Di sekap Part 2

Andai bukan bujukan sang Mama Ana tidak mungkin menikah dengan Kevin yang merupakan kekasih Elen. Sayangnya, Ana bahkan baru tau fakta itu setelah pernikahan menginjak satu bulan.

Meski begitu semua orang tetap memaksanya untuk bertahan termasuk Elen sendiri. Dengan tidak tahu malu pasangan itu bermesraan di hadapan Ana tanpa memikirkan perasaan Ana. Bahkan Kevin meminta Ana mengaku hamil di tahun pertama pernikahannya padahal yang hamil adalah Elen.

Kevin ingin menjaga nama baik dirinya dan juga kekasihnya dengan menggunakan Ana sebagai tameng.

"Kamu harus umumin kalau kamu sudah hamil Ana." Ucap Kevin.

"Kenapa harus aku? Sedangkan yang hamil selingkuhan kamu Mas." Jawab Ana lantang.

PLAK

"Jaga bicara kamu Ana! Yang salah di sini itu kamu seharusnya kamu sadar diri." Ucap Elen yang tidak terima di sebut sebagai selingkuhan.

"Terserah kamu mau bicara apa Ana tapi yang jelas kamu harus umumin masalah kehamilan kamu itu dan setelah anak Elen lahir kamu akui sebagai anak kamu. Aku tidak menerima penolakan Ana." Tegas Kevin.

"Sampai kapanpun aku tidak setuju Mas." Jawab Ana.

"Baik kalau kamu tidak setuju tapi jangan salahkan aku kalau aku berhenti memberi uang bulanan sama Mama kamu." Ucap Kevin santai.

Jika uang bulanan di hentikan maka sang Mama akan marah besar dan sudah pasti Ana akan di siksa oleh Mamanya. Telapak tangan Ana mengepal dengan kuat karena sudah pasti dia akan jadi sasaran empuk kemarahan sang Mama. Ana tidak terima itu, mau tak mau di akhirnya menerima dan lagi-lagi Ana bertindak seperti orang bodoh karena Kevin tahu titik kelemahan Ana yaitu Mamanya.

Kini pintu gudang kembali tertutup setelah sang Mama kembali menyiksanya, Ana segera memohon untuk tidak di kurung kepada ibunya alih-alih merasa kasihan justru ibunya menendangnya.

"Ma aku mohon jangan tinggalkan aku di sini, aku tidak salah Ma." Mohon Ana.

"Mama akan kurung di sini sampai kamu mengakui kesalahan kamu! Selama kamu gak mau mengaku kamu akan tetap di sini." Jawab Sang Mama.

"Ma jangan Ana mohon! Mama kenapa tidak bisa percaya sama aku padahal aku anak kandung Mama, tolong jangan perlakukan aku seperti ini Ma." Mohon Ana dengan tangis pilu.

"Mama tidak sudi mengakui perempuan jahat seperti kamu sebagai anak." Jawab sang Mama.

Suara langkah sang Mama sudah meninggalkan gudang itu. Cahaya yang tadinya masuk ke dalam gudang kini sudah hilang berubah menjadi gelap. Ana merasa ketakutan apalagi di dalam gudang itu sangat kotor dan juga bau apalagi banyak sekali tikus dan kecoa yang bersarang di sana.

Sedangkan di dalam rumah Elen menunggu di ruang tamu menunggu kedatangan ibu tirinya.

"Ma...." Panggil Elen saat melihat sang Mama sudah kembali dari gudang.

"Gimana sama Ana Ma?" tanya Elen.

"Kamu tenang saja sayang Mama sudah kasih dia pelajaran. Selama dia tidak mau mengaku maka Mama tidak akan pernah melepaskannya." Jawab sang Mama.

"Tapi Ma Ana kan takut gelap bagaimana kalau dia ketakutan di gudang?" Tanya Elen lagi.

"Biarkan saja itu hukuman untuk dia. Siapa suruh dia buat cucu pertama Mama cacat." Jawab sang Mama.

Elen memeluk sang ibu sambung, diam-diam dia tersenyum miring.

