Chapter 3

Niat hati ingin membuat Belva kepanasan, justru berakhir dengan dirinya yang dipermalukan. Glory mengepalkan erat tangannya di bawah meja, andai tidak sedang berada di meja makan, mungkin Glory sudah mencakar mulut Belva tanpa ampun.

Sementara Belva berusaha tetap kuat walaupun hatinya masih begitu sakit. Wanita cantik itu tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan siapapun terutama Glory. Belva tidak ingin saudara tirinya itu semakin puas menertawakannya.

"Kamu---"

"Cukup, ini di meja makan. Bukan tempat berdebat," ucap Gefanda penuh penekanan.

Tidak ada yang berani melawan jika Gefanda sudah angkat bicara. Semua orang terdiam dan kembali fokus pada makanannya.

Belva terlihat buru-buru menghabiskan makanannya. Wanita cantik itu tidak ingin lebih lama lagi melihat pasangan pengkhianat itu. Hatinya teramat sesak dan nyaris tidak bisa bernapas, apalagi saat melihat rambut keduanya yang terlihat setengah basah.

Uhuk uhuk

Karena terburu-buru, Belva sampai tersedak makanannya. Gema yang duduk di seberang Belva dengan reflek menyodorkan air minumnya pada Belva.

"Pelan-pelan, Hon!"

Deg

Untuk sesaat netra Gema dan Belva saling beradu, sampai akhirnya Belva memutuskan lebih dulu tatapannya. Panggilan Honey yang biasa Gema sematkan untuk Belva, meluncur begitu saja dari mulut Gema, membuat Belva nyaris kembali tersedak.

Panggilan itu Gema ucapkan seperti dulu, sangat lembut dan tulus. Jika dulu Belva bahagia walaupun hanya dengan mendengar satu kata panggilan itu, berbeda dengan saat ini. Mendengarnya saja membuat hati Belva teriris.

Belva tidak mengambil air minum yang Gema tawarkan, wanita cantik itu memilih mengambil air minum yang Daddynya berikan. Hal itu membuat Gema menghembuskan napasnya kasar seraya menatap tangannya yang menggantung di udara.

Sementara itu si pemilik tatapan sinis mengepalkan erat tangannya. Melihat Gema sama sekali tidak merasa bersalah setelah memanggil Belva dengan panggilan honey, membuat Glory tidak tahan ingin meledak.

Sarapan yang penuh ketegangan pun akhirnya selesai. Belva hendak naik ke kamarnya, namun langkahnya terpaksa harus terhenti, karena Glory kembali mengutarakan kekesalannya.

"Apakah tidak sebaiknya Kamu keluar dari rumah ini, Belva?" Ucapnya tidak tahu diri. "Aku tidak ingin Kamu merasa tidak nyaman tinggal dengan kami. Karena aku dan Gema memutuskan untuk tinggal di rumah ini."

Gema dan Glory sebelumnya sudah membicarakan tempat tinggal mereka setelah menikah. Keduanya sepakat untuk tinggal di rumah yang kini di tempati Glory yang juga ada Belva di dalamnya.

Awalnya Glory bahagia jika tinggal bersama Belva, bahkan dia sendiri yang meminta Gema untuk tinggal di rumahnya, dengan tujuan wanita itu bisa memanas-manasi Belva. Dalam benaknya, Glory berencana akan menyuguhkan kemesraan dirinya dengan Gema setiap harinya di depan Belva.

Namun melihat sikap Gema pada Belva beberapa saat lalu, Glory mulai goyah dan merasa sedikit takut jika Gema akan semakin sulit mencintainya. Dan justru akan mencari celah untuk kembali pada mantannya itu. Glory tidak akan membiarkan hal itu terjadi!

Belva membalikkan tubuhnya, seringai tipis terukir di wajah cantiknya saat menatap si pemilik tatapan sinis itu. Belva menangkap dengan jelas ada kekhawatiran di wajah saudari tirinya itu.

"Kenapa tidak kalian saja yang pergi?" Ucap Belva dengan santai. Wanita cantik itu melipat tangan di posisi berdirinya. "Ini rumahku, kenapa aku yang harus pergi?" Ucapnya lagi sambil tersenyum mengejek.

"Belva, jangan kurang ajar Kamu!" Nadin yang sejak tadi diam saja melihat perdebatan kedua putrinya, kini mulai angkat bicara. Wanita paruh baya itu tidak menyukai sikap Belva yang berubah.

Jika dulu Belva sangat penurut dan selalu mengalah, berbeda dengan sekarang. Belva lebih berani bahkan tidak gentar beradu mulut dengan si pemilik tatapan sinis.

"Beraninya Kamu membentak putriku!" Ucap Gefanda menggelegar. Mata tajamnya menatap Nadin penuh kekecewaan.

"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘔𝘢𝘴 𝘎𝘦𝘧𝘢𝘯𝘥𝘢," 𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢.

