Lintang sebenarnya mulai tidak nyaman tinggal di rumah kecil itu karena dia merasa tidak bebas namun apalah daya dia tidak bisa berbuat apa-apa. Lintang dia tidak punya pekerjaan atau pun kegiatan apa-apa dan sehari-hari hanya diam di rumah. Lintang pun keluar kamar dan melihat Tantri sedang di dapur untuk menyiapkan makan malam.
"Tan, aku boleh bantu kamu? " tanya Lintang menghampiri Tantri.
"Emang kamu bisa? " Tantri tau jika Lintang belum pernah turun ke dapur.
"Ya aku belajar saja, aku gak mau jika hanya diam di kamar saja, " ucap Lintang.
"Ya sudah kamu lihat dulu saja, coba kamu pelajari nanti setelah paham aku akan ajari kamu, " balas Tantri dengan tersenyum.
"Benar ya, kehidupan itu berputar kita gak akan selalu di atas dan ada kalanya kita di bawah, " ujar Lintang.
"Sebenarnya kita bisa hidup senang namun aku yang menolak karena selama aku bisa aku gak mau pakai jasa orang lain apa lagi rumah ini kecil, " ucap Tantri memberi penjelasan pada Lintang.
"Kalau kamu bosen pergi jalan saja sama temen-temen mu, " saran Tantri.
"Mereka sudah tidak mau berteman dengan ku setelah masalah mama, " balas Lintang lalu duduk di meja makan.
"Em gimana kalau kamu minta kerjaan sama abang kamu, " saran Tantri.
"Dih ogah, males aku ketemu Noval, " balas Lintang yang mang dari awal tidak terlalu dekat dengan Noval.
Semua makanan siap dan Kevin pun sudah pulang lalu mereka langsung makan. Kevin dia memperhatikan Lintang karena dia tau Lintang pasti gak biasa tinggal di rumah kecil seperti ini.
"Minggu depan kita pindah ke rumah kita, " beritahu Kevin membuat Tantri kaget.
"Memang penyewa rumah kita sudah mau pindah? " tanya Tantri.
"Sudah, mereka bilang mereka harus pindah kota karena suaminya pindah tugas lagi, " jawab Kevin.
"Bagus dong bang, biar Lintang sedikit nyaman gak seperti ini kecil, " ujar Tantri.
"Kok aku sih, padahal aku gak masalah kok tinggal disini, " ucap Lintang.
"Kamu gak bisa bohongi abang, abang tau kok kalau kamu gak nyaman tinggal di rumah kecil ini, " ucap Kevin membuat Lintang menunduk.
"Sabar dulu abang lagi perbaiki sebagainya rumah yang sudah mulai usang, " beritahu Kevin dan Lintang tersenyum.
Selesai makan Lintang masuk kamar dan tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada pesan masuk dan saat di lihat ternyata sebuah undangan makan dari temannya besok. Lintang bingung apa dia gak usah datang saja tapi dia gak mau di anggap menghindar. Akhirnya Lintang memutuskan untuk datang ke acara itu. Lintang sudah siap dan dia pamit pada Tantri jika dia pasti akan pulang telat.
"Kamu hati-hati aja, kalau ada apa-apa langsung kabari kami, " pesan Tantri dan Lintang mengangguk.
Lintang pun berangkat dan dia berhenti di sebuah restoran mahal dan langsung masuk. Namun saat masuk ke ruangan yang sudah di pesan Lintang di buat kaget dengan tatapan teman-temannya.
"Gue pikir lo gak akan berani datang setelah apa yang terjadi sama keluarga lo, " ucap salah satu temannya.
Lintang dia tidak menghiraukan tatapan dan ucapan-ucapan yang menyindirnya. Lintang duduk lalu fokus main ponsel. Lintang berusaha menenangkan hatinya agar tidak terpancing emosi.
"Lo dapat keberanian darimana datang ke tempat seperti ini? " tanya Dita salah satu temannya.
"Kalau gue jadi lo, gue gak akan berani datang, "lanjutnya.
" Berarti lo pengecut, "balas Lintang yang kesal dari tadi hanya jadi bahan olok-olokan teman-temannya.
