DARI HATI

"Mbek, baju udah gue taruh di kasur!" teriak Sabda yang sudah berganti baju, dan meletakkan kaos serta celana training miliknya sebagai baju ganti Arimbi.

Sembari menunggu Arimbi, Sabda menuju dapur membuat dua mi rebus. Percayalah kondisi hujan deras, paling nikmat makan mi rebus pakai cabe dan telor serta sayur. Sabda membuka kulkas ternyata hanya sayur kol yang tersisa, mungkin Bik Asih belum belanja.

Di rumah ini, Sabda memang tinggal sendiri. Hanya saja untuk urusan kebersihan rumah, Sabda meminta tolong pada Bik Asih, tetangga gang sebelah perumahannya, yang biasa membersihkan dan mengisi telor, mi dan beberapa sayuran, bila Sabda akan pulang.

Mi ready bertepatan dengan Arimbi yang keluar kamar. Rambutnya ia tutup dengan handuk, wajahnya sudah tampak segar, tapi masih cemberut.

"Makan dulu!" Sabda santai saja toh dia gak berniat macam-macam, murni menghindari hujan deras saja.

"Gak dikasih racun kan?"

"Lo kok negatif terus sama gue sih, Mbek!"

"Eh Juned, ini rumah laki. Gue khawatir lah gue bakal lo apa-apain apalagi lewat makanan begini!"

"Lo belum bilang makasih, lo belum bayar bensin," Sabda perhitungan, dan bikin Arimbi melongo. "Ngapain gue ngeracunin lo kalau lo belum bayar semua!" balas Sabda tak kalah jutek.

"Pelit loh ah!" Sabda tertawa saja saat Arimbi tak bisa membalasnya, gadis itu kemudian menggeser mangkuk mi jatah untuknya. Keduanya makan dengan tenang tanpa ada obrolan, malah Sabda sudah membuka laptop entah apa yang sedang ia buka, berupa grafik yang Arimbi sendiri belum pernah tahu.

"Ngapain, Sap?" tanya Arimbi yang sudah selesai makan mi. Mangkunya bersih tinggal kuah saja.

"Kerja!"

"Lo udah kerja?"

"Udah! Sejak SMA malah."

"Masa' sih?"

Sabda hanya mengedikkan bahu tak mau memperjelas lebih detail. Hanya saja Arimbi yang kelewat cerewet, mau tak mau Sabda dengan sabar menjawab pertanyaan gadis itu.

"Emang kamu kerja apa saat SMA? Perasaan lo main futsal mulu."

"Ya masa' gue kerja harus siaran dulu ke semua orang!" Arimbi menahan kesal, beginilah kalau ngomong sama Sabda selalu ada emosi menyertai.

"Jadi kerja apa Tuan Sabda?" tanya Arimbi menahan kesal karena tak kunjung mendapat balasan.

"Kurir laundry!"

"Sumpah?" Arimbi tak percaya, bahkan badannya langsung menghadap kepada Sabda.

"Kenapa?"

"Kapan lo jadi kurirnya?"

"Malam, habis maghrib, tergantung callingan dari pemilik laundry juga. Intinya gue bisa stand by pulang sekolah, dan full kalau weekend.

"Kenapa lo kerja, Sap?" tanya Arimbi yang tak tahu menahu latar belakang keluarga temannya ini. Seingat Arimbi dulu, sang ayah meninggal saat Sabda kelas XI, dan teman sekolah ikut melayat di rumah ini.

"Kerja buat apa sih, Mbek. Kalau gak cari uang!"

"Iya maksud aku kenapa lo sekeras itu cari uang?" Arimbi mendesak terus hingga Sabda gemas.

"Sejak papa meninggal, mama sudah mencari pengganti papa setelah 100 hari beliau. Mama gue cantik, dan jadi istri kedua seorang pengusaha dan sekarang tinggal di Batam."

"Terus?"

"Nabrak lah Mbek!"

"Lo bisa gak sih serius, gue bakal dengar cerita lo!"

"Apa untungnya?"

"Ya gue habis ini juga lulus siapa tahu gue mau kerja kayak lo!"

"Mending jadi istri gue gak usah kerja, di rumah aja sama gue!" Arimbi langsung menggeplak lengan Sabda, cowok itu tertawa saja.

"Cepetan jawab napa si Sab!"