"Dasar perempuan bodoh mau saja aku manfaatin, padahal aku cumi bilang kalau ada orang tidak sengaja mendorong ku sehingga anak yang aku lahirkan cacat. Tapi dengan bodohnya dia malah menyalahkan anak kandungnya sendiri sebagai pelakunya." Batin Elen.

"Elen." Panggil Kevin.

Pelukan keduanya sontak terurai dan keduanya reflek menoleh ke arah laki-laki yang selama satu minggu ini berada di luar kota karena pekerjaan.

"Bagaimana keadaan kamu dan anak kita? Maaf aku tidak ada di samping kamu saat kamu melahirkan." Ucap Kevin sambil memeluk pujaan hatinya.

"Aku baik-baik saja Vin. Tapi, hiks hiks anak kita." Elen tiba-tiba menangis di pelukan Kevin.

"Ada apa dengan anak kita?" Tanya Kevin.

"Lebih baik kamu lihat sendiri saja." Tunjuk Elen ke arah box bayi yang ada di ruang tamu.

Kevin menelan ludahnya kasar, tak lama kemudian dia berjalan mendekati box bayi berwarna biru itu.

Degh

Kevin sangat terkejut saat melihat kondisi anaknya. Salah satu mata anaknya tidak terbuka dan bibir anaknya sumbing.

"Ba.... bagaimana mungkin!" Lirih Kevin syok. Ia nyaris kehilangan keseimbangan tubuhnya.

"Aku juga gak tau Vin padahal selama ini aku sudah memberi yang terbaik untuk nya saat dalam kandungan. Tapi tetap saja anak kita....." Lirih Elen.

Kembali Elen menangis tersedu-sedu, Kevin segera menghampiri Elen dan kembali memeluknya untuk memberinya kekuatan.

"Jangan menangis sayang kamu gak salah." Hibur Kevin. Padahal dalam hatinya dia sendiri berpikir bagaimana cara dia menjelaskan kondisi bayinya kepada kedua orang tuanya yang masih di luar negeri. Pastinya kedua orang tuanya keberatan dengan kondisi cucu nya yang terlahir cacat padahal ini adalah cucu pertama di keluarganya.

"Semua ini gara-gara Ana Vin! Dia yang sudah mencelakakan anakmu dan Elen." Ucap Lastri yang merupakan ibu kandung Ana dan ibu sambung Elen.

"Apa? Bagaimana bisa?" Kaget Kevin.

"Selama Elen hamil Ana tidak benar-benar merawatnya bahkan dia sengaja menumpahkan air ketika Elen lagi jalan dan Ana mendorong Elen hingga terjatuh." Ucap Lastri.

Amarah Kevin seketika memuncak kala mendengar Ana penyebab anaknya terlahir cacat.

"Keterlaluan! Ana benar-benar kurang ajar dia harus di beri hukuman karena sudah berani mencelakakan anakku." Emosi Kevin.

"Tahan Vin! Mama sudah memberikan Ana hukuman. Mama sudah kurung Ana di gudang." Jawab Lastri.

"Mama benar Vin, Ana sudah di hukum. Jadi kamu gak perlu ikut turun tangan. Lagipula kamu baru pulang dari luar kota, kamu pasti capek. Sebaiknya kamu istirahat saja di kamar." Bujuk Elen.

Kevin berusaha untuk meredakan emosinya dia sangat mendengar kata-kata Elen. Bahkan dia bersedia menikah dengan Ana karena bujukan Elen.

"Kalau kamu menikah dengan Ana, maka perusahaan kamu kemungkinan akan maju pesat Vin. Ana itu pinter dan otaknya brilian, kamu bisa memanfaatkan untuk menaikkan tangga kesuksesan." Rayu Elen kala itu saat masih berpacaran dengan Kevin.

"Tapi bagaimana dengan kamu sayang, kamu kan tau sendiri kalau aku sangat mencintai kamu dan aku gak ingin kamu sakit hati karena permintaan konyol kamu." Jawab Kevin kala itu.

"Aku siap menunggu hingga kamu mencapai puncak kesuksesan Vin." Ucap Elen tersenyum.

