Peony menundukkan kepala , dia merasakan apa yang di rasakan oleh Al saat ini . Dia merasa masih lebih beruntung bisa bersama dengan ibunya sejak kecil , meski sekarang sudah berpisah alam .
"Ekhem ..bukan berati dia tinggal di sini dan terus selalu menemanimu , selalu ada untukmu , bukan berati kalau dia itu ibu kamu , Boy . Dia sama seperti mereka , para pelayan di mansion ini . Tetapi bedanya dia hanya fokus untuk selalu bersama kamu . Kamu paham maksud ayah ?"
Al menatap Matthew dengan wajah polosnya ." Kenapa tidak jadikan saja dia sebagai ibuku ayah ? Kenapa harus di jadikan pelayan di sini . Ini kan sudah terlalu banyak pelayan , aku tidak butuh pelayan , aku butuh ibu . Aku tidak menginginkan pelayan , tapi aku menginginkan ibu ."
Matthew pun terdiam , dia menurunkan tubuh putranya yang memberontak ingin turun .
"Ayah...."
Kalimat Matthew terputus saat melihat Al berlari ke arah kamarnya . Pria itu menghela nafas sambil menunduk .
Peony pun menatap kepergian Al dengan wajah iba . Dia menoleh ke arah Matthew dan menunduk pelan .
"Saya akan menyusulnya ,Tuan ."
"Al tidak mau di ganggu saat sedang merajuk , maka biarkan saja ."
Peony menggeleng , gadis itu tersenyum tipis ." inilah , letak perbedaan antara ayah dan ibu ,Tuan ."
Matthew pun mengangkat kepalanya saat mendengar kalimat Peony . Dia menatap gadis kecil itu dengan mata tajam .
"Apa maksud kamu ?"
Peony menarik nafas pelan ."Saya tahu , Anda begitu menyayangi dsn mencintai putra Anda . Saya juga tahu jika mungkin Anda sudah berusaha untuk menjadi single parents yang baik . Jadi Ayah sekaligus ibu buat Al . Tapi sebagaimana pun berusahanya seorang laki laki untuk bisa untuk menjadi ibu.... Itu tetap akan berbeda , tidak akan bisa . Akan berbeda , rasanya berbeda , pembawaannya berbeda , caranya juga akan berbeda ."
Matthew menatap Peony dengan tatapan dingin . Gadis kecil itu berbicara begitu lembut , senyum Peony juga hangat meski sangat tipis .
"Anda membiarkan Al merajuk tanpa mencoba untuk membujuknya . Karena dia pasti memberontak dan mengatakan tidak ingin di ganggu . Tapi....jiwa seorang anak seusia Al butuh perhatian lebih dari sekedar itu ".
"Dia ingin di bujuk , butuh pelukan dan kehangatan meski bilang tidak ingin diganggu . Dia butuh itu semua saat merajuk , kehangatan kita , perhatian kita dan pengertian kita ."
***
Matthew memperhatikan Peony yang berdiri di depan pintu kamar putranya . Dia ingin melihat kata kata Peony yang baru beberapa menit lalu di ajarkan untuknya .
"Ayo kita lihat , apa dia benar benar bisa membuat Al tudak merajuk? Heh , dia pikir Al itu tipe anak anak biasa di luar sana? ." Matthew menatap Peony dengan tatapan meremehkan .
Peony mulai mengetuk pintu kamar Al dengan pelan dan hati hati .
"Jangan ganggu aku ?"
Suara teriakan Al terdengar keras , kamar itu sengaja tak di buat kedap suara oleh Matthew .
Matthew pun tersenyum mengejek . Dia memiringkan kepalanya dan terus memperhatikan Peony .
"Tuan Muda , ini saya , Peony .Bolehkah saya masuk sebentar ?"
"Aku ingin ingin sendiri , Pergi semuanya . Kalian tidak ada yang mengerti aku ."
Peony menarik nafas dalam ."Jadi , Anda tidak membutuhkan saya di sini . Kalau begitu , artinya saya boleh pulang dan tidak perlu ada di sini lagi ? Baiklah , kalau begitu saya izin untuk pamit , Tuan Muda ".
Matthew berdecih mendengar kalimat Peony . " Apa dia sekarang menagungkan dirinya sendiri . Dia pikir Al akan takut hanya dengan kalimat itu ? Ck."