"Sejak mama gue nikah lagi, gue dipaksa untuk hidup mandiri dan kalau bisa mulai bekerja, karena belum tentu suami baru mama mau biayain gue!"

"Jangan-jangan yang di depan pos satpam dulu," Arimbi tiba-tiba ingat. Saat itu hari ekskul, namun Arimbi terpaksa pulang dulu karena nyeri haid, dan saat di depan pos ia melihat Sabda sedang dimarahi oleh seorang ibu-ibu di samping mobil sedan putih mewah.

Sabda mengerutkan dahi, mengingat moment yang diucapkan Arimbi memang pernah terjadi. "Oh itu, iya. Sejak hari itu gue mencari kerja."

"Terus biaya sekolah lo sampai kuliah?"

"Biaya sekolah sampai semester 2 papa tiri gue yang transfer uang ke gue, tanpa melalui mama. Tiba-tiba chat aja dan minta nomor rekening gue!"

"Terus?"

"Ya sebagai laki-laki yang pernah dibuang oleh ibu ya gue juga harus berdiri sendiri, Mbek. Gak mungkin gue mengharap uluran tangan papa tiri gue terus. Gue kerja apa aja yang penting halal, jaga game PS 5 pernah, kurir makanan pernah, cuma gue mulai banyak uang itu saat masuk semester 3 kayaknya. Gue diajak dosen bikin coding, dan gue dapat bayaran yang lebih gede ketimbang kurir."

Arimbi menangis, menepuk lengan Sabda seolah puk puk memberi kekuatan. "Lah kenapa lo nangis, Mbek?"

Arimbi masih menangis bahkan sampai sesenggukkan, "Gue gak nyangka lo sesuah itu, Sap! Terus lo makan gimana?" tanya Arimbi masih menangis, bahkan Sabda ikut mengusap pipi Arimbi pakai tisu.

"Ya pasti jarang makan lah, Mbek. Gue benar-benar harus menghemat uang saat itu. Udah ah jangan nangis, udah lewat juga. Sekarang gue udah lumayan kaya kok."

Arimbi kembali menggeplak lengan Sabda. "Sekaya-kayanya lo, jangan lupain perjuangan lo juga, Sap!"

"Gak bakal lah, Mbek. Gue gak bakal lupa jungkir baliknya hidup gue setelah papa meninggal."

"Papa lo gak ada warisan?" sebuah pertanyaan konyol dari Arimbi, sampai Sabda menonyor kening gadis itu. Bisa-bisanya di tengah acara menangis, bahas warisan. Ya Allah punya teman kok segesrek gini pikirannya.

"Mulut lo, Mbek!"

"Ya gue benar kan, papa lo kecelakaan pasti dapat jasa raharja juga kan? Belum lagi santunan dari perusahaan."

"Lo lupa mama gue mata duitan!"

"Terus lo gak disisain?"

"Di kasih rumah ini, sama tanah belakang!"

Arimbi langsung memeluk Sabda, menepuk lengan Sabda, seolah ikut merasakan kesedihan teman SMAnya itu. Tidak membayangkan bagaimana Sabda sangat terbatas uang yang ia punya, makannya gimana juga.

"Mbek, lo sejak tadi ngancam gue gak boleh macam-macam, tapi lo main peluk aja ah, minggir!" Sabda melepas paksa pelukan Arimbi.

"Gue tuh sedih, Sap. Ya Allah, umur 17 tahun lo harus kerja, sedangkan gue sampai umur segini masih minta sama ibu gue!"

Sabda mengusap kepala Arimbi yang masih tertutup handuk itu. "Emang cewek kan kodratnya minta-minta."

"Enak aja nanti gue juga pengen punya uang sendiri, gak ngandalin uang laki doang!"

Keduanya terdiam sebentar, Sabda meneruskan dengan laptop dan Arimbi membawa mangkuk ke dapur lalu mencucinya.

"Lo ingat gak, Mbek. Saat lo kasih nasi uduk sebelum ujian akhir kelas XII dulu sama beberapa anak termasuk gue?" Sabda mengingat moment ajaib itu.

"Gue pernah ya kasih nasi uduk?" Arimbi sendiri lupa kapan itu. Sabda pun berdecak sebal, biasanya perempuan itu daya ingatnya kuat sekali. Bahkan kalau punya dendam, bakal ingat sampai kiamat, tapi lihatlah Arimbi, ingatannya nol.