Dan pertunangan pun terjadi hingga lanjut ke pernikahan. Selama dua tahun menikah Ana hanya di anggap sapi perah oleh Kevin dan juga keluarganya sendiri.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Hmmm... sudah mengaduk emosi baca nya .. 😡

2025-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 Di sekap
2 Di sekap Part 2
3 Mati
4 Kematian Ana
5 Kesempatan kedua
6 Membatalkan pertunangan
7 Pergi dari rumah
8 Kemarahan Hendra
9 Kehebohan
10 Mencari keberadaan Ana
11 Mendatangi rumah Papa
12 Elen mendatangi Kevin
13 Minta uang kepada Antonio
14 Playing victim
15 Tidak sengaja bertemu dengan Ana
16 Bertemu Ana part 2
17 Kedatangan Tamu
18 Tuan muda ke dua Dirgantara
19 Rencana Ana
20 Memulai rencana
21 Kencan yang gagal
22 Kencan yang gagal part 2
23 Kekesalan Edward
24 Bertemu Revan
25 Bertemu Revan Part 2
26 Keputusan Ana
27 Rumah sakit
28 Rumah sakit part 2
29 Pulang ke rumah
30 Tinggal di rumah Kevin
31 Kediaman Atmaja
32 Tak tik Elen
33 Emosi Elen
34 Merias diri
35 Perdebatan
36 Penolakan dan permintaan
37 Kekesalan Ana
38 Kunjungan Revan
39 Kunjungan Revan Part 2
40 Kecemburuan Kevin
41 Kecemburuan Kevin Part 2
42 Diskusi
43 Blue sapphire
44 Kehamilan Elen
45 Kesialan Elen
46 Kemarahan Kevin
47 Elen mengamuk
48 Pernikahan yang gagal
49 Kemarahan keluarga Kevin
50 Papa kamu ada di sini
51 Kecemasan Antonio
52 Pertemuan yang mengharukan
53 Melamar Ana dan Ketegangan di Kediaman Atmaja
54 Rencana memfitnah Ana
55 Memutar balikan fakta
56 Dia bukan ibu kandungku
57 Pembalasan awal dari Revan
58 Ana mulai menunjukkan taringnya
59 Baru awal
60 Anak haram yang tidak tahu diri
61 Salam pembalasan Ana
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Di sekap
2
Di sekap Part 2
3
Mati
4
Kematian Ana
5
Kesempatan kedua
6
Membatalkan pertunangan
7
Pergi dari rumah
8
Kemarahan Hendra
9
Kehebohan
10
Mencari keberadaan Ana
11
Mendatangi rumah Papa
12
Elen mendatangi Kevin
13
Minta uang kepada Antonio
14
Playing victim
15
Tidak sengaja bertemu dengan Ana
16
Bertemu Ana part 2
17
Kedatangan Tamu
18
Tuan muda ke dua Dirgantara
19
Rencana Ana
20
Memulai rencana
21
Kencan yang gagal
22
Kencan yang gagal part 2
23
Kekesalan Edward
24
Bertemu Revan
25
Bertemu Revan Part 2
26
Keputusan Ana
27
Rumah sakit
28
Rumah sakit part 2
29
Pulang ke rumah
30
Tinggal di rumah Kevin
31
Kediaman Atmaja
32
Tak tik Elen
33
Emosi Elen
34
Merias diri
35
Perdebatan
36
Penolakan dan permintaan
37
Kekesalan Ana
38
Kunjungan Revan
39
Kunjungan Revan Part 2
40
Kecemburuan Kevin
41
Kecemburuan Kevin Part 2
42
Diskusi
43
Blue sapphire
44
Kehamilan Elen
45
Kesialan Elen
46
Kemarahan Kevin
47
Elen mengamuk
48
Pernikahan yang gagal
49
Kemarahan keluarga Kevin
50
Papa kamu ada di sini
51
Kecemasan Antonio
52
Pertemuan yang mengharukan
53
Melamar Ana dan Ketegangan di Kediaman Atmaja
54
Rencana memfitnah Ana
55
