Terlahir Kembali

Saat mendengar suara langkah kaki Armand yang semakin mendekat, Chika langsung mengambil inisiatif untuk membenturkan kepalanya di dinding. Bertepatan dengan itu, Armand membuka pintu. Anak kedua Keluarga Anggara tersebut terkejut saat melihat kening Chika yang berdarah. Dia langsung berlari menghampiri tubuh Chika.

"Chika, kamu tidak apa-apa?" tanya Armand dengan wajah panik.

"Kakak, aku tidak apa-apa. Kak Luna pasti tidak sengaja mendorongku," jawab Chika,

Gadis licik itu melirik Aluna dengan ekor matanya.

Aluna yakin setelah ini kakak keduanya itu akan marah tanpa mengkonfirmasi hal yang terjadi sebenarnya. Dan hal itu sudah biasa terjadi. Semua orang di rumah ini selalu percaya dengan apa pun yang dikatakan oleh Chika, meski tanpa bukti sekalipun.

"Kenapa kamu terus menerus mengganggu Chika, Luna? Dia kesini untuk memperbaiki hubungan denganmu. Kenapa kamu tidak bisa mengerti sih?" tanya Armand.

"Kalau aku mengatakan dia yang membenturkan sendiri kepalanya ke dinding, apa Kakak akan percaya?" jawab Aluna.

"Jangan mengada-ada kamu! Tidak mungkin ada orang yang sengaja melukai dirinya sendiri!" sentak Armand.

Aluna tertawa lirih. Gadis itu menghela napas panjang.

"Kalau begitu, tidak ada jawaban untuk pertanyaan Kakak," jawab Aluna.

Aluna memalingkan wajahnya. Dia sudah merasa lelah menjelaskan tentang semua yang terjadi karena pada akhirnya semua penjelasan yang ia katakan tidak pernah diterima oleh mereka.

Melihat wajah Aluna yang tampak kecewa, rasa ragu mulai menghinggapi hati Armand.

"Luna–"

"Kak, kepalaku pusing," rengek Chika.

Seperti biasa, wajah sedih gadis itu mampu menarik perhatian Armand.

"Baik-baik. Aku bawa kamu untuk periksa."

Armand menggendong tubuh Chika dan membawanya keluar dari gudang. Kakak kedua Aluna itu lupa dengan tujuan awalnya yang datang ke gudang untuk memastikan Aluna sudah makan atau belum.

"Lagi-lagi seperti ini," gumam Aluna.

Aluna meringis karena merasakan perutnya sudah mulai sakit. Sejak pagi dia belum sarapan. Dan sekarang gara-gara insiden kolam renang, dia dikurung tanpa diberi makanan.

Dua hari sudah berlalu. Aluna masih dikurung tanpa makanan. Gadis itu sudah meminta tolong kepada pelayan untuk memberitahu Keluarganya bahwa ia sakit. Namun, pelayan itu justru terlihat tidak peduli dan enggan melaporkan hal tersebut. Seluruh pelayan dan pengawal yang bekerja di Keluarga Anggara tahu, bahwa Aluna adalah putri yang tidak dianggap. Tidak seorang pun di keluarga itu yang peduli akan keberadaannya. Dan pada hari ke lima, Aluna meregang nyawa.

Sebelum nyawa gadis itu benar-benar diambil, dia seperti diperlihatkan hal-hal yang terjadi

 pada Keluarga Anggara pasca kepergiannya.

"Tuhan, jika Engkau memberiku kesempatan. Aku ingin merubah nasibku. Tidak akan aku biarkan seorang pun menindasku," gumam Aluna sebelum ia benar-benar menutup matanya.

***

Sudah lima hari sejak Aluna dikurung di gudang bawah tanah tanpa makanan, seorang pelayan datang menghampiri Chika untuk melaporkan tentang keadaan Aluna.

Chika tersenyum puas dengan kabar yang ia dengar.

"Serahkan sisanya padaku. Kalian semua jangan khawatir," ucap Aluna pada pelayan itu.

Sebenarnya setelah membawa Chika keluar dari gudang, Armand menyuruh pelayan untuk memberikan makanan pada Aluna. Sayangnya, Andi yang mendengar kabar tentang Chika yang terluka karena didorong oleh adik bungsunya itu, melarang semua pelayan memberi makanan untuk Aluna. Dia bilang, itu sebagai bentuk hukuman karena Aluna tidak mau berubah.

Setelah hari itu, tidak seorang pun yang mengingat akan keadaan Aluna di gudang. Setiap kali dari anggota Keluarga Anggara membicarakan Aluna, Chika selalu mengalihkan pembicaraan. Hingga pada akhirnya, Aluna ditemukan sudah tidak lagi bernyawa.

Penyesalan tentu ada di hati semua anggota keluarga Anggara–terutama Andi karena dialah yang melarang siapa pun memberi makanan pada Aluna. Namun, semua sudah terjadi. Aluna dimakamkan di tempat pemakaman khusus Keluarga Anggara.

****

Tok-tok-tok!

Suara ketukan pintu membuat seorang gadis yang sedang bergelung dengan mimpi itu tersentak kaget.

"Luna, bangun! Kamu sudah ditunggu Ibu Amanda di ruang tamu!"

Aluna mengerjap bingung.

Panti?

Tunggu!

Aluna mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

"Ini...."

Aluna berjingkat dari tempat tidur dan melihat kalender yang berada di atas meja belajarnya.

Ia ingat hari ini adalah hari dimana hari saat ibu kandungnya–Aruan datang menjemputnya bersama dengan Chika dan Armand.

"Luna, kamu sedang apa sih? Buruan, ibu Amanda memanggilmu, katanya ada tamu yang mencarimu!" seru pengurus itu dari luar pintu yang terdengar sudah mulai kesal.

"Iya, aku segera datang," jawab Aluna pada akhirnya.

Jika, saat ini ia benar-benar kembali masa lalu. Maka Aluna akan merubah takdirnya dari sekarang.

"Aku tidak akan diam saja sama seperti sebelumnya," ucap Aluna kala mengingat dirinya yang hanya pasrah dan diam saja.

"Aku pasti bisa melindungi dan mempertahankan keluargaku! Pasti!" ucap Aluna penuh keyakinan.

Terpopuler

Comments

yomamar89

yomamar89

di tunggu up y ka, sehat truzz dan tetap semangat 👍💪😁

2025-07-05

0

ika yanti naibaho

ika yanti naibaho

semangat kk bagus cerita nya

2025-09-21

0

ika yanti naibaho

ika yanti naibaho

💪💪

2025-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!