"Yang lo bilang heh rakyatku tuan putri membawa sebongkah harapan nasi uduk agar kita siap menghadapi ujian dunia yang fana ini," ucap Sabda menirukan ucapan Arimbi dan sangat persis. Sontak saja gadis cantik itu menutup mulutnya.

"Iya ingat gue sekarang!"

"Kamu tahu, pagi itu adalah pagi yang bermakna bagi gue, Mbek. Gue udah 2 hari gak makan, karena bos laundry gak calling, listrik rumah habis, bensin habis, akhirnya gue gak beli makan, gue mengganjal perut cuma sama air dan roti biskuit harga 1000an. Uang kiriman papa tiri udah gue pakai buat beli formulir masuk kampus, dan pegangan buat tes, gue gak berani ambil uang itu. Saat berangkat sekolah badan gue gemetar, di jalan gue kuat-kuatin, sambil mengadu ke Allah. Ya Allah saya lapar!"

"Sapiiiii!" Arimbi tak kuasa menahan air matanya lagi, sungguh ia tidak mengira nasi uduk yang dibawakan oleh Ibu Arimbi menjadi oase bagi Sabda.

"Makasih ya!" ucap Sabda sembari menepuk lengan Arimbi yang masih menangis.

Terpopuler

Comments

Ari Sawitri

Ari Sawitri

kok ada ya ibu kayak ibu sabda .. tega bgt ninggal anak ga tanggung jawab gt. anak kelaparan dia enak enak Ama suaminya yg baru 🤨🤔
ini yg kata kata ustadz termasuk ibu durhaka ke anak

