3. The weight of a name

.
Renjun masih sibuk menatap layar di depannya, membandingkan dua versi laporan strategi pemasaran di atas mejanya. Notes penuh coretan, stabilo, dan sticky notes tersusun rapi sesuai urgensi.
Baginya, waktu istirahat hanyalah ilusi yang di buat dunia kerja untuk membenarkan kata seimbang
Na Jaemin
Na Jaemin
Sekretaris Huang!
Tiba tiba pintu ruangannya terbuka, kepala Jaemin muncul di sela pintu
Huang Renjun
Huang Renjun
*menoleh cepat
Huang Renjun
Huang Renjun
Ya, Pak?
Pria itu melangkah masuk, bersandar di sisi pintu sambil menyilangkan tangan
Na Jaemin
Na Jaemin
Ayo makan siang bersama
Ajak makan siang?
Sudah berapa lama sejak Jaemin terakhir kali mengucapkan kalimat itu?
Huang Renjun
Huang Renjun
Tugas saya tinggal sedikit lagi
Na Jaemin
Na Jaemin
Tinggal sedikit, berarti bisa di tinggal, Ayo!
Huang Renjun
Huang Renjun
Baik *berdiri
Mereka berjalan berdampingan menuju ruang makan privat yang memang di sediakan khusus untuk petinggi di lantai atas. Tempat itu sepi, hanya mereka berdua.
Sebuah meja panjang, jendela besar, dengan cahaya siang hari, dan dua piring makanan yang sudah dipesan oleh Jaemin sebelumnya
Na Jaemin
Na Jaemin
Masih suka kerja tanpa istirahat?
Na Jaemin
Na Jaemin
*sambil memotong daging
Huang Renjun
Huang Renjun
Kalau tidak kerja, apa lagi yang saya lakukan? *ambil air putih
Na Jaemin
Na Jaemin
Ngobrol, makan, hidup
Huang Renjun
Huang Renjun
Saya sekretaris, bukan influencer
Tawa Jaemin keras, tapi cepat padam. Beberapa detik kemudian, hening menyelinap masuk
Huang Renjun
Huang Renjun
*lirik jaemin diam diam
Ada bayangan lelah di wajah Jaemin, dan entah kenapa, pikiran Renjun terlempar ke masa lalu.
Tepatnya ke satu nama
Haechan
Nama itu dulu sering terucap dari bibir Jaemin. Seseorang yang begitu hidup, begitu berwarna. Terlalu cerah untuk dunia membosankan seperti Jaemin
Tapi suatu hari, semua berhenti. Haechan pergi. Lebih tepatnya memilih Jeno
Renjun memang tidak pernah dekat dengan Haechan, tapi cukup tahu bahwa pria manis itu adalah jenis yang gampang membuat orang jatuh. Termasuk Jaemin
Dan meski Renjun tidak menyukai gaya centil Haechan, ia harus mengakui satu hal. Kehadiran Haechan pernah membuat Jaemin lebih hidup
Kini, pria itu duduk di depannya. Sepi, stabil, sendirian
Ada rasa bersyukur kecil dalam hatinya
Setidaknya, dia tak perlu bersaing dengan lelaki penuh tawa itu. Tapi tetap saja pertanyaan yang menggantung tak pernah hilang
Apakah hati Jaemin masih milik Haechan?
Na Jaemin
Na Jaemin
Renjun!
Huang Renjun
Huang Renjun
*angkat wajah
Na Jaemin
Na Jaemin
Terimakasih sudah tetap di sini
Na Jaemin
Na Jaemin
selalu di sisiku
Na Jaemin
Na Jaemin
Kadang aku lupa kalau kamu juga manusia
Huang Renjun
Huang Renjun
Ya, Pak
Muka Renjun datar
Jujur hatinya tak henti berdebar
..
Terpopuler

Comments

Babi_busuk(^ω^)

Babi_busuk(^ω^)

hati gw juga berdebar kali,hidup soalnya...

2025-06-13

1

s'բɾҽղzԵ♀♂

s'բɾҽղzԵ♀♂

lanjut thor

2025-06-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!