Malam ini Alana masih gelisah, kejadian di rumah makan itu masih membayang lekat di pelupuk matanya.
Entah dia yang merasa berlebihan atau memang mereka masih menyimpan rasa cinta. Ya, bisa terlihat jelas bagaimana Bella menatap Dewa, bahkan begitu asyiknya mengobrol, Dewa juga tidak memperhatikan perasaannya.
Alana beringsut dari tempat tidur, dia pun mengambil ponsel yang tergeletak di nakas. Alana kembali membaca pesan dari Dewa. Sikapnya tak ada yang janggal, Dewa juga sempat menawarkan untuk pulang bersama. Tapi, Alana menolaknya. Dia merasa tidak nyaman jika harus satu mobil dengan mantan pacar kekasihnya.
Canggung. Alana dan Bella memang masih terlihat canggung saat beradu pandang. Meskipun Alana mencoba meyakinkan hatinya jika gadis anggun itu hanya sebuah masa lalu.
"Kamu belum tidur?" tanya Hera sambil menggeliat. Gadis itu setengah sadar bertanya pada Alana.
"Aku haus!" jawab Alana kemudian mengambil air minum untuk membasahi tenggorokannya.
Gadis itu pun segera kembali menyusul Hera tidur. Dia tak ingin banyak berfikir, karena cinta itu butuh sebuah kepercayaan.
###
Sudah seminggu dari kejadian kemarin, Alana dan Dewa belum kembali bertemu. Pria itu terlihat sangat sibuk dengan beberapa kegiatan kampus yang harus melibatkannya sebagai dosen.
Sekarang Alana sudah semester enam, mungkin dia sendiri juga akan mempunyai banyak kesibukan seperti harus jadi mahasiswa magang atau KKN.
" Al, ada Dewa!" panggil Bude Rini saat Alana selesai mandi. Setelah seharian di kampus gadis itu sudah merasa lelah.
" Iya, Bude." jawab Alana.
Gadis itu mempercepat sapuan make up di wajahnya. Dia juga memperbaiki tampilannya. Dia tidak ingin mempermalukan Dewa, karena ini pertama kalinya Dewa mengajaknya datang di acara temannya.
Alana keluar dari kamar dan menemui pria yang tengah duduk menunggunya di ruang tamu.
Dewa tersenyum saat melihat Alana yang tampil tidak biasanya. Balutan gaun dengan potongan sederhana dan tertutup membuat Alana nampak elegant. Gaun merah marun yang memantulkan kulit kuning langsatnya itu nampak anggun.
" Cantik." puji Dewa membuat Alana tersipu malu.
"Kita berangkat sekarang?" tanya Alana mengalihkan rasa malunya.
" Ayo kita pamitan Bude dulu!" ajak Dewa.
Setelah mereka berpamitan, keduanya pun segera berangkat menuju sebuah gedung pertunangan salah satu teman SMA Dewa.
Mobil melaju dengan tenang. Sebuah iringan musik mengisi kebisuan diantara mereka. Tangan pria itu terulur dan menggenggam jari-jari lentik Alana. Gadis itu tersenyum, perasaannya menghangat, perlakuan Dewa selalu membuat gadis kembali yakin kan cintanya.
"Setelah lulus kita akan segera menikah,ya! Tidak ada acara pertunangan tidak masalah, kan?" tanya Dewa membuat Alana terhenyak kaget. Tiba-tiba saja pria itu sudah membuat rencana tentang hubungan mereka kedepan.
Jelas, semua itu membuat Alana merasa sangat bahagia. Pria itu ternyata sudah berfikir sejauh itu.
" Libur semester nanti, aku akan mengantarmu pulang, sekalian berkenalan dengan keluargamu." lanjut Dewa membuat senyum di wajah Alana tak bisa serut. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
" Aku sangat bahagia, Mas." ucap Alana. Saat ini dia harus menghapus segala pikiran buruk tentang keraguan perasaan Cinta padanya, tentang kehadiran Bella yang akhir-akhir mengusik perasaannya.
Acara ternyata sudah dimulai, ternyata pesta pertunangannya sangat mewah. Dewa menggenggam tangan Alana saat masuk ke dalam gedung pesta.
Baru saja tiba, hampir semua mata tertuju pada Alana dan Dewa. Kemudian, sapaan menghampiri Dewa dan ternyata banyak teman-teman Dewa yang hadir. Ya mereka seperti sedang reuni.
" Kamu datang dengan siapa? Pantesan aku lihat Bella datang sendiri." ucap salah satu diantara tamu mereka.
" Astaga Dewa. Sudah lama tidak bertemu. Tambah keren saja." Suara seorang pria membuat kehebohan diantara orang yang bergerombol bersama Dewa.
