4. A quite promise

.
Jam dinding di sudut ruangan berdentang pelan, sudah lewat pukul tujuh malam. Gedung kantor perlahan mulai sunyi, hanya tersisa suara AC dan ketikan terakhir para workaholic yang belum pulang
Renjun mengucek matanya yang mulai perih. Matanya sudah lelah menatap layar, tangannya kaku karna seharian mencatat dan mengecek jadwal klien. Ia mematikan layar komputer, merapikan berkas yang tadi berserakan, lalu ke ruangan Jaemin
Huang Renjun
Huang Renjun
Pak!
Huang Renjun
Huang Renjun
Permisi
Jaemin tertidur di atas meja kerjanya, kepala bersandar di lengannya sendiri. Poni panjangnya jatuh menutupi sebagian wajah tampannya, juga kacamata yang letaknya sudah tidak benar
Huang Renjun
Huang Renjun
Kenapa tidur saja dia setampan itu *batin
Ia jongkok sedikit, lalu dengan hati hati melepas kacamata Jaemin, dan menyibakkan poni Jaemin yang menutupi matanyya
Tangannya terangkat lagi, jari jari yang dingin menyentuh pipi hangat Jaemin, mengusap lembut, seperti menghapus sisa penat yang tertinggal
Na Jaemin
Na Jaemin
👀
Degh!
Tidak ada reaksi heboh, jaemin tidak menghindar, hanya menatap Renjun yang terlihat cantik ketika wajahnya di pandang sedekat itu
Namun Justru Renjun melompat mundur
Wajahnya merah padam karna terciduk
Huang Renjun
Huang Renjun
Maaf, jangan salah paham!
Huang Renjun
Huang Renjun
S-saya...saya ha-hanya memastikan
Huang Renjun
Huang Renjun
A-anda masih hidup atau tidak
Na Jaemin
Na Jaemin
*smirk
Na Jaemin
Na Jaemin
Merah banget mukamu
Godanya sambil meregangkan tubuh
Na Jaemin
Na Jaemin
Lucu
Huang Renjun
Huang Renjun
Tidak lucu
Huang Renjun
Huang Renjun
Anda mengagetkan saya
Huang Renjun
Huang Renjun
*menutup wajah merahnya
Na Jaemin
Na Jaemin
Baiklah baiklah
Na Jaemin
Na Jaemin
Ayo pulang bersama
Na Jaemin
Na Jaemin
Aku menunggumu selesai dari tadi
Oh
Jadi dia menunggu Renjun sampai ketiduran?
Astagaaa><
Meleleh hati adek
...
.
Skip
.
Malam itu, di dalam mobil yang nyaman dan hening, suara musik instrumental nyaris tak terdengar. Hingga mobil perlahan berhenti di depan rumah Renjun
Namun Renjun tidak langsung turun. ia tetap duduk, menatap Jaemin
Huang Renjun
Huang Renjun
Anda langsung pulang?
Na Jaemin
Na Jaemin
*menoleh
Huang Renjun
Huang Renjun
Atau ke klub malam lagi? Minum sampai pagi, mencari pelampiasan seperti waktu itu? Menghancurkan hidup anda pelan pelan seperti dulu?
Pertanyaan itu menggantung di udara. Renjun tidak menatap Jaemin lagi, ia tau pertanyaannya menusuk. Tapi dia juga tidak mau diam saja untuk kali ini
Na Jaemin
Na Jaemin
Iya, aku pulang *pelan
Na Jaemin
Na Jaemin
Malam ini....aku pulang
Huang Renjun
Huang Renjun
Janji?
Na Jaemin
Na Jaemin
*angkat satu alis
Na Jaemin
Na Jaemin
Sekretaris mulai mengatur CEO-nya?
Huang Renjun
Huang Renjun
Sekretaris peduli pada atasan yang hidupnya berantakan
Huang Renjun
Huang Renjun
Jadi, janji?!
Diam sebentar, lalu Jaemin mengulurkan jari kelingking seperti anak kecil
Na Jaemin
Na Jaemin
Janji
Dengan berat hati dan gengsi menjerit, Renjun menautkan kelingking mereka
Begitu pintu mobil tertutup dan Renjun masuk rumah, Jaemin masih duduk di sana, tersenyum kecil sendirian
Sementara di balik pintu, Renjun berdiri mematung, tangan masih memegang kelingking yang tadi terhubung
Wajahnya masih merah. Tapi di balik semua itu, ada sesuatu yang pelan pelan tumbuh
Harapan!
.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!