"Kalian bisa gak, gak harus memojokkan Lintang? " bentak Aurel yang punya acara.
"Loh bukannya di rencana lo buat bikin dia malu? " tanya salah satu temannya.
"Gue ngundang Lintang karena gue menghargai dia sebagai teman kita bukan maksud buat bikin dia malu, " jawab Aurel.
"Cukup Rel, lo gak harus bela gue toh gue udah tau maksud lo minta gue datang, kalau lo temen gue seharusnya lo jangan paksa gue buat datang, " ucap Lintang lalu pergi dengan hati yang sakit.
lintang ke luar dari restoran dengan buru-buru membuat dirinya tidak fokus dan menabrak seseorang.
"Maaf, " ucap Lintang dengan menunduk lalu pergi.
Orang yang di tabrak Lintang hendak membalas ucapan Lintang namun Lintang langsung pergi begitu saja.
"Cewek aneh, " gumamnya.
Lintang berjalan di sepanjang trotoar dan berhenti di sebuah halte bis dan duduk di sana cukup lama. Lintang menatap ke atas langit lalu bergumam, "Apa yang sedang kau rencanakan Allah hingga kau porak porandakan keluarga hamba, ".
Setetes air mata jatuh begitu saja membuat Lintang langsung menghapusnya.
"Aku harus kuat karena aku yakin di balik semua ini pasti akan ada akhir bahagia, " ujarnya.
Karena hari sudah malam akhirnya Lintang putuskan untuk pulang dan saat tiba di rumah dia melihat sang abang di depan rumah membuat Lintang sedikit takut.
"Jam berapa ini? " tanya Kevin.
"Maaf aku gak lihat jam, " jawab Lintang.
"Ini bukan di tempat tinggal kita dulu, ini kampung orang abang minta sama kamu tolong jaga sikap jangan sampai orang sini berpikir jika kamu perempuan tidak benar, " omel Kevin setelah mereka di dalam rumah.
"Aku minta maaf bang, " ujar Lintang.
"Ya udah sana masuk!" titah Kevin dan Lintang pun hendak masuk kamar namun Kevin menghentikannya.
"Kamu udah makan? " tanya Kevin.
"Aku gak lapar bang, " jawab Lintang lalu masuk kamar.
Besoknya Lintang bangun pagi dia mulai membantu Tantri membereskan rumah walau masih belajar.
"Abang hari ini mau ke kantor polisi, " beritahu Kevin membuat Lintang kaget.
"Abang mau bertemu mama? " tanya Lintang.
"Abang dapat kabar kalau ada yang mau tebus mama agar mama bisa keluar penjara, " jawab Kevin.
"Siapa? "
"Abang gak tau, " jawab Kevin.
Lintang dan Tantri saling pandang karena setau mereka oma gak mungkin lakukan itu. Sepanjang hari Tantri dan Lintang gak tenang karena ingin segera dapat kabar tentang orang yang membebaskan sang mama. Tiba-tiba Kevin datang dan dari raut wajahnya Lintang bisa menebak jika sang abang dapat kabar yang sangat besar karena raut wajahnya kecewa.
"Gimana bang? " tanya Lintang.
"Mama udah bebas, " jawab Kevin.
Lintang melihat ke luar mencari sang mama namun tidak ada.
"Orang yang membebaskan mama mantan pacar mama dulu, " beritahu Kevin membuat Lintang dan Tantri kaget.
"Dan juga merupakan papa ku, " lanjutnya membuat Lintang dan Tantri semakin kaget.
"Aku anak mama dari pria yang sangat di cintai mama sebelum menikah dengan papa, " Kevin melanjutkan ucapnya dengan lesu.
"Jadi kita saudara satu ibu? " tanya Lintang.
"Iya kita satu ibu, " jawab Kevin.
"Siapa pria itu? " Lintang penasaran.
"Darius Atmaja, " beritahu Kevin.
Lintang kaget karena orang itu merupakan seorang pengusaha terkenal di kota itu dan orang yang sangat di takuti dan berpengaruh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments