Mati

Malam perlahan mulai merangkak naik. Salah satu pelayan sedang menyiapkan makanan untuk di bawa ke gudang.

"Itu makanan untuk siapa Bik?" Tanya Elen kepada pelayan.

"Makanan untuk Non Ana. Non Elen." Jawab Pelayan itu sambil mengangkat nampan berisi sepiring nasi beserta lauk dan juga segelas air putih.

"Jangan di berikan!" Cegah Elen.

"Memangnya kenapa Non? Kalau saya tidak mematuhi perintah nanti Nyonya marah sama saya." Ucap pelayan itu.

"Mama yang ke aku untuk menyampaikan ini ke Bibi. Pokoknya Bibi gak boleh kasih makanan atau minuman ke Ana." Jawab Elen.

"Tapi Non kalau nanti terjadi sesuatu sama Non Ana bagaimana kalau gak di kasih makan." Ucap pelayan itu.

"Itu bukan urusan kamu!" Balas Elen.

"Sekarang taruh makanan itu atau kamu makan saja sendiri. Dan Bibi jangan coba-coba kasih Ana makanan kalau masih mau bekerja di sini." Ancam Elen. Pelayan itu hanya menghela nafas panjang.

"Baik Non." Jawab pelayan itu.

"Mati saja kamu Ana." Gumam Elen sambil menyeringai sinis.

Elen memang ingin Ana meninggal dengan begitu dia bisa punya kesempatan untuk menikah dengan Kevin. Elen tak perlu lagi bersembunyi dan status dia bukan kekasih bayangan lagi. Dia akan resmi menjadi istri Kevin satu-satunya.

Sedangkan di dalam gudang perut Ana keroncongan karena lapar.

"Perutku lapar sekali." Lirih Ana dalam kegelapan.

"Ma Ana lapar dan haus." Lirih Ana.

Tanpa sengaja air matanya jatuh kembali membasahi lantai tempat dia berbaring tak berdaya. Kemudian dia mengusap air matanya dengan tangannya dan dia masukan ke dalam mulutnya.

Tak ada lagi yang bisa dia minum hanya air matanya yang menjadi penyegar tenggorokan nya meski sebenarnya tidak membantu sama sekali.

Pada hari kelima Ana yang sudah hampir kehilangan akal sehatnya. Dia berusaha membuka pintu gudang dengan mencongkel nya namun selalu gagal.

Kedua tangannya sudah berdarah akibat memaksa mencongkel pintu dengan besi yang ia temukan di dalam gudang.

"Mama keluarkan Ana! Aku sudah tidak kuat lagi Ma, aku mohon." Pekik Ana putus asa.

"Kevin!!! tolong keluarkan aku." teriak Ana putus asa.

"Bukan aku yang mencelakakan Elen dan anaknya! kenapa tidak ada yang percaya sama aku. Kenapa?" lirih Ana. Dia terus berusaha mencongkel pintu gudang namun gagal lagi.

Hingga akhirnya Ana hanya bisa berbaring sambil meregang nyawa. Dia sekarat, berharap agar ajal segera menjemputnya tanpa lagi merasakan sakit.

"Ma apa Ana bukan anak kandung Mama hingga Mama tega berlaku kejam sama aku! Kenapa aku di perlakukan sangat buruk Ma? Kenapa Mama tidak pernah adil sama Aku." Batin Ana.

Dan di hari ke tujuh Ana menghembuskan nafas terakhirnya dalam kesendirian di tempat gelap dan bau.

"Aku ingin balas dendam sama mereka yang sudah jahat sama aku! Tuhan tolong beri aku kesempatan kedua. Aku ingin membalas mereka semua dan aku ingin menjadi orang yang lebih baik lagi dan tidak mudah untuk di dibodoh-bodohi seperti ini." Batin Ana sebelum menghembuskan nafas terakhir nya.

****

"Kapan kamu akan menceraikan Ana, Vin?" Tanya Elen.

Elen duduk di pangkuan Kevin sambil mengalungkan tangannya di leher Kevin yang tak lain adalah adik iparnya.

"Tidak dalam waktu dekat ini sayang." Jawab Kevin sambil melepaskan kacamata yang membingkai wajah tampannya.

"Kenapa? Bukannya perusahaan sudah sangat maju? Apalagi yang kamu perlukan dari perempuan bodoh itu?" Tanya Elen.

Bodoh?

Siapa perempuan bodoh sebenarnya bukankah Elen tau akan kecerdasan yang di miliki Ana. Kalau Ana bodoh sudah pasti perusahaan Kevin tidak akan pernah berkembang.

Ana adalah perempuan polos dan dungu yang mau saja di suruh ini itu, namun tidak pernah ada yang menghargai sedikit pun apalagi ibu kandungnya dan juga suaminya. Bahkan ketika Ana memenangkan tender dari hasil desain nya Kevin tidak pernah berterimakasih apalagi memberinya pujian atas kerja keras Ana.

"Dua bulan lagi akan ada perlombaan desain perhiasan tingkat dunia dan jika perusahaan ku ingin lebih maju dan di kenal banyak orang bahkan sampai ke luar negeri maka kita harus memenangkan perlombaan ini. Maka peran Ana sangat di butuhkan untuk keberlangsungan perusahaan ku. Aku ingin seluruh negeri ini tahu kalau akulah pengusaha sukses dan semua orang akan segan sama aku karena pencapaian ku yang sudah mancanegara."Jelas Kevin.

"Aku juga bisa buat desain tak kalah bagusnya dengan punya Ana, Vin." Jawab Elen.

Kevin hanya tersenyum kemudian menggeleng pelan.

"Kemampuan mu masih jauh di bawah Ana sayang. Kamu tidak bisa ikut." Ucap Kevin.

Elen langsung memalingkan wajahnya, dia cemberut. Lagi-lagi Kevin meragukan kemampuan nya dan malah membandingkan kemampuannya dengan Ana. Elen yang mendengar itu semakin membenci Ana.

"Jangan marah dong sayang." Ucap Kevin sambil mencium bibir Elen sekilas.

"Aku lelah menjalani hubungan sembunyi dengan kamu Vin. Kapan aku harus tampil di publik menjadi istri kamu, aku sering cemburu melihat kamu bergandengan tangan dengan Ana di publik." Jawab Elen lirih.

"Walaupun kamu jadi kekasih gelap aku tapi hanya kamu yang ada di hatiku Elen." Ucap Kevin.

"Apa kamu pernah menyentuh Ana Vin?" Tanya Elen.

"Mana mungkin sayang, aku saja lihat dia tidak bernafsu." Jawab Kevin cepat.

"Ya kamu benar mana mungkin kamu bernafsu dengan tubuh Ana yang kurus kering itu." Ucap Elen sambil tertawa kencang.

Selama Ana menikah dengan Kevin berat badan Ana turun drastis, tekanan batin dari berbagai arah dia terima baik dari ibu kandungnya maupun suaminya membuat Ana mengalami stres. Berat badan Ana terakhir mencapai 40 kilo dengan tinggi badan 173 cm.

"Vin lebih cantik siapa aku dan Ana?" Tanya Elen membuat Kevin mengerutkan keningnya.

"Tentu kamu sayang, kenapa kamu masih bertanya lagi." Jawab Kevin.

"Cuma penasaran aja sih. Siapa tau selera kamu sekarang berubah." Ucap Elen.

"Gak mungkin lah selera aku berubah sayang! kamu jangan aneh-aneh deh. Kamu bisa lihat sendiri bagaimana wajah Ana sudah kusam, jerawatan mana dekil lagi." Jawab Kevin.

Membuat Elen tertawa puas bagi Elen Ana tidak lebih daei sekedar boneka yang bisa sepuasnya mereka suruh-suruh.

Sebenarnya wajah Ana cantik saat masih kuliah Ana suka sekali merawat wajahnya namun Elen merasa iri akan kecantikan Ana. Elen menangis di pelukan ibu sambungnya karena laki-laki yang di sukai ternyata suka sama Ana.

Sejak saat itu ibu kandungnya melarang Ana untuk perawatan biar Elen tidak insecure melihat kecantikan yang Ana miliki. Sampai Ana menikah dia masih di larang untuk merawat wajahnya dan Ana selalu menurut apa perkataan ibunya.

