Kematian Ana

Hari ke sebelas semenjak Ana di sekap sang Ibu tidak pernah lagi datang ke gudang untuk sekedar melihat kondisi Ana. Bahkan para pelayan pun tidak ada yang berani mendekati gudang karena takut di pecat.

Pelayan yang tidak tahan akhirnya memanggil Lastri untuk meminta izin pergi ke gudang melihat kondisi Ana. Lastri yang setiap harinya sibuk bermain bersama geng sosialitanya tidak menghiraukan keberadaan Ana yang ada di gudang.

"Nyonya!" Panggil pelayan.

"Ada apa?" Tanya Lastri sambil melihat baju-baju bayi untuk anak Elen dan Kevin buah cinta mereka.

"Ini sudah sebelas hari semenjak Nyonya mengurung Non Ana di gudang. Apa tidak sebaiknya Non Ana di keluarkan sekarang?" Jawab Pelayan takut.

Degh

Mata Lastri seketika melotot begitu juga dengan Kevin hanya Elen yang terlihat gugup.

"Sudah sebelas hari? Astaga! Bagaimana bisa aku melupakan anak sialan itu masih ada di gudang?" Ucap Lastri sambil menepuk jidatnya.

"Sebaiknya kita periksa sekarang saja Nyonya. Saya takut terjadi sesuatu sama Non Ana." Jawab Pelayan.

Sebenernya pelayan itu sudah bisa menebak bagaimana kondisi Ana di dalam gudang. Namun dia berharap semoga ada keajaiban dan membuat Ana bisa bertahan di dalam sana.

Beramai-ramai mereka pergi ke gudang yang ada di belakang rumah. Sesampainya di depan gudang Lastri mencium bau menyengat dari dala gudang.

"Seperti bau bangkai." Gumam Kevin sambil menutup hidungnya.

"Apa anakmu makan tikus selama di sekap Lastri? Kenapa bau bangkai nya sangat menyengat." Tanya Hendra suami kedua Lastri.

Tidak mungkin." Jawab Lastri.

"Aku sudah meminta pelayan buat antar makanan setiap hari ke sini. Iya kan Bik?" Tambah Lastri.

Pelayan yang berjalan di belakang Lastri sontak menggeleng kepalanya pelan.

"Bukannya Nyonya melarang kami untuk memberi makan Non Ana!" Ucap pelayan.

Degh

Langkah kaki Lastri berhenti seketika dan menoleh ke arah pelayan itu.

"Jangan ngawur kamu Bik! Mana mungkin aku melarang kalian untuk memberi makan Ana? Memangnya kalian mau anakku mati kelaparan." Bentak Lastri kepada pelayan itu.

"Tapi Non Elen sendiri yang bilang pada kami." Jawab pelayan itu takut.

"Elen?" Lirih Lastri sambil menatap ke arah Elen yang diam saja sejak dari tadi.

Wajah Elen pucat pasi kala ibu sambungnya melihat ke arahnya. Sebentar lagi semuanya akan terungkap membuat Elen gemetar ketakutan.

"Jangan-jangan bau bangkai ini....." Kevin tidak melanjutkan ucapannya.

"Ana." Lastri langsung mempercepat langkah kakinya dan membuka pintu gudang. Dan saat pintu gudang terbuka Lastri menjerit histeris melihat jasad Ana yang sudah bau bangkai.

Tikus-tikus yang semula menggerogoti tubuh Ana kini sudah pergi. Beberapa tikus bahkan ada yang melompat ke kaki Lastri yang sudah gemeteran.

"Astaga!" Kevin langsung menutup matanya sebentar.

"Ana!" lirih Lastri. Dia benar-benar syok saat melihat jasad anaknya yang mengenaskan.

"Masalah ini tidak boleh sampai bocor ke luar. Kita semua harus menyembunyikan soal kematian Ana rapat-rapat." Ucap Hendra.

"Te.... Terus kita harus apa? Tidak mungkin kematian Ana kita sembunyikan selamanya." Jawab Lastri yang masih syok melihat jasad Ana. Tidak ada penyesalan di wajah Lastri yang ada hanya perasaan kaget.

"Bagaimana kalau kita umumkan kematian Ana ini bunuh diri karena merasa frustasi melahirkan anak yang cacat!" Ucap Hendra.

"Soal jasadnya bagaimana?" Tanya Lastri yang masih syok.

"Kita kuburkan dia hari ini juga, jangan nunggu nanti yang ada kita akan ketahuan oleh pihak liar belum lagi oleh ayah kandung Ana." Jawab Hendra.

Lastri masih belum bereaksi dia masih syok berat sedangkan Elen dia tidak terlihat menyesal sama sekali karena sudah membunuh Ana secara tidak langsung. Elen hanya menampung raut wajah datar dan penuh tipu muslihat.

Pemakaman benar-benar di lakukan pada hari ini juga, orang-orang yang datang melayat tidak di perbolehkan untuk melihat jasad Ana.

Setelah selesai di kuburkan, seorang pria paruh baya tampak berjalan sempoyongan mendekati makan Ana. Lututnya gemetar sebelum akhirnya jatuh bersimpuh di samping makan Ana.

"Tidak..... Anakku. Maafkan Papa sayang! Sungguh maafkan Papa yang terlambat menemui kamu." Teriak histeris Antonio ayah kandung Ana.

Antonio Bagaskara adalah ayah kandung Ana. Sosok yang Ana anggap telah melupakan dirinya semenjak menikah lagi.

"Lastri kenapa kamu menguburkan Ana cepat-cepat, hah. Kenapa kamu tidak menungguku? Aku ayah kandungnya dan aku berhak melihat jasad Ana untuk yang terakhir kalinya." Bentak Antonio.

Antonio sangat marah karena ia tak bisa melihat wajah putrinya untuk yang terakhir kalinya. Padahal dia sudah memesan tiket dengan penerbangan cepat tapi masih tidak bisa melihat wajah putrinya.

"Kamu pikir aku sanggup berlama-lama melihat kondisi anakku yang sangat mengenaskan, hah." Jawab Lastri menangis.

"Aku gak sanggup Toni. Makanya aku meminta orang-orang untuk segera menguburkan Ana." Tambah Lastri.

"Kenapa anakku bisa bunuh diri Lastri?" Tanya Antonio tegas.

"Karena dia malu melahirkan anak yang cacat." Jawab Lastri.

"Tidak mungkin, Ana gak mungkin bertindak sedangkal itu." Ucap Antonio geleng kepala.

"Nyatanya memang seperti itu, padahal Kevin sudah berusaha meyakinkan Ana kalau tidak akan terjadi apa-apa meskipun anaknya terlahir cacat. Tapi tetap saja Ana tidak terima." Jawab Lastri.

Antonio tergugu sambil memeluk batu nisan Ana. Dia masih tidak percaya dengan ucapan mantan istrinya, pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

"Lebih baik kamu pergi saja Toni. Ana sudah tenang." Usir Lastri.

Semenjak bercerai dengan sang mantan suami hubungan Lastri dan Antonio tidak pernah baik-baik saja. Keduanya selalu berseteru karena Antonio masih dendam akibat perselingkuhan Lastri dan Hendra saat Lastri masih menjadi istri Antonio.

"Aku ingin jasad anakku di autopsi." Tegas Antonio.

Membuat Hendra, Lastri, Elen dan Kevin tegang dan panik sekaligus. Mereka tidak ingin perbuatan keji mereka terbongkar.

"Tidak. Aku tidak setuju." Geleng Lastri menolak tegas usulan Antonio.

"Aku akan tetap melakukannya meskipun tanpa persetujuan dari mu Lastri." Tegas Antonio.

"Tidak kamu tidak boleh melakukan Itu Toni. Aku gak mau jasad anakku di sayat pisau bedah biarkan dia tenang dalam sana." Tolak Lastri pusat pasi.

"Tapi aku butuh kejelasan kenapa anakku meninggal Lastri. Aku yakin kalian semua sedang menyembunyikan kebenaran tentang kematian Ana dan aku yakin anakku tidak mati karena bunuh diri." Tegas Antonio menatap nyalang ke arah mereka.

"Apa hak kamu untuk melakukan itu, hah? Selama ini apa kamu pernah melakukan kewajiban kamu sebagai ayah." Teriak Lastri.

"Kamu tanya apa hak aku Lastri? Apa kamu lupa kalau aku ayah kandung Ana dan kamu tadi bilang aku tidak pernah melakukan kewajiban sebagai ayah? Apa kamu gak salah. Selama ini aku selalu mentransfer uang untuk biaya hidup Ana dengan jumlah yang besar. Atau jangan-jangan uangnya kamu tidak kasih ke Ana malah kamu kasih ke anak tiri kamu itu." Jelas Antonio membuat Lastri terdiam begitu juga dengan yang lain.

"Tidak aku selalu kasih uang yang kamu berikan pada Ana, jadi jangan kamu nuduh sembarang. Aku tetap tidak setuju kalau kamu membongkar makan Ana biarkan dia tenang Toni. Kalau kamu masih nekat aku akan bunuh diri." Ancam Lastri.

"Silahkan kalau itu mau kamu aku tidak peduli tapi yang jelas aku akan melakukan autopsi. Dan aku akan buktikan kalau Ana bukan meninggal karena bunuh diri melainkan kalian bunuh." Tegas Antonio setelah mengatakan itu dia langsung pergi dari makam.

Sedangkan Lastri dan yang lainnya tegang bukan main kalau sampai makan Ana di bongkar maka semuanya akan hancur begitu pikir mereka. Apalagi Elen yang mulai sejak tadi dia diam saat ayah kandung Ana datang dan ingin melakukan autopsi. Elen tidak mau masuk penjara kalau semua itu di lakukan.

Terpopuler

Comments

Fitrian

Fitrian

semoga anak yang di kandung nya cacat dan kandungan nya tidak lagi bisa reproduksi 🖕🖕🖕🖕🖕

2025-07-11

1

Fitrian

Fitrian

masuk penjara mebusokkk kau jadi penjahat betina belatung sampah bussukkk 🖕🖕🖕

2025-07-11

1

Fitrian

Fitrian

berengsek jalang beracun mampus loe ketiban tanah kuburan Ana🖕🖕🖕🖕🖕

2025-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Di sekap
2 Di sekap Part 2
3 Mati
4 Kematian Ana
5 Kesempatan kedua
6 Membatalkan pertunangan
7 Pergi dari rumah
8 Kemarahan Hendra
9 Kehebohan
10 Mencari keberadaan Ana
11 Mendatangi rumah Papa
12 Elen mendatangi Kevin
13 Minta uang kepada Antonio
14 Playing victim
15 Tidak sengaja bertemu dengan Ana
16 Bertemu Ana part 2
17 Kedatangan Tamu
18 Tuan muda ke dua Dirgantara
19 Rencana Ana
20 Memulai rencana
21 Kencan yang gagal
22 Kencan yang gagal part 2
23 Kekesalan Edward
24 Bertemu Revan
25 Bertemu Revan Part 2
26 Keputusan Ana
27 Rumah sakit
28 Rumah sakit part 2
29 Pulang ke rumah
30 Tinggal di rumah Kevin
31 Kediaman Atmaja
32 Tak tik Elen
33 Emosi Elen
34 Merias diri
35 Perdebatan
36 Penolakan dan permintaan
37 Kekesalan Ana
38 Kunjungan Revan
39 Kunjungan Revan Part 2
40 Kecemburuan Kevin
41 Kecemburuan Kevin Part 2
42 Diskusi
43 Blue sapphire
44 Kehamilan Elen
45 Kesialan Elen
46 Kemarahan Kevin
47 Elen mengamuk
48 Pernikahan yang gagal
49 Kemarahan keluarga Kevin
50 Papa kamu ada di sini
51 Kecemasan Antonio
52 Pertemuan yang mengharukan
53 Melamar Ana dan Ketegangan di Kediaman Atmaja
54 Rencana memfitnah Ana
55 Memutar balikan fakta
56 Dia bukan ibu kandungku
57 Pembalasan awal dari Revan
58 Ana mulai menunjukkan taringnya
59 Baru awal
60 Anak haram yang tidak tahu diri
61 Salam pembalasan Ana
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Di sekap
2
Di sekap Part 2
3
Mati
4
Kematian Ana
5
Kesempatan kedua
6
Membatalkan pertunangan
7
Pergi dari rumah
8
Kemarahan Hendra
9
Kehebohan
10
Mencari keberadaan Ana
11
Mendatangi rumah Papa
12
Elen mendatangi Kevin
13
Minta uang kepada Antonio
14
Playing victim
15
Tidak sengaja bertemu dengan Ana
16
Bertemu Ana part 2
17
Kedatangan Tamu
18
Tuan muda ke dua Dirgantara
19
Rencana Ana
20
Memulai rencana
21
Kencan yang gagal
22
Kencan yang gagal part 2
23
Kekesalan Edward
24
Bertemu Revan
25
Bertemu Revan Part 2
26
Keputusan Ana
27
Rumah sakit
28
Rumah sakit part 2
29
Pulang ke rumah
30
Tinggal di rumah Kevin
31
Kediaman Atmaja
32
Tak tik Elen
33
Emosi Elen
34
Merias diri
35
Perdebatan
36
Penolakan dan permintaan
37
Kekesalan Ana
38
Kunjungan Revan
39
Kunjungan Revan Part 2
40
Kecemburuan Kevin
41
Kecemburuan Kevin Part 2
42
Diskusi
43
Blue sapphire
44
Kehamilan Elen
45
Kesialan Elen
46
Kemarahan Kevin
47
Elen mengamuk
48
Pernikahan yang gagal
49
Kemarahan keluarga Kevin
50
Papa kamu ada di sini
51
Kecemasan Antonio
52
Pertemuan yang mengharukan
53
Melamar Ana dan Ketegangan di Kediaman Atmaja
54
Rencana memfitnah Ana
55
Memutar balikan fakta
56
Dia bukan ibu kandungku
57
Pembalasan awal dari Revan
58
Ana mulai menunjukkan taringnya
59
Baru awal
60
Anak haram yang tidak tahu diri
61
Salam pembalasan Ana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!