Sampah Harusnya Dibuang

Dena berjalan ke arah balkon kamarnya. Dia menatap lurus tanpa ekspresi.

Baru saja Dena selesai menghubungi Neno, orang yang dipercaya oleh om Albert untuk menjaga Dana di rumah sakit.

Saudaranya kini sedang tidur, efek obat yang diberikan oleh dokter. Dena belum sanggup datang menjenguk Dana lagi.

Dana masih terlihat baik-baik saja saat datang berkunjung ke rumah om Albert liburan semester lalu.

Ya, selama ini dia memang tinggal di rumah om Albert, kakak tiri maminya yang berada di luar kota.

Hanya om Albert dan tante Dita yang membuka pintu rumahnya untuk Dena saat itu.

Dana diam-diam menitipkan Dana pada saudara tiri maminya. Om Albert awalnya tak mengetahui apa yang terjadi pada Vania karena mereka sudah lama tak bertemu dan jarang berkomunikasi.

Om Albert tak menyetujui pernikahan antara mami papi Dena. Karena merasa Tedi bukanlah lelaki yang baik untuk adiknya. Hubungan mereka pun merenggang sejak saat itu.

Tapi malam itu, Dana terpaksa menghubungi om Albert dan memohon untuk mencari Dena yang pergi dari rumah.

Kenapa tak Dana yang membawa dan melindungi adiknya. Saat itu Dana tak bisa keluar dari rumah.

Dia dikurung dan dikunci dalam gudang oleh papi dan istri barunya. Untung saja ponselnya masih berada di jaket yang dipakainya hingga bisa menghubungi om Albert.

Entah apa yang dilakukan oleh om nya, yang pasti besok siangnya Dana mendapatkan kabar jika Dena sudah bersama om Albert dan Tante Dita.

Selama lima tahun ini pula, mereka merawat Dena dengan sangat baik. Apalagi om Albert dan Tante Dita memang tak memiliki anak, otomatis mereka mencurahkan kasih sayang pada keponakan perempuan mereka layaknya putri kandung.

Dana pun beberapa kali pergi mengunjungi mereka, tidak sering. Karena dia melanjutkan kuliahnya ke negeri Kangguru. Tapi Dana tetap rutin datang dan menghabiskan waktu liburannya di rumah om Albert.

Dana adalah lelaki kuat, dia bertahan di sisi papinya karena ingin melindungi sisa peninggalan sang mami. Dana tak rela jika hasil kerja keras kakek dan maminya dimiliki oleh Kana dan Asta.

Selama ini baik Om Albert juga Dana selalu menyembunyikan semua hal itu di belakang Dena.

Dena baru tau ternyata selama ini dia dibohongi oleh Kana dan Asta setelah Om Ronald bercerita semua rahasia maminya.

Dulu Dena mengira Kana adalah wanita yang penuh kasih sayang.

Walaupun berat saat papinya memutuskan untuk menikahi Kana seminggu setelah maminya meninggal. Tapi Dena hanya diam saja menerima keputusan papinya.

Berbeda dengan Dana yang mengamuk dan kabur dua hari, menginap di rumah teman kuliahnya.

Tapi ternyata wanita itu adalah iblis bertopeng malaikat. Lima bulan setelah pernikahan papinya, dia meminta Dena melepaskan Evan karena Asta hamil anak dari kekasihnya.

Dena yang tak mau percaya dan menolak melepaskan Evan. Apalagi dia sangat mencintai Evan, mereka sudah berpacaran sejak kelas satu SMA.

Namun, lagi-lagi ibu dan anak itu membuat drama. Asta berpura-pura jatuh dari tangga dan Kana menuduhnya mendorong Asta.

Padahal saat Dana hanya berdiri saja di dekat tangga. Asta dirawat di rumah sakit dan hampir keguguran. Papi dan orang tua Evan pun ikut menyalahkannya dan menuduhnya pembunuh.

Bahkan Evan pun menatapnya dengan benci dan menganggap Dena gila karena cemburu buta.

Dena tak diberikan kesempatan untuk membela diri, bahkan papinya memukulnya menggunakan tali pinggang. Hal yang begitu membekas di benak Dena.

Malam itu, Kana dan Asta mengancam Dena agar pergi dari rumah. Jika tidak, maka Kana akan melaporkan Dena ke polisi dengan tuduhan ancaman pembunuhan.

Dena yang bodoh pun menurut dan pergi begitu saja. Meninggalkan rumah dengan luka di tubuh dan hatinya.

Mata indah Dena menatap ke arah pagar, dia melihat sebuah mobil hitam masuk.

Siapa dia?