2025-08-18

0

kalea rizuky

kalea rizuky

astaga keren bgt baru nemu ndeh

2025-07-19

2

Nabil Az Zahra

Nabil Az Zahra

ikut mewek,, huhuuuu tp ktawa jg 🥴🥴🥴

2025-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 HUJAN
2 DARI HATI
3 AJAKAN SAKRAL
4 AYAH
5 PULANG
6 INTEROGASI
7 CALON MANTU
8 INTERVIEW MANTU
9 MENUNGGU
10 CEMBURU?
11 OBROLAN
12 MERINDING
13 DARI HATI
14 PANTAI
15 PETUAH
16 BERANI
17 DISKUSI MASA DEPAN
18 CINTA ABU-ABU PUTIH
19 MALAM PAGELARAN
20 ONE STEP
21 MASA MUDA
22 KESAN PESAN
23 ARTI TEMAN
24 POSTINGAN
25 SESERAHAN
26 PERSIAPAN
27 TAMU
28 AZREL
29 PENGAJIAN
30 HAJATAN
31 MALAM PERTAMA
32 NASEHAT IBU
33 LELUASA
34 MASAKAN PERTAMA
35 ANAK
36 EKSKUSI ARIMBI
37 VERSUS DEWA
38 KADO
39 KELUARGA
40 TUTOR GRATIS
41 MEET UP
42 DOA
43 CHECK IN
44 BATU MALAM
45 REAL HONEYMOON
46 KABAR PAGI
47 EMOSI
48 RENCANA MASA DEPAN
49 TINGGI BADAN
50 MASIH NOSTALGIA
51 PALING CANTIK
52 JEALOUS
53 KERAMAIAN RUMAH
54 MODE SIBLINGS
55 SEMANGAT CUAN
56 DI RUMAH IBU
57 MANJANYA SADEWA
58 PASSION
59 MENGUJI MENTAL
60 AGENDA DI KAMPUS
61 HAMBALI
62 WISUDA
63 MERAYAKAN
64 MODE KERJA
65 LDM
66 TEGANG
67 HARUS BIJAK
68 SIDAK
69 SEBAGAI KELUARGA
70 KADO DARI PAPA
71 BISIK TETANGGA
72 RANDOM
73 GANGGUAN SADEWA
74 KEPO
75 OTW BELI
76 PENGUKURAN
77 HAMPIR TERPENGARUH
78 KESENJANGAN MINDSET
79 UNDANGAN
80 COUPLE MODE KERJA
81 Q&A
82 RESELLER BARU
83 RESELLER AMAZING
84 MODE JUALAN
85 OTW HEALING
86 MENYATU DENGAN ALAM
87 I, YOU, SINE
88 BONGKAR AIB
89 RIAK PERNIKAHAN
90 TANGISAN
91 AMARAH ARIMBI
92 PERAN IPAR
93 VERSI TERBAIK
94 CUAN JALUR LAIN
95 SNORKLING
96 BUKA ORDERAN
97 TERPANCING EMOSI
98 MODE BAHAYA
99 DITANGKAP
100 BROMO
101 ARIMBI CORE
102 PAPA MAMA
103 KEANEHAN BUMIL
104 TANGISAN BUMIL
105 OTW LAHIRAN
106 PRINCESS
107 DASAR BETINA
108 PERASAAN IBU
109 NASEHAT PAPA TIRI
110 HANYA KITA
111 BESAN
112 DRAMA BALITA
113 NOVEL BARU
114 PACARAN TIME
115 GELORA
116 KERANDOMAN ALUNA
117 DISKUSI BERAKHIR DESAH
118 KOMPAK JAHIL
119 PONDASI
120 PERSIAPAN
121 SI POSESIF
122 KOKI ALUNA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
HUJAN
2
DARI HATI
3
AJAKAN SAKRAL
4
AYAH
5
PULANG
6
INTEROGASI
7
CALON MANTU
8
INTERVIEW MANTU
9
MENUNGGU
10
CEMBURU?
11
OBROLAN
12
MERINDING
13
DARI HATI
14
PANTAI
15
PETUAH
16
BERANI
17
DISKUSI MASA DEPAN
18
CINTA ABU-ABU PUTIH
19
MALAM PAGELARAN
20
ONE STEP
21
MASA MUDA
22
KESAN PESAN
23
ARTI TEMAN
24
POSTINGAN
25
SESERAHAN
26
PERSIAPAN
27
TAMU
28
AZREL
29
PENGAJIAN
30
HAJATAN
31
MALAM PERTAMA
32
NASEHAT IBU
33
LELUASA
34
MASAKAN PERTAMA
35
ANAK
36
EKSKUSI ARIMBI
37
VERSUS DEWA
38
KADO
39
KELUARGA
40
TUTOR GRATIS
41
MEET UP
42
DOA
43
CHECK IN
44
BATU MALAM
45
REAL HONEYMOON
46
KABAR PAGI
47
EMOSI
48
RENCANA MASA DEPAN
49
TINGGI BADAN
50
MASIH NOSTALGIA
51
PALING CANTIK
52
JEALOUS
53
KERAMAIAN RUMAH
54
MODE SIBLINGS
55
SEMANGAT CUAN
56
DI RUMAH IBU
57
MANJANYA SADEWA
58
PASSION
59
MENGUJI MENTAL
60
AGENDA DI KAMPUS
61
HAMBALI
62
WISUDA
63
MERAYAKAN
64
MODE KERJA
65
LDM
66
TEGANG
67
HARUS BIJAK
68
SIDAK
69
SEBAGAI KELUARGA
70
KADO DARI PAPA
71
BISIK TETANGGA
72
RANDOM
73
GANGGUAN SADEWA
74
KEPO
75
OTW BELI
76
PENGUKURAN
77
HAMPIR TERPENGARUH
78
KESENJANGAN MINDSET
79
UNDANGAN
80
COUPLE MODE KERJA
81
Q&A
82
RESELLER BARU
83
RESELLER AMAZING
84
MODE JUALAN
85
OTW HEALING
86
MENYATU DENGAN ALAM
87
I, YOU, SINE
88
BONGKAR AIB
89
RIAK PERNIKAHAN
90
TANGISAN
91
AMARAH ARIMBI
92
PERAN IPAR
93
VERSI TERBAIK
94
CUAN JALUR LAIN
95
SNORKLING
96
BUKA ORDERAN
97
TERPANCING EMOSI
98
MODE BAHAYA
99
DITANGKAP
100
BROMO
101
ARIMBI CORE
102
PAPA MAMA
103
KEANEHAN BUMIL
104
TANGISAN BUMIL
105
OTW LAHIRAN
106
PRINCESS
107
DASAR BETINA
108
PERASAAN IBU
109
NASEHAT PAPA TIRI
110
HANYA KITA
111
BESAN
112
DRAMA BALITA
113
NOVEL BARU
114
PACARAN TIME
115
GELORA
116
KERANDOMAN ALUNA
117
DISKUSI BERAKHIR DESAH
118
KOMPAK JAHIL
119
PONDASI
120
PERSIAPAN
121
SI POSESIF
122
KOKI ALUNA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!