MEiaMM — BAB 03

SESUATU YANG ANEH TENTANG WILL

Hidup sendirian bukan berarti Jane tidak bekerja paruh waktu. Dia membutuhkan uang karena dia benar-benar pergi meninggalkan rumah keluarganya karena suatu hal dan insiden yang membuatnya enggan tinggal di sana.

Kini, di saat langit gelap. Jane bekerja di sebuah bar, ya! hanya tempat-tempat seperti itulah yang cocok untuk dikerjakan di malam hari.

Dari balkon salah satu kamar apartemen, terlihat Will si pria culun yang saat ini menatap kepergian Jane di malam hari. pria itu memperhatikan nya semenjak ditolong oleh Jane. Oh tunggu! Apa dia seorang penguntit? Entahlah.

Tok! Tok!

suara ketukan pintu membuat Will segera masuk dan menuju pintu. Saat dia membukanya, terlihat seorang pria dengan pakaian pengantar pizza yang pastinya membawa sekotak pizza.

“Pesanan Anda Tuan Will.” Ucapanya.

“Ya, itu aku!” Balas pria berkaos putih polos itu menerima kotak pizza tadi dan menutup kembali pintunya.

Will benar-benar terlihat berbeda saat dia berada di rumah dan di kampus. Jika di kampus dia selalu mengenakan hoodie atau kemeja kotak-kotak panjang— maka di rumah dia hanya mengenakan kaos polos dan celana santai sehingga tubuh kekarnya terlihat jelas bak seperti bukan pria culun.

Pria itu meletakkan sekotak pizza tadi ke bawah ranjang tanpa membukanya, lalu kembali ke sebuah kertas yang berisi informasi Jane Stewart. “Gadis yang energik!” gumamnya tersenyum miring.

...***...

“Oh ya Tuhan... Sepertinya aku terlambat??” panik Jane yang bergegas melewati koridor kampus saat dia merasa sudah sangat terlambat akibat pekerjaan malam nya.

Namun di pertengahan koridor, langkahnya terhenti saat dia melihat Marco dan kawan-kawannya berpapasan dengannya tanpa sengaja. Tentu saja pria itu menyeringai kecil bak menemukan mangsanya.

“Astaga..” Gumam Jane melangkah mundur dua langkah saat dia tidak mau menjadi pengecut.

Jane pikir mereka akan menindasnya, namun Marco dan yang lainnya malah berjalan melewatinya. Hingga dari belakang Marco langsung membungkam mulut Jane dan membawanya ke sudut ruangan hingga memojokkan nya ke dinding.

“Kurang ajar! Berani sekali kau— ”

“Kau pikir setelah apa yang kau lakukan bisa lepas dariku. Semuanya akan seimbang jika aku mendapatkan kebenaran dari ucapanmu!” ujar Marco dengan puas menoleh ke kanan kiri yang mana dia temannya ada di sana.

Mendengar itu, Jane sudah memasang wajah waspada. “Omong kosong!” kesal Jane hendak menerobos namun Marco mendorongnya kasar ke belakang dengan tawa senangnya.

“Reus! Jaga di depan, biarkan aku menunjukkan sesuatu yang dia katakan kemarin!” pinta Marco yang didukung oleh ketiga temannya.

Oh tentu saja Jane tak bodoh, dia tahu maksud dari ucapan Marco. Reus segera ke depan sementara Marco dan yang lain mulai menarik paksa Jane dan hendak membawanya masuk ke toilet pria.

“HENTIKAN!!! TOLONG AKU!!! SIAPAPUN TOLONG AKU!!! LEPASKAN AKU SIALAN!!” teriak Jane mencoba meronta.

“He-hentikan itu!” tiba-tiba suara seorang pria membuat Marco dan yang lain berhenti. Jane sangat lega saat dia mendengar suara seseorang, namun saat dia menengok ke arah suara tersebut.

Betapa terkejutnya dia melihat Will yang terkenal pendiam dan culun itulah yang menghentikan aksi Marco.

“Fuck Doggy! Kau mau menjadi Anjing bodoh dengan berani menentang kami huh?!” ucap Bobby menghampirinya.

Sedangkan Will masih terlihat ragu-ragu saat dia harus menghadapi para pria tangguh itu demi menolong Jane. Dia hanya membawa pulpen sebagai senjata yang kini ditodongkan.

“Ak-aku tidak ta-takut lagi dengan kalian.. Le-lepaskan dia dan jangan mengganggunya.” Pinta Will si pria yang mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna merah dan kaos putih polos.

“Apa yang kau lakukan? Pergilah!” pinta Jane kepada Will. Namun pria itu menggeleng kecil hingga Marco yang kesal langsung melepaskan lengan Jane dan menghampirinya hingga menarik pulpen tersebut dan menusukkan nya ke dada Will dua kali.

