembali Padanya
64 BAB 64 Tidak Ada Lagi Janji
65 BAB 65 Oh My Gosh Mas!
66 BAB 66 Pencitraan
67 BAB 67 Inikah Rindu?
68 BAB 68 Singapura
69 BAB 69 Pedih Tak Bertepi
70 BAB 70 Hujan dan Gelisah
71 BAB 71 Kembali ke Pelukan Ami
72 BAB 72 Hening dan Tangisan
73 BAB 73 Sesak dan Khawatir
74 BAB 74 Kehangatan Sesaat
75 BAB 75 Ditampar Kenyataan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Prologue
2
Bab 2 Dilarang Parkir Disini
3
Bab 3 Motor Matik Pink
4
Bab 4 Wanita Berwajah Merah
5
BAB 5 Putra Mahkota
6
BAB 6 Damar dan Kekesalan
7
Bab 7 Lelaki Tak Tersentuh
8
BAB 8 Luka Yang Tak Pernah Hilang
9
BAB 9 Pangeran Tanpa Kuda
10
BAB 10 Buah Simalakama
11
BAB 11 Bukan Sepatu Kaca
12
BAB 12 Kejadian Berdarah
13
BAB 13 Hoax Issue
14
BAB 14 Terjadi Juga
15
BAB 15 Handsome and The Beast
16
BAB 16 Tak Bisa Abai
17
Bab 17 Sulit Untuk Sepakat
18
Bab 18 Merajut Benang Kusut
19
BAB 19 Gardia Family
20
BAB 20 Istana Berdinding Angin
21
BAB 21 Mencari Restu
22
BAB 22 Seperti Janji Sungguhan
23
BAB 23 Ibu
24
BAB 24 Halal yang Tersirat
25
BAB 25 Konferensi Pers
26
BAB 26 Selain Pers dan Fans
27
BAB 27 Malam yang Basah
28
BAB 28 Diferent Night
29
BAB 29 Bulan-Bulanan
30
BAB 30 Dunia Lain
31
BAB 31 SOP
32
BAB 32 Ketidak Sempurnaan
33
BAB 33 Hidangan Lelaki Tampan
34
BAB 34 Tamu Ber-jas
35
BAB 35 Annoying Guy
36
BAB 36 Kutukan
37
BAB 37 Harga Sebuah Kutukan
38
BAB 38 Nayala?
39
BAB 39 Wanita Bergaun Darah
40
BAB 40 Kejutan Bin Surprise
41
BAB 41 Balayi
42
BAB 42 Goreme
43
BAB 43 Cennet Cave Hotel
44
BAB 44 Byyuurrr!
45
BAB 45 Gujel Cafe
46
BAB 46 Perdebatan dan Perhatian
47
BAB 47 Dingin Tapi Manis
48
BAB 48 Balon Udara
49
BAB 49 Wanita Merepotkan
50
BAB 50 Kembali
51
BAB 51 Sumbu Z
52
BAB 52 Bukan Canggung Hanya Belum Terbiasa
53
BAB 53 Kopi Milik Kita
54
BAB 54 Subjek Atau Objek
55
BAB 55 Biri-Biri Atau Domba
56
BAB 56 Wis Angel!
57
BAB 57 Hanya Peduli
58
BAB 58 Ketika Jiwa dan Raga di Tempat Berbeda
59
BAB 59 Gembala Biri-Biri
60
BAB 60 Hari Spesial
61
BAB 61 Kembali Padaku
62
BAB 62 Kamu Gila!
63
BAB 63 Bersamamu untuk Kembali Padanya
64
BAB 64 Tidak Ada Lagi Janji
65
BAB 65 Oh My Gosh Mas!
66
BAB 66 Pencitraan
67
BAB 67 Inikah Rindu?
68
BAB 68 Singapura
69
BAB 69 Pedih Tak Bertepi
70
BAB 70 Hujan dan Gelisah
71
BAB 71 Kembali ke Pelukan Ami
72
BAB 72 Hening dan Tangisan
73
BAB 73 Sesak dan Khawatir
74
BAB 74 Kehangatan Sesaat
75
BAB 75 Ditampar Kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!