Dena tau papinya sudah pulang tadi sore. Dan Dena tak berniat sama sekali untuk bertemu dengan ayah kandungnya itu.

Dia memilih pura-pura tidur dibandingkan harus basa basi busuk dengan lelaki pengkhianat keluarga itu.

Lampu mobil pun padan dan tak lama pintu terbuka. Terlihat seorang pria keluar dari belakang kemudi.

"Dia rupanya....." ucap Dena lirih. Matanya tak sekalipun melepaskan pandangannya dari lelaki itu.

Dena kemudian menyentuh dadanya, ada debar-debar halus di dalam sana walaupun tak seperti dulu.

Bohong jika Dena bisa melupakan begitu saja kenangan manisnya bersama pria tampan di bawa sana. Sisa rasa cinta itu jelas masih ada.

Tapi sekarang rasa benci Dena lebih mendominasi. Dan bisa dibilang kini Dena lebih tertarik membalas rasa sakit yang telah ditorehkan oleh lelaki itu.

Sambil tersenyum licik Dena kembali masuk ke dalam kamarnya.

Dia berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaian yang sudah dia siapkan sebelum kembali ke rumah ini.

Tangannya meraba halus gaun biru lengan tiga perempat itu. Gaun yang terlihat anggun namun tetap menunjukkan lekukan tubuh sempurnanya menjadi pilihannya malam ini.

Dena menyempurnakan wajahnya dengan riasan tipis. Dulu dia memang sering menggunakan alat make up, jadi tak heran tangannya sudah luwes dan terbiasa.

Hanya saja beberapa tahun belakangan ini dia lebih menyukai kesan natural bahkan jarang menggunakan make up.

Kata Tante Dita, wajahnya sudah sangat cantik bahkan tanpa make up. Dan benar, wajahnya tanpa make up terlihat lebih muda dari usianya.

Tak jarang anak-anak SMA, yang merupakan murid tantenya itu sering mencuri pandang. Bahkan tak jarang menyatakan cinta padanya.

Dena menatap puas tampilannya di depan cermin.

"Cantik, cuma sayang kamu bego karena sudah jatuh cinta sama lelaki busuk kayak Evan." kata Dena merutuki dirinya sendiri.

Namun, sejenak kemudian dia tersenyum miring.

"Yah, nggak dapat orangnya. Kali ini kamu harus dapat hatinya Dena. Buat dia merasakan apa yang kamu rasakan dulu." kata Dena sebelum keluar dari kamar karena suara ketukan dari pintu kamarnya.

Dena membuka pintu kamarnya dan melihat seorang wanita tiga puluh tahunan yang menatapnya kagum lalu menundukkan kepalanya.

"Maaf non. Tuan berpesan, agar non Dena turun dan makan malam di bawah." kata wanita itu.

"Hmm.... Terima kasih." ucap Dena datar.

Dia bukannya tak tau adab, tapi lebih memilih berhati-hati pada penghuni rumah ini. Hanya Bik Yun saja yang bisa dia percayai. Sisanya, entahlah.... Dena belum tau.

Dengan langkah percaya diri dan anggun Dena turun dari tangga menuju ruang makan.

Di sana Dena melihat papinya duduk diapit oleh Kana dan menantu kesayangannya, Evan.

Sedangkan Asta duduk di antara Evan dan seorang gadis cilik yang Dena yakini putri mereka.

Dena melirik sekilas tatapan orang-orang itu. Hatinya bersorak gembira saat melihat Evan yang menatapnya dengan kagum dan bahkan mulutnya terbuka. Membuat Asta memukul lengan suami brengseknya itu.

"Duduklah di sebelah mamamu, Dena." perintah Tedi dengan suara datar.

Membuat perasaan Dena yang sebelumnya senang langsung terhempas ke jurang.

Menatap tak percaya pada sosok lelaki yang dia panggil papi.

Ternyata ayahnya menjadi semakin dingin setelah mendengar isi surat wasiat maminya.

"Mama?" tanya Dena membalikkan ucapan Tedi.

"Apa papi lupa, aku tak punya mama. Dan mamiku sudah meninggal lima tahun yang lalu." balas Dena tajam.

"Dena! Jangan buat masalah. Kali ini duduklah dengan tenang dan nikmati makan malam tanpa keributan." Tedi mulai terlihat kesal pada putrinya.

Sementara Evan menatap tak percaya pada Dena, gadis itu berubah. Dulu dia tak berani membantah ucapan Tedi. Tapi sekarang lihatlah, tak hanya mulut, matanya pun terlihat melawan ayahnya.

