Peony belum pernah mengunakan itu untuk membuka kunci pintu kamar . Sungguh kediaman Matthew sangat mewah bak istana . Bahkan kamar para pelayan saja mengunakan chip untuk membuka dan mengunci pintu.
Setelah di ajari cara mengunakan chip oleh salah satu pelayan , kini Peony sedang ternganga di tempatnya .
"Apa mereka tidak salah mengantar saya ke kamar ? Kamar yang sangat mewah ? yang hanya bekerja sebagai baby sitter .luasnya bahkan hampir sama dengan luas kios toko bunga milik Bibi Aura . Ya Ampun , pantas saja dia bisa melakukan apa saja , dengan semena mena kepada orang kecil . Ternyata Tuan Matthew sangat kaya raya . Aku juga tidak menyangka , ternyata laki laki arogan tadi adalah Tuan Matthew . Katanya dengar dengar dia seorang duda berusia empat puluhan tahun . Tapi kenapa dia masih kelihatan begitu tampan? Aku mengira dia berusia sekisaran tiga puluhan tahun .." Peony berceloteh di sela langkahnya mengelilingi kamar .
Gadis kecil polos itu tidak sadar jika setiap langkah dan pergerakan nya kini di perhatikan oleh sepasang mata tajam . Matthew pria adalah jenis manusia yang tidak mudah percaya kepada orang baru .
Memilih Peony untuk mengasuh putranya , itu adalah suatu keputusan paling besar menurut Matthew . Jadi dia harus benar benar memantau Peony , memastikan perempuan itu di percaya atau tidak . Bukan seorang pengkhianat atau mungkin penyusup atau mata mata lawan .
"Apa tidak akan masalah ,Tuan? Jika Nona Peony tahu ada kamera di dalam kamarnya . Dia pasti tidak akan marah dan berpikir Anda mesum ."
Matthew menoleh tajam ke arah asisten pribadinya ,Morgan , yang langsung menunduk ."Ini hanya dalam beberapa hari . Lagi pula saya tidak minat dan tidak nafsu kepadanya ."
"Awas kena karma ." batin Morgan dalam hati .
"Dia masih kecil , gadis kecil seperti itu bukan tipe saya . Umurnya masih dua puluh tahun , hal menarik apa yang dia punya dari tubuhnya . Dua gunung kembar itu juga paling baru tumbuh ., tidak akan menggoda sama sekali ."
"Karma , karma awas ingat ,Tuan." Morgan tetap teriak di dalam hati .
"Tapi gadis kecil ini ,saya lihat sekilas malah cukup berisi ,Tuan Matthew memang cukup keras kepala . Dan terlalu arogan ." tambah Morgan dalam hati .
***
Sungguh melelahkan , Peony berkeliling beberapa tempat penting di mansion Matthew . Tak cukup waktu satu hari untuk mengelilingi dan mengenal mansion mewah nan luas tersebut .
Jadi untuk sementara Peony hanya di perkenalkan tempat tempat yang penting . setelah lelah selesai berkeliling ,kini Peony harus menyambut Tuan Muda yang akan dia urus dan di jaga .
Peony sudah mengingat namanya . Gadis itu tinggal mengingat dan mempelajari semua hal lain tentang si Tuan Muda .
"Selamat sore, Tuan Muda." sapa kepala pelayan dan pelayan yang lain .
Peony ikut menunduk ketika seorang anak kecil keluar dari dalam kamar . Anak laki laki itu berjalan melewati mereka semua . Tetapi langkahnya terhenti tepat di depan Peony .
"Oh ,jadi Ayah sudah menemukannya."
Suara anak laki laki itu membuat Peony mengangkat wajahnya . Dia mengerutkan keningnya beberapa saat . Dan tersadar jika wajah anak kecil itu memang tidak asing .
"Kamu.. Ah ,kamu anak kecil yang tadi ,ya?". Celetuk Peony dengan senyum cerianya .
"Jaga sopan santun kamu !."
Peony terlonjak saat seorang kepala pelayan menegur Peony . Gadis itu langsung menunduk dan kembali bersikap kaku .
Al melirik dingin si kepala pelayan yang tadi menegur Peony ." Kamu yang harus jaga nada suaramu . Kenapa berani membentaknya?".
"M-maaf ,Tuan Muda . Dia..."
Kalimat kepala pelayan perempuan itu terhenti saat Al kembali menatapnya tajam . Dia menunduk , mata tajam Al rasanya tak jauh dari mata tajam Matthew .
Peony sendiri melirik Al dengan wajah ragu . Dia kini mulai paham dan sadar ,jika anak kecil yang tadi dia beri payung dan bunga Peony . Ternyata Anak tunggal dari anak sultan ,Al Ghozali Matthew .
"Jadi dia pangeran muda dari sultan di kota ini . Aku sudah salah membantu orang , ternyata dia anak sultan pasti tak butuh payung dariku ." Peony berbicara di dalam hatinya ketika sadar jika anak kecil di hadapannya kini bukanlah orang sembarangan .
"Ikut aku ."
Peony terkejut ketika tiba tiba tangan mungil Al menarik telapak tangannya . Gadis itu bergerak mengikuti pergerakan anak kecil nan imut itu .
Meski mata Al sama tajamnya dengan sang Ayah , namun wajahnya sangat imut dengan kedua pipi yang kemerahan seperti buah tomat cherry .
Imutnya Al itu pula yang membuat Peony begitu tertarik kepada Al sedari awal melihat . Peony memang makhluk manusia yang lemah lembut , pecinta anak anak kecil . Dia sedari dulu memang begitu mudah akrab dengan anak anak kecil .
"Ayo kita berkenalan ." Al menghentikan langkahnya tepat di dalam sebuah ruangan bermain .
Peony sempat salah fokus akan luasnya ruangan bermain dengan berbagai alat bermain di sana . Dia menunduk dan melihat Al yang sedang mengulurkan tangan kecilnya .
Peony terkekeh gemas . Dia menyambut tangan mungil itu dan menggenggamnya dengan gemas .
"Al Gibran Matthew , panggil aku Al . Siapa namamu?".
"Nama saya Peony Surgawi , Panggil saja Peony . Pipimu ini semakin lama di lihat ,malah makin merah , ya . Jadi gemas he he ." Peony menunduk dan mengusap gemas kedua pipi Al .
"Kamu akan main di sini sampai jam berapa ?" tanya Al dengan suara yang masih agak cadel .
Peony terdiam , dia kembali mengingat dan menyadari jika dirinya akan tinggal di sini dan menjaga Al .
" Mulai sekarang dia akan tinggal di sini ,Boy . Dia akan bermain bersamamu sepanjang kamu mau . Dia akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi . Apa kamu suka?".
Suara berat seseorang mengejutkan Peony . Dia menoleh ke belakang dan melihat kedatangan Matthew .
Peony langsung menyingkir . Matthew pun sempat memberikan tatapan tajam kepada Peony , yang langsung di buat menunduk ngeri .
"Benarkah begitu ,Yah? Dia akan di sini bersama kita?". Mata Al nampak berbinar .
"Yah , bukan nya kamu ingin dia di sini setiap hari? Bermain bersama kamu di rumah dan di sekolah bersama? dia akan bantu kamu mandi , makan , tidur dan semua hal akan dia lakukan ." Matthew menggendong putra kecilnya dan mencium pipi kemerahan itu singkat .
Al mengangguk semangat , dia menatap Peony sambil tersenyum senang .
"Jadi ,Apa kah sekarang dia adalah Ibuku!."
Deg...
Semua orang di sana terkejut , apa lagi Matthew matanya langsung melotot . Dia menatap Peony yang kalah membulatkan matanya saat ini .
Matthew berdehem , dia kembali menatap sang putra ." Bukan ,dia itu babysitter kamu ."
Wajah Al yang tadinya sangat semangat . Kini kembali redup dan terlihat sedih . Hal itu membuat Matthew terdiam . Peony pun menjadi ragu , dia tak tega , tetapi juga tak berani bersuara di depan Matthew .
"Kata teman teman aku ,Ibu itu suka mengajak kita bermain , selalu bermain bersama , mandi di temani ibu , makan di suapi ibu . Tidur di temani ibu di bacakan dongeng sebelum tidur . Ke sekolah di temani ibu . Jadi aku pikir di Ibuku , karena dia tinggal di sini dan akan selalu bersamaku ." ucap Al membuat hati Matthew sangat teriris .
Rupanya peran Matthew yang merangkap peran sebagai Ayah dan Ibu sekaligus , memang tidak cukup untuk Al . Peran seorang Ibu tetaplah di butuhkan , apalagi pada usia anak yang masih begitu kecil .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
partini
lihat saja Morgan tuan mu nanti pasti bucin akut
2025-07-01
0