Matthew bergerak mendekat ke arah Peony dengan wajah arogannya ." Pergilah dari sini , jangan ganggu dia lagi . Tingkah kau ini hanya bikin Al semakin marah . Kau tidak usah sok menjadi paling tahu akan putra saya . Kamu hanya orang baru , pergi ke kamarmu sekarang ."
Peony kembali menarik nafas dalam . Dia menunduk dan tidak ingin berdebat , akhirnya memilih membalikkan badan pergi .
Cklek ...
"Masuk ".
Matthew terkejut ketika tiba tiba pintu kamar Al terbuka . Sang putra juga bergerak ke arah Peony , menarik perempuan itu ke dalam kamarnya .
"Al , ayah ak..."
"Al sedang tidak ingin bicara dengan ayah ".
Matthew tercengang pintu kamar itu kembali tertutup . Al benar benar memberi izin kepada Peony , untuk masuk dan membiarkan dirinya berdiri di sana .
"Apa ini ? Aku adalah ayahnya ?" gumam Matthew tak percaya .
"ekhm.maaf Tuan , mungkin apa yang di katakan Nona Peony benar . Pebawaan seorang wanita dan pria memang berbeda ."
Matthew menatap Aspriya kemudian menatap pintu kamar putraya . Memang diriya merasa cukup kesal karena Al lebih memilih Peony di banding dirinya . Tapi disisi lain Matthew juga menjadi lega sekaligus tenang . Sebab kini Al seakan benar benar memiliki teman selain dirinya .
"Ayo ke ruangan kerja , saya ingin lihat apa yang di lakukan oleh mereka di dalam."
"Tapi, Tuan . Jika Tuan Muda tahu pasti akan membuatnya semakin marah ."
"Makanya jangan beritahu dia . Kalau ketahuan cepat di matikan saja ."Matthew bersuara di sela langkah kakinya menuju ruangan kerjanya .
Mungkin sikap hangat , dan lemah lembutnya Peony yang membuat Al begitu nyaman dengannya . Tak butuh waktu lama lagi bagi Peony . Dia sudah bergasil membujuk Al untuk makan malam .
" mulai sekarang jika sedang marah . Jangan mengurung diri di kamar sendirian , ya Tuan Muda . Panggil saja saya ,atau langsung datang ke tempat saya . Amarah , kekecewaan , kesedihan dan semua permasalahan di hati itu sulit di redam tanpa adanya pelukan . Tuan Muda paham sekarang ? Pelukan hangat seseorang sangat berpengaruh besar untuk suasana hati ."
Al menatap Peony dengan wajah polosnya . Meski masih terkesan datar , binar mata Al memperlihatkan , memang dia seorang anak yang butuh perhatian dan kasih sayang seorang ibu .
"Apa aku boleh mengganggumu setiap hari dan setiap saat ketika aku seperti ini ".
Peony tersenyum hangat ." Tentu saja , saya selalu ada untuk Tuan Muda . Panggil saya jika Tuan Muda butuh saya . Jika ketika saya sedang tidak bersama Tuan Muda . Saya pasti akan langsung datang ".
"Jadi benar , kau akan tinggal di sini ? Ayah tidak membohongiku ."
Peony diam sesaat , sebelum akhirnya tersenyum kembali . Perlahan gadis kecil itu mengangguk pelan .
"Iya , saya akan selalu di sini , untuk Anda ."
Seketika senyum Al terbit . Anak kecil yang selama ini tidak pernah tersenyum ,kini tersenyum sangat senang dan ceria .
"Kalau begitu sekarang aku ingin di bacakan dongeng . Apa kamu bisa ,Peony ?".
"Tentu saja , Tuan Muda ingin di bacakan dongeng apa ?" Peony menanggapinya dengan senyum antusias .
Dua insan itu nampak sama sama menikmati masa kebersamaan mereka , meski baru bertemu . Selesai makan malam , Peony benar benar menceritakan dongeng untuk Al . Sampai anak laki laki itu tertidur .
Peony sudah biasa mendengar dongeng dari mendiang ibunya . Jadi dia sudah banyak hafal cerita dongeng . Nyatanya itu sangat berguna untuk pekerjaan barunya .
Klek....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
partini
nah Lo tuan bagaimana terkejut kan
2025-07-01
0