"Siapa yang cari ribut sih, Pi. Aku cuma ngomong soal kebenaran, loh. Baru juga satu minggu, masa papi lupa." ucap Dena dengan suara yang lembut namun sarat akan ancaman.

Tedi pun tak lagi membalas ucapan putrinya. Namun, matanya menatap tajam ke arah Dena.

Dengan langkah anggun Dena berjalan ke arah meja makan dan duduk di sebelah balita lucu yang sedang mencoba memakan makanan yang disediakan di mejanya.

"Aku duduk di sini aja sama si cantik ini." ucap Dena sambil mencolek pipi balita itu.

"Hai cantik, siapa namanya?" tanya Dena pada putri mantan kekasihnya itu

"Cila, ante." jawab gadis itu.

"Duh, Cila jangan panggil tante dong. Gimana kalau panggil mommy, hmm?" tanya Dena yang sontak membuat Kana apalagi Asta menjadi berang.

"Kurang ajar kamu Dena. Apa maksudmu ngomong begitu." ucap Asta yang tak terima dengan ucapan Dena.

Meminta putrinya memanggil mommy sama saja jika Dena memberi kode ingin menjalin kembali hubungan khusus dengan suaminya.

Namun berbeda dengan Evan, lelaki itu kini merasa berada di atas angin. Dia beranggapan jika Dena belum bisa melupakan dan masih mencintainya.

Dia tak akan menolak jika Dena ingin kembali padanya, apalagi sekarang Dena terlihat jauh lebih cantik dengan tubuhnya yang begitu menggoda.

"Makanya kamu kasih tau mamamu, jangan berharap aku memanggilnya mama. Karena mamiku juga akan sama sepertimu, tak akan sudi wanita lain menjadi mommy putrimu."

"Dena... Sudah cukup! Jangan meributkan hal kecil di sini. Papi akan mengusir kamu, kalau kamu masih suka bikin masalah." kata Tedi jengkel.

Sementara Kana, berperan menjadi istri yang baik dengan mengelus-elus lengan suaminya sembari mengucapkan kata 'sabar'.

"Hmm.. Wah, kayaknya aku nanti perlu hubungi om Roland buat datang ke sini." ucap Dena yang disambut wajah pias Kana dan Tedi. Sedangkan Evan hanya mengerutkan keningnya karena memang hanya dia belum tau apa-apa

"Ingat loh, Pi. Ini rumah aku sama Dana. Dan sebenarnya aku loh yang punya wewenang buat mengusir dan memilih siapa saja yang boleh tinggal di sini." kata Dena lalu terkekeh geli saat melihat ekspresi keempat orang di meja makan itu.

Sementara Cila, dia tak tau apapun tentang pembicaraan orang dewasa di sana dan hanya menatap kagum pada wanita yang baru ditemuinya itu.

"Papi... Mungkin sudah saatnya aku mulai membereskan semuanya dan mengambil apa yang harusnya jadi milikku. Sampah itu harusnya dibuang kan, Pi?" ucap Dena sambil tersenyum sinis pada lelaki yang kini memijit pelipisnya.

Tedi merasa sakit kepala karena kalah dari putri yang dibuangnya lima tahun lalu.

Dena bangkit dari kursinya dan tersenyum manis pada lelaki tampan berkemeja biru. Senada dengan gaun yang dia kenakan.

Dena memang sengaja memilih gaun itu setelah melihat Evan turun dari mobil tadi.

"Hai, Van. Kamu makin tampan dan hot." ucap Dena sambil mengedipkan sebelah matanya dengan menggoda.

"Thanks, Na. Kamu juga makin cantik dan menakjubkan." balas Evan tanpa perduli pada istri yang duduk di sebelahnya.

Evan terpesona dengan Dena yang kini terlihat semakin cantik. Sama persis tatapan putrinya saat melihat Dena.

"See you next time, Darl." ucap Dena dengan senyum, sebelum pergi melenggang dengan santai.

Meninggalkan kumpulan orang munafik dan pengkhianat yang sedang menikmati makan malam bak keluarga cemara.

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

good job Dena...