Nadin menunduk tak berani menatap suaminya. Selama ini Nadin baik pada Belva saat di depan suaminya saja. Nadin akan bersikap kasar dan tidak segan-segan menyiksa Belva seperti ibu tiri dalam kisah dongeng.

Untung saja Gefanda meminta Belva kuliah di luar negeri, membuat wanita cantik itu terbebas dari penderitaannya. Walaupun pada akhirnya Belva harus kehilangan calon suaminya.

"Jadi, seperti ini sikap Kamu di belakangku pada putriku?"

Wajah Nadin berubah pucat saat Gefanda bertanya penuh selidik. Bukan Nadin saja, si pemilik tatapan sinis pun mulai takut dengan perangai ayah tirinya.

"Sayang, sekarang jawab Daddy dengan jujur. Apa selama ini mereka benar-benar baik padamu, atau hanya pura-pura baik?"

"𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘥𝘶," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯 𝘸𝘢𝘴-𝘸𝘢𝘴. Matanya menatap tajam Belva penuh ancaman.

Melihat ketakutan di wajah ibu tirinya justru membuat Belva semakin senang dan mulai mengobarkan api. Belva sudah bertekad dalam hatinya, dia tidak akan mengalah lagi. Cukup selama ini menjadi budak ibu tiri dan juga saudara tirinya. Belva tidak ingin kembali kehilangan orang-orang yang disayanginya. Cukup Gema yang Glory rebut darinya. Belva tidak ingin Daddynya ikut memihak benalu yang berkedok keluarga itu.

Rasa bersalah kini menyelinap di relung hati terdalam Gefanda. Melihat Belva menganggukan kepalanya, membuat pria paruh bayar itu mengeraskan rahangnya.

"Mereka menyiksaku selama ini, Dad." Belva menatap Daddynya dengan mata berkaca-kaca. Wanita cantik itu menunjukkan setiap bekas luka yang sejak kecil Belva terima dari penyiksaan ibu tirinya.

"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳, 𝘉𝘦𝘭𝘷𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘎𝘭𝘰𝘳𝘺.

"Kenapa Kamu baru mengatakannya sekarang?" Gefanda memeluk putrinya. Pria paruh baya itu merasa tidak berguna sebagai orang tua, karena tidak bisa menjaga putri kesayangannya.

"Belva tidak mau Daddy khawatir," ucap Belva dengan lirih di sela-sela isak tangisnya.

Gema mengeraskan rahangnya, pria yang berdiri tak jauh dari Belva itu tidak terima melihat wanita yang dicintainya menangis.

"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘏𝘰𝘯𝘦𝘺. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘎𝘦𝘮𝘢.

Gefanda mengepalkan erat tangannya, selama ini dia benar-benar telah ditipu mentah-mentah oleh Nadin. Gefanda tidak pernah mencintai Nadin, dia terpaksa menikah dengan janda satu anak itu atas permintaan mendiang istrinya.

Gefanda awalnya tidak mau menuruti permintaan terakhir Mommy Belva itu, namun melihat putrinya yang terlihat nyaman bersama Nadin, Gefanda pun terpaksa menerima mengiyakan.

"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳! 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘱𝘶𝘬𝘶, 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯."

Gefanda menatap Nadin dan Glory bergantian. Gema yang sudah dia anggap putranya sendiri pun tak luput dari tatapan kecewanya.

"Gema, sebaiknya Kamu bawa istri dan mertua Kamu itu pergi dari sini!"

Deg

...----------------...

Rigel membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Matanya memandang nanar langit-langit kamarnya. Kejadian beberapa waktu lalu kembali teringat dalam benaknya. Percintaan istrinya dengan selingkuhannya membuat hati Rigel hancur berkeping-keping.

Bukan hanya itu saja, dengan kejamnya mereka melakukan hubungan terlarang itu di kamar pribadi Rigel.

"Jahat kamu Livia. Aku akan membalas semua rasa sakit yang kamu berikan ini." Seringai terukir di wajah tegasnya. Pria itu bertekad akan membalas rasa sakit karena pengkhianatan yang dilakukan mantan istrinya.

Rigel bangkit dari tidurnya, pria itu terlihat menghubungi seseorang. Entah apa yang dibicarakan Rigel dengan seseorang di telpon, namun pria itu tersenyum tipis setelah mengakhiri sambungan telponnya.

"Kamu salah, jika berpikir dengan merebut Livia dariku, akan menghancurkan ku." Rigel terbahak setelah mengetahui fakta baru yang seseorang kirim padanya. "Kita lihat siapa yang akan tertawa paling akhir?"

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

mantap Belva, nah gitu donk jangan mau ditindas terus, harus bisa jaga dirilah. Jadilah kuat,smoga jodohmu segera diganti yg lebih baik sama Kak Othornya. Kalo gak ada, timpuk aja Othornya pake swallow yaa

2025-07-03

2

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

bagus belva bongkar semua kebusukan mereka biar tau rasa mereka

2025-07-03

1

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋

sokoorr loh bu nadin kan emang ituu rumah belva😝😝

2025-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!