"Sekarang katakan pada istrimu itu, kalau tidak ada baju yang sama untuk dia. Karena Mama tidak pernah menganggap dia sebagai menantu," sentak Mama Sovi, membuat Naura bergegas kembali ke dalam kamar.
Ia tak ingin Azriel tahu kalau sebenarnya ia mendengar pembicaraan keduanya.
Naura mengusap air matanya dengan kasar. Wanita itu terpaksa harus memoles kembali wajahnya agar tidak terlihat habis menangis.
Meskipun sebenarnya ia sangat malas jika harus bermake-up tebal seperti itu.
Begitu sampai di kamar, Naura langsung menutup pintu agar sang suami tidak merasa curiga.
Ia kembali duduk di meja rias, memperbaiki riasannya yang basah karena air mata.
Namun, gerakan tangannya seketika terhenti saat melihat pantulan wajahnya di dalam cermin.
"Apa orang desa sehina itu di mata kalian? Apa karena warna kulitku tidak seputih menantu Mama yang lain? Apa derajatku benar-benar tidak ada artinya karena aku tidak berpangkat dan memakai baju seragam seperti istrinya Mas Rio dan Mas Rangga?" Naura bergumam pelan sambil terus menatap pantulan wajahnya.
"Tidak, Naura. Kamu tidak seburuk itu, mereka hanya tidak tahu berapa banyak pendapatan kamu setiap bulan." Naura menggelengkan kepalanya demi menyemangati diri.
Padahal awalnya ia akan memberitahu mertuanya apa saja usahanya di desa.
Ia ingin mertuanya itu merasa bangga dan merasa senang memiliki menantu seperti dirinya.
Tapi, sepertinya ia akan memilih diam saja sambil terus memantau sang suami dalam mempertahankan dirinya di keluarga itu.
"Sayang," ucapan Azriel menyadarkan Naura dari lamunannya.
Dengan cepat ia memoles sedikit bedak tabur di bagian pipi dan kembali menoleh ke arahnya.
Raut wajah Azriel terlihat cemas dan tidak enak, ia sedang memutar otak untuk menjelaskan semuanya pada sang istri tanpa melukai perasaannya.
"Kenapa, Mas? Kenapa kamu seperti bingung begitu? Mana bajunya?" tanya Naura sambil menengadahkan tangannya.
Wanita itu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, ia merasa penasaran dengan sikap apa yang akan diambil oleh sang suami.
Naura sebenarnya tahu kalau hal ini berat untuk suaminya, tapi tetap saja ia harus bersikap layaknya seorang istri.
"Emhhh, Sayang. Sebenarnya Mama bilang kalau baju kamu sudah dijahit dengan baju milik Mbak Ria dan Mbak Tina. Tapi... ternyata baju kamu belum selesai dijahit, masih di tempat tukang jahit. Jadi, Mama belum kasih bajunya sama kamu," Azriel menjelaskan dengan sedikit terbata.
Naura sebenarnya merasa iba saat melihat wajah suaminya yang tertekan, hanya saja ia berusaha untuk bersikap tenang dan seolah tidak tahu ара-ара.
"Oh ya sudah kalau begitu, Mas. Hanya masalah baju saja, kan? Aku juga masih punya banyak baju untuk datang ke sana," Naura mengukir senyum di setiap kalimatnya.
Azriel menatap sang istri penuh haru. Ia tidak menyangka jika istrinya akan sepengertian ini.
Selain cantik dan lemah lembut, Naura juga ternyata sosok yang penyabar. Begitu pikir Azriel.
"Sungguh, Sayang? Kamu tidak masalah kalau tidak memakai baju yang sama? Kamu tidak sedih?" tanya Azriel yang kembali memastikan.
Naura mengangguk cepat sambil tersenyum.
"Ya sudah, kalau begitu kita berangkat sekarang ya, tunggu sebentar. Aku juga akan ganti baju dulu. Agar kamu tidak sendiri, aku juga akan memakai baju yang warnanya senada dengan bajumu," ucap Azriel sambil membuka baju yang sebelumnya ia kenakan.
"Eh, Mas. Kenapa ganti baju sih? Kamu sudah cocok pakai baju itu. Kenapa malah diganti? Jangan, Mas. Nanti kalau Mama marah bagaimana?" Naura dengan cepat mencegah suaminya untuk berganti pakaian.
Sungguh hal itu pasti akan membuat suasana di rumah semakin memanas.
"Sudah kamu tenang saja. Seperti yang kamu bilang tadi, yang penting kita datang ke acara pernikahan itu. Masalah pakai baju apa, tidak terlalu penting," jawaban Azriel membuat Naura merasa terharu, wanita itu tersenyum lembut ke arah sang suami.
Ternyata suaminya lebih memilih untuk memakai baju yang sama dengannya. Daripada membiarkan istrinya sendiri memakai baju yang berbeda.
Mereka memang menikah atas dasar cinta dan tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
Naura dan Azriel bertemu ketika Azriel datang ke desanya untuk melakukan KKN.
Sekarang Azriel sudah lulus kuliah dan berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas ternama di Jakarta.
Saat itu Azriel menjalani masa KKN dengan beberapa mahasiswa lain untuk melakukan riset.
Secara kebetulan, Azriel melakukan KKN di peternakan milik ayah Naura dan beberapa mahasiswa yang lain di perkebunan milik ayah Naura juga.
Tapi, saat itu Azriel sama sekali tidak tahu jika Naura adalah anak dari pemilik tempat mereka melakukan KKN.
Mungkin karena Naura berasal dari desa, keluarga Azriel tidak ada yang menyukainya.
Mereka menganggapnya kampungan karena tidak memiliki pakaian dan tas-tas mahal.
Terlebih, Naura tidak begitu menyukai hal-hal yang berbau fashion. Wanita itu lebih suka tampil seadanya, selama itu membuatnya nyaman.
"Aku sudah siap, Sayang. Ayo kita berangkat. Kalau seperti ini, kita terlihat seperti pasangan yang sesungguhnya," seru Azriel seraya menggandeng tangan sang istri.
Pria itu benar-benar membuat mood Naura membaik.
Ia pikir suaminya akan membela ibunya karena takut dianggap sebagai anak durhaka.
Tapi ternyata, Azriel masih tetap menghadiri acara itu tanpa harus menyakiti perasaannya.
"Tapi sekarang kamu berbeda dengan mereka, Mas. Aku takut nanti Mama malah marah sama kamu," ucapan Naura membuat Azriel seketika menghentikan langkah.
Pria itu berbalik hingga posisi mereka sekarang saling berhadapan. Kedua tangannya merangkum wajah sang istri.
"Dengar, Sayang. Saat ini hanya perasaan kamu yang harus aku jaga. Mama pasti akan mengerti dengan keputusanku. Mama juga tidak mungkin marah-marah di acara resepsi nanti. Lebih baik sekarang kamu siapkan saja perutmu, kita akan makan banyak di sana nanti," pria itu berbisik di akhir kalimat sehingga membuat Naura tertawa kecil.
"Ya sudah, ayo!" Naura kini kembali bersemangat untuk berangkat.
Hari ini ia sudah tahu bagaimana pandangan sang mertua terhadapnya.
Mulai hari ini, ia sudah membulatkan tekad untuk membuktikan walaupun tanpa jabatan dan seragam seperti menantunya yang lain.
Ia juga bisa memiliki penghasilan lebih banyak.
***********
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
olip
q mmpir thor...lnjut
2025-07-12
0