😀😀😀❤❤❤❤

2025-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Home Sweet Home ???
2 Aku Pulang
3 Dua Wanita Ular
4 Sampah Harusnya Dibuang
5 Maybe
6 Mungkinkah
7 Akan Bertemu
8 Mengembalikan Ke Posisinya
9 Bakal Calon Suami Dena
10 Kasih Sayang Si Kembar
11 Mahar
12 Sutedjo
13 Pendekatan
14 Cinta Tapi Selingkuh
15 S3 : Saran Seorang Sahabat
16 Tenda Jamed
17 Tobat Nggak, Tuh
18 Asta Yang Malang
19 Gula Gula Kapas
20 Main Kaki Juga
21 Tedi Oh Tedi
22 Gara vs Evan
23 Ijab Kabul Dengan Luka
24 Anggara Suaminya Dena
25 Kana Dan Tedi, Pasangan Yang Serasi
26 Strong Woman
27 Jangan Jadi Pengkhianat
28 Jadi Dena Yang Utuh
29 Ternyata Palsu
30 Pawang
31 Sahabat Sejati
32 Tetangga Baru
33 Kasih Tau Suaminya
34 Bukan Main Masak-Masakan
35 Malam Bersejarah
36 Bidadari Hati
37 Biar Berkah
38 Diculik
39 Kemana Dena Dibawa?
40 Rencana Evan
41 Titik Terang
42 Kabur
43 Pencarian
44 Dena Kabur
45 Tertangkap?
46 Bantuan
47 Datang
48 Penyelamatan
49 Buta Hati
50 Maaf
51 Mereka Penjahatnya
52 Sidang
53 Kegelisahan Dena
54 Hamil
55 Papa??
56 Pertengkaran
57 Keputusan
58 Postingan
59 Kehamilan Simpatik
60 Awal Mula
61 Si Kecil Berotak Jahat
62 Perasaan Nyaman Itu Dimulai
63 Niat Gema
64 Menjual Kisah Sedih
65 Garis Batas
66 Flashback End
67 Buah Kebaikan
68 Ini Tante Dena, kan?
69 Rumah Korban Evan
70 Mulai Mencari
71 Bertemu
72 Permohonan Maaf Anggara
73 Menggapai Maaf
74 Tetap Ingin Berpisah
75 Menyelesaikan Satu Demi Satu
76 Oleh-oleh Tetangga Baru
77 Goyah
78 Keputusan Dena
79 Quality Time
80 Jadi Cerai Atau Nggak?
81 Pilihan Hidup
82 Lahiran
83 Twins Princess
84 Orang Tua Baru
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Home Sweet Home ???
2
Aku Pulang
3
Dua Wanita Ular
4
Sampah Harusnya Dibuang
5
Maybe
6
Mungkinkah
7
Akan Bertemu
8
Mengembalikan Ke Posisinya
9
Bakal Calon Suami Dena
10
Kasih Sayang Si Kembar
11
Mahar
12
Sutedjo
13
Pendekatan
14
Cinta Tapi Selingkuh
15
S3 : Saran Seorang Sahabat
16
Tenda Jamed
17
Tobat Nggak, Tuh
18
Asta Yang Malang
19
Gula Gula Kapas
20
Main Kaki Juga
21
Tedi Oh Tedi
22
Gara vs Evan
23
Ijab Kabul Dengan Luka
24
Anggara Suaminya Dena
25
Kana Dan Tedi, Pasangan Yang Serasi
26
Strong Woman
27
Jangan Jadi Pengkhianat
28
Jadi Dena Yang Utuh
29
Ternyata Palsu
30
Pawang
31
Sahabat Sejati
32
Tetangga Baru
33
Kasih Tau Suaminya
34
Bukan Main Masak-Masakan
35
Malam Bersejarah
36
Bidadari Hati
37
Biar Berkah
38
Diculik
39
Kemana Dena Dibawa?
40
Rencana Evan
41
Titik Terang
42
Kabur
43
Pencarian
44
Dena Kabur
45
Tertangkap?
46
Bantuan
47
Datang
48
Penyelamatan
49
Buta Hati
50
Maaf
51
Mereka Penjahatnya
52
Sidang
53
Kegelisahan Dena
54
Hamil
55
Papa??
56
Pertengkaran
57
Keputusan
58
Postingan
59
Kehamilan Simpatik
60
Awal Mula
61
Si Kecil Berotak Jahat
62
Perasaan Nyaman Itu Dimulai
63
Niat Gema
64
Menjual Kisah Sedih
65
Garis Batas
66
Flashback End
67
Buah Kebaikan
68
Ini Tante Dena, kan?
69
Rumah Korban Evan
70
Mulai Mencari
71
Bertemu
72
Permohonan Maaf Anggara
73
Menggapai Maaf
74
Tetap Ingin Berpisah
75
Menyelesaikan Satu Demi Satu
76
Oleh-oleh Tetangga Baru
77
Goyah
78
Keputusan Dena
79
Quality Time
80
Jadi Cerai Atau Nggak?
81
Pilihan Hidup
82
Lahiran
83
Twins Princess
84
Orang Tua Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!