Obrolan demi obrolan mereka lebih tepatnya seperti reuni. Dewa pun tenggelam dalam obrolan bersama teman-temannya hingga Alana pun memilih mundur untuk mencari minuman. Di saat itu juga Bella bersama temannya yang kemarin juga ikut bergabung.
Mereka benar-benar terlihat sangat asyik. Bahkan Dewa pun terlena dalam obrolan teman-temannya. Sesekali terdengar diantara mereka mengungkit kisah cinta antara Dewa Dan Bella membuat Dewa menatap Bella yang terlihat tersipu.
Alana terus menatap keasyikan mereka. Dia juga bisa mendengar sendiri, jika Dewa dan Bella menjadi bintang diantara acara reuni itu.
" Please kalian duet bareng, ya, buat ramain acaranya Irwan."
"Ide yang bagus." sahut mereka lagi.
" Biar aku yang bilang sama MC nya." Seseorang menimpali dan tak lama lagi nama Dewa dan Bella dipanggil untuk naik panggung.
Dewa mencari keberadaan Alana. Dia merasa tak enak dengan Alana. Tapi, dorongan teman-temannya juga tak bisa dihindari Dewa.
Alana yang tengah duduk dengan segelas jus di tahannya pun mengalihkan pandangan dari tatapan Dewa. Dia merasa cemburu, dia cemburu saat Dewa berada diatas panggung dengan sorak sorai teman-teman mereka. Keduanya seperti masih sepasang kekasih.
Musik pun mulai mengiringi. Kali ini hatinya terluka melihat kedekatan keduanya, tatapan mereka yang saling beradu seolah masih menyisakan rasa cinta.
Alana mencari keberadaan ponselnya, dia tak ingin lagi memperhatikan sepasang orang diatas panggung yang sedang menyanyikan lagu lama, kenangan terindah milik Samsons.
Di pesta yang sangat ramai dan riuh, Alana merasa sendiri. Dia memilih untuk men scroll layar ponsel agar tidak fokus pada dua sejoli yang sedang berduet.
Tapi semua sia-sia. Air mata kini menetes disudut matanya. Gegas dia segera menghapusnya, tidak ingin orang lain melihatnya.
Beberapa menit ternyata cukup lama, jika hati sedang dilanda rasa marah atau kecewa. Tepuk tangan pun terdengar riuh kembali saat mereka menyelesaikan satu lagu.
" Satu lagi! Ayo satu lagu lagi." Beberapa orang berteriak.
Tapi kali ini Dewa menolaknya. Dia melihat Alana sedang duduk sendiri menatap layar ponselnya.
Keduanya pun turun dari panggung. Dewa langsung menghampiri Alana yang terlihat baik-baik saja.
"Maaf, aku naik di atas panggung bersama Bella." ucap Dewa saat duduk di sebelah Alana.
" Nggak apa-apa. Kita pulang yuk. Aku merasa nggak enak badan." pinta Alana. Dia sudah tidak nyaman berada di pesta itu.
Dewa pun menuruti permintaan Alana. Mereka berpamitan terlebih dahulu sama yang punya pesta. Sebelum acara berakhir, Dewa dan Alana pun keluar gedung menuju parkiran.
" Dewa." suara itu menghentikan langkah keduanya yang masih baru saja keluar dari gedung. Terlihat Bella berlari kecil menghampiri keduanya.
" Kalian mau pulang?" tanya Bella.
" Iya." jawab Dewa.
" Boleh aku numpang sampai apartemenku?" lanjut Bella.
" Ayo!" jawab Dewa.
Alana menatap Dewa, dia hanya tidak menyangka jika Dewa tidak meminta pendapatnya. Kemudian tatapan Alana menatap Bella yang dibalas dengan seringai di sudut bibirnya.
Mereka bertiga berjalan menuju mobil Dewa. Alana dan Bella pun langsung menuju ke pintu depan. Tapi Bella langsung memegang gagang pintu dan siap untuk membuka pintu, sedangkan Alana hanya mematung di sebelah pintu itu. Tatapan keduanya pun saling beradu.
"Wa, aku tidak bisa duduk dibelakang. Dari dulu, kamu pasti tahu." ucap Bella saat Dewa menghampiri keduanya.
" Al, sorry ya. Bella memang tidak bisa duduk di belakang." Dewa mengucapkan itu dengan ragu saat melihat wajah Alana. Alana tak bisa menutupi rasa kesalnya. Meskipun begitu, diapun mengikuti kata Dewa untuk duduk di belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Anis Saidah
al pesen taxi pulang sendiri..harga dirimu seperti di injak2 gerget aku..dewa kamu seperti mempermainkan alana
2025-06-14
0
mom farhan
yah alana mending pulang sendiri dr pada duduk di kursi belakang.. lanjut kak
2025-06-13
0
Dewi Purnomo
pulang sendiri aja Al....Dewa ngeselin.....lanjut up mb.
2025-06-13
0