Lintang hanya bisa mengurung diri setelah kejadian itu semua karena semua orang pasti akan membicarakan dirinya dengan kejadian semua ini. Hari berlalu begitu saja, namun hari ini tiba-tiba sang papa menemuinya dan mengajaknya bicara.
"Apa yang ingin papa bicarakan? " tanya Lintang setelah berada di hadapan sang papa.
"Kamu jangan mengurung diri terus seperti ini, " ucap sang papa.
"Kenapa?, aku harus bagaimana, tutup telinga dan pura-pura tidak tau dengan apa yang mereka bicarakan gitu? " tanya Lintang dengan nada kesal.
"Papa tau kamu yang paling terluka disini, namun papa tidak bisa berbuat apa-apa. Papa mengajak mu bicara hanya ingin memberimu ini, " ucap sang papa sambil memberikan sebuah kartu bank.
"Ini apa pa? " tanya Lintang menatap sang papa.
"Dalam kartu ini ada uang hasil dari penjualan rumah dan saham milik papa pemberian kakek dan nenek mu, " jawab sang papa.
"Papa jual semua aset papa?, kenapa pa? " tanya Lintang kaget lalu berdiri.
"Papa ingin meninggalkan kota ini, papa gak bisa jika harus tinggal disini terus, " jawab sang papa.
"Lalu aku bagaimana pa? " tanya Lintang dengan suara lemas.
"Keputusan ada di tangan mu, jika kamu mau ikut papa ayo kita pergi dari kota ini, " ucap sang papa.
Lintang hanya bisa menghela nafas lalu mengusap wajahnya. Sang papa berdiri dan sebelum beranjak di berkata "besok papa pergi dan rumah ini harus segera di kosongkan dua hari lagi. Jika mau ikut papa segeralah bereskan semuanya, " sang papa langsung pergi dan Lintang hanya bisa menatap dengan meneteskan air mata.
Lintang merasa tidak ada seorang pun yang memikirkan perasaanya karena semua orang sibuk dengan dirinya sendiri-sendiri. Lintang pun masuk kamar lalu menutup pintu kamar dengan kencang membuat mengeluarkan suara. Lintang berteriak di kamarnya dan melemparkan apa saja yang bisa dilemparnya. Tiba-tiba ponselnya berdering dan ternyata satu pesan masuk dari Tantri istri sang abang.
"Pintu rumah kami terbuka untuk mu, datanglah kapan pun kamu mau, " isi pesan dari Tantri istri Kevin.
Lintang pun dia hanya tersenyum dan merasa ada orang yang masih memperdulikannya. Lintang pun langsung berjalan menuju lemari bajunya dan segera membereskan bajunya ke dalam koper karena dia sudah putuskan untuk tinggal dengan sang abang. Setelah semuanya selesai Lintang langsung menarik kopernya ke luar kamar dan saat melewati kamar sang papa Lintang berhenti dan mengetuk pintu sang papa.
"Ada apa? " tanya sang papa saat membuka pintu, namun sang papa kaget saat melihat Lintang membawa koper.
"Kamu mau pergi kemana? " tanya sang papa lagi.
"Lintang mau pamit, Lintang akan tinggal dengan bang Kevin karena Lintang merasa tidak sanggup jika harus meninggalkan kota ini, " jawab Lintang.
Sang papa tersenyum lalu memegang bahu Lintang dan berkata "apa pun keputusan kamu, papa hanya berharap kamu bahagia, ".
" Aku pergi pa, jaga kesehatan jangan lupa kalau ada apa-apa hubungi aku, "pesan Lintang lalu memeluk sang papa.
" Hati-hati sayang, "ucap sang papa dan Lintang langsung pergi.
Tibanya di luar Lintang sebelum keluar gerbang dia menatap rumah besar di hadapannya, rumah yang hampir dua puluh empat tahun ia tempati kini harus di tinggalkan karena sudah bukan miliknya. Lintang pun langsung keluar dan naik taksi yang sudah menunggunya di depan gerbang. Tak butuh waktu lama Lintang sudah tiba di rumah milik Kevin yang sederhana karena rumah ini berada di perumahaan biasa bukan perumahaan elit. Lintang mun menarik kopernya ke depan rumah kecil di hadapannya lalu mengetuknya.