Terpopuler

Comments

X'tine

X'tine

bodoh ana nie, terlalu menurut apalgi yg bukan untung buat dia... semoga ana bisa berubah... kuatttt

2025-07-22

0

Uthie

Uthie

kebodohan yg harus dihentikan!! 😡

2025-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 Di sekap
2 Di sekap Part 2
3 Mati
4 Kematian Ana
5 Kesempatan kedua
6 Membatalkan pertunangan
7 Pergi dari rumah
8 Kemarahan Hendra
9 Kehebohan
10 Mencari keberadaan Ana
11 Mendatangi rumah Papa
12 Elen mendatangi Kevin
13 Minta uang kepada Antonio
14 Playing victim
15 Tidak sengaja bertemu dengan Ana
16 Bertemu Ana part 2
17 Kedatangan Tamu
18 Tuan muda ke dua Dirgantara
19 Rencana Ana
20 Memulai rencana
21 Kencan yang gagal
22 Kencan yang gagal part 2
23 Kekesalan Edward
24 Bertemu Revan
25 Bertemu Revan Part 2
26 Keputusan Ana
27 Rumah sakit
28 Rumah sakit part 2
29 Pulang ke rumah
30 Tinggal di rumah Kevin
31 Kediaman Atmaja
32 Tak tik Elen
33 Emosi Elen
34 Merias diri
35 Perdebatan
36 Penolakan dan permintaan
37 Kekesalan Ana
38 Kunjungan Revan
39 Kunjungan Revan Part 2
40 Kecemburuan Kevin
41 Kecemburuan Kevin Part 2
42 Diskusi
43 Blue sapphire
44 Kehamilan Elen
45 Kesialan Elen
46 Kemarahan Kevin
47 Elen mengamuk
48 Pernikahan yang gagal
49 Kemarahan keluarga Kevin
50 Papa kamu ada di sini
51 Kecemasan Antonio
52 Pertemuan yang mengharukan
53 Melamar Ana dan Ketegangan di Kediaman Atmaja
54 Rencana memfitnah Ana
55 Memutar balikan fakta
56 Dia bukan ibu kandungku
57 Pembalasan awal dari Revan
58 Ana mulai menunjukkan taringnya
59 Baru awal
60 Anak haram yang tidak tahu diri
61 Salam pembalasan Ana
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Di sekap
2
Di sekap Part 2
3
Mati
4
Kematian Ana
5
Kesempatan kedua
6
Membatalkan pertunangan
7
Pergi dari rumah
8
Kemarahan Hendra
9
Kehebohan
10
Mencari keberadaan Ana
11
Mendatangi rumah Papa
12
Elen mendatangi Kevin
13
Minta uang kepada Antonio
14
Playing victim
15
Tidak sengaja bertemu dengan Ana
16
Bertemu Ana part 2
17
Kedatangan Tamu
18
Tuan muda ke dua Dirgantara
19
Rencana Ana
20
Memulai rencana
21
Kencan yang gagal
22
Kencan yang gagal part 2
23
Kekesalan Edward
24
Bertemu Revan
25
Bertemu Revan Part 2
26
Keputusan Ana
27
Rumah sakit
28
Rumah sakit part 2
29
Pulang ke rumah
30
Tinggal di rumah Kevin
31
Kediaman Atmaja
32
Tak tik Elen
33
Emosi Elen
34
Merias diri
35
Perdebatan
36
Penolakan dan permintaan
37
Kekesalan Ana
38
Kunjungan Revan
39
Kunjungan Revan Part 2
40
Kecemburuan Kevin
41
Kecemburuan Kevin Part 2
42
Diskusi
43
Blue sapphire
44
Kehamilan Elen
45
Kesialan Elen
46
Kemarahan Kevin
47
Elen mengamuk
48
Pernikahan yang gagal
49
Kemarahan keluarga Kevin
50
Papa kamu ada di sini
51
Kecemasan Antonio
52
Pertemuan yang mengharukan
53
Melamar Ana dan Ketegangan di Kediaman Atmaja
54
Rencana memfitnah Ana
55
Memutar balikan fakta
56
Dia bukan ibu kandungku
57
Pembalasan awal dari Revan
58
Ana mulai menunjukkan taringnya
59
Baru awal
60
Anak haram yang tidak tahu diri
61
Salam pembalasan Ana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!