“Akkhh!!!” pekik kesakitan Will yang mana Jane langsung mendorong kuat Marco.

“Dasar gila! PERGI ATAU AKU AKAN MELAPORKAN KALIAN KE POLISI!” ancam Jane menatap marah ke ketiga pria di sana. Sedangkan Will memegangi dada kirinya yang nampak berdarah dan meringis kesakitan.

Marco mengangkat tangannya hendak menjambak rambut Jane, namun Will langsung menangkis tangan tersebut hingga Marco kesakitan dan berkerut alis menatap ke Will. “Shit!” umpatnya terheran-heran.

Sedangkan Bobby dan Simoncelli ikut terheran saat melihat Marco seperti meringis sakit akibat tangkisan dari tangan Will barusan ke tangannya.

KRRRIIINNGGGG!!!!

Hingga suara bel berbunyi dan membuat Marco memilih pergi. “Akan aku balas kalian.” Ucapnya tak main-main.

Jane benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa mereka melukai seseorang seperti itu. “Maafkan aku... Karena ku kau harus terluka.” Ujar Jane yang menatap nanar ke pria berkacamata itu.

Will menggeleng kecil. “Tidak masalah, kau sudah menolongku kemarin!”

“Itu sangat berbahaya, aku akan mengobati mu.” Ucap Jane yang mulai menarik tangan Will dan membawanya ke kursi panjang.

Tentu saja pria itu tak menolaknya, namun saat Jane hendak membuka kemeja kotak-kotak nya. Will menahan tangannya. “Aku rasa tidak perlu, akan aku obati sendiri.” Tolak halus Will yang sadar akan sesuatu di tubuhnya.

Jane berkerut alis. “Tidak perlu malu, aku sering melihat pria bertelanjang dada, maksudku... Mengobati mereka orang tua!” jelas Jane menggigil lidahnya saat dia hampir membuat orang lain berpikir kotor tentang dirinya.

“Kau wanita yang naif.”

“Apa?”

“Maksudku.. Jam pelajaran selesai, lebih baik aku pulang saja!” ucap Will yang bangkit dari duduknya sehingga wanita cantik berambut panjang itu ikut berdiri.

“Kau yakin tidak ingin diobati lebih dulu? Darahnya— ”

“Ini hanya luka kecil!” balas Will segera cepat-cepat pergi dari sana, alias menghindar dari Jane yang nampak terdiam penuh tanda tanya.

Jane menatap curiga dan heran namun semuanya sirna ketika dari belakang, seseorang menepuk pundak nya. “Jane!” sapa Naomi dengan senyum lebar.

.

.

.

Sementara di ruangan khusus milik Marco and the geng. Pria itu terdiam mengepalkan tangan kanannya berulang kali seolah merasakan sakit di tukang dan dagingnya.

“Sejak tadi kau hanya diam, ada apa?” tanya Bobby terheran akan sikap Marco yang tak seperti biasanya.

“Entahlah! Tangkisan itu sangat kuat.” Ucapnya tak percaya dengan apa yang dia rasakan sendiri.

“Maksudmu... Tangkisan tangan Doggy tadi? Kau serius?!” ejek pria berkulit putih berambut pirang tadi terkekeh tak percaya sehingga Marco meliriknya sinis.

Bruakk!! Pintu terbuka sedikit mendadak sehingga dia pria yang ada di dalam ruangan tersebut pun menoleh bersamaan ke arah datangnya Simoncelli yang nampak datar.

“Reus terluka parah. Dia baru saja di bawa ke rumah sakit.” Ucapnya yang pastinya membuat kedua temannya tadi terkejut bukan main.

Mereka hampir melupakan Reus yang berjaga di luar, namun bagaimana bisa dia terluka tiba-tiba?

...°°°...

Hai Guyssss!!!!! Cerita kali ini, semoga kalian suka yaaaa, meski latar awalnya ada di kampus tapi semua itu hanya awalan sebelum ke babak yang lebih wow!!!

Dan akan menceritakan kisah cintanya Aurora dan William, juga tujuan serta konflik antara mafia dan balas dendam serta pembullyan.

Yaaa semoga kalian betah dengan cerita season 2 ini 😌😁

Jangan lupa tinggalkan jejak Semangatnya!!!

Thanks and See Ya ^•^

Terpopuler

Comments

Marfuah

Marfuah

sudah pasti betah dong apa lagi ada aurora dan will

2025-06-21

1

Tiara Bella

Tiara Bella

siap Thor aku pantengin trs....

2025-06-20

2

Almun

Almun

siapppppppppppppppppp,and semangattttttt

2025-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!