Seorang wanita cantik dengan memakai hijab membuka pintu dan saat melihat siapa yang datang dia langsung memeluknya.
"Akhirnya kamu datang, aku benar-benar khawatir sama kamu saat tahu kalau papa menjual rumah kalian, " ucap Tantri ya wanita itu Tantri istri dari sang abang Kevin.
"Ayo masuk, " ajak Tantri sambil membantu Lintang membawa barang nya.
"Datang juga kamu, " ucap Kevin di depan pintu kamar.
"Ya mau gimana lagi, cuman abang keluarga ku, " jawab Lintang.
"Siapa bilang?, gue bukan abang kandung lo, " ucap Kevin.
"Biarin, hitung-hitung balas budi sama bokap yang udah ngasih lo makan sama sekolah, " balas Lintang dengan santai.
"Bisa aja lo " omel Kevin.
Lintang dia hanya mengangkat bahu acuh. Tantri dia gak asing lagi dengan perdebatan adik kakak di depannya ini.
"Itu kamar kamu, maaf ya kecil. Ini sementara sampai orang yang menyewa rumah kami pergi baru kita pindah ke rumah yang lumayan luas, " beritahu Tantri.
"Udah kamu santai aja, udah di ajak tinggal di sini aja aku udah senang, " balas Lintang pada Tantri.
"Bagus deh kalau lo tau bersyukur, " ucap Kevin lalu masuk kamar.
"Abang durhaka, " umpat Lintang karena kesal sama Kevin sang abang.
"Kamu tau gak alasan bang Kevin suruh kamu tinggal disini? " tanya Tantri.
"Apa?"
"Biar ada teman berantem dia bilang, " jawab Tantri.
"Oh, " balas Lintang, "aku masuk kamar dulu, kamu tidur saja biar besok aku bereskan bajunya, " ucap Lintang lalu masuk kamar.
Lintang langsung membaringkan tubuhnya karena sudah lumayan mengantuk apa lagi dia sudah marah-marah dan menangis tadi.
Lintang kebangun dari tidurnya karena mencium bau makanan membuat perutnya minta di isi. Lintang pun keluar dan ternyata Tantri sedang membuat makan siang karena Lintang bangun pukul sebelas siang.
"Akhirnya kamu bangun juga, " ucap Tantri.
"Memang kenapa? "tanya Lintang bingung.
" Aku pikir kamu mati, "jawab Tantri.
" Enak aja kalau ngomong, emang jam berapa? "balas Lintang.
"Tuh lihat, " Tantri menunjuk jam dinding.
Lintang meliriknya dan kaget saat melihat jam sebelas siang.
"Gak salah lihat gue, " ucap Lintang kaget.
"Ya makanya aku pikir mati, " ujar Tantri.
Lintang pun membuang Nafas kasar membuat Tantri meliriknya.
"Kenapa kamu? " tanya Tantri.
"Semalam aku merasa nyaman aja saat tidur membuat aku kesiangan, " jawab Lintang.
Tantri duduk di samping Lintang lalu memegang tangannya.
"Mungkin akhir-akhir ini kamu merasa tertekan dan saat masuk ke rumah ini kamu merasa tenang karena semua kenangan di rumah itu hilang dan rumah ini rumah baru kamu, " ucap Tantri.
"Mungkin, aku merasa semua orang menjauh namun saat membaca pesan kamu aku merasa ada harapan baru di hidup ku, " balas Lintang.
"Mulai lah lembaran baru, lupakan kejadian yang sudah coba untuk melihat ke depan temukan kebahagian kamu, " nasehat Tantri.
Lintang pun mengangguk dan tersenyum.
"Ayo makan, aku udah lapar ni, " ajak Tantri dan mereka berdua pun makan.
Kevin dia pergi kerja dan Lintang tau jika Kevin mengelola perusahaan milik sang oma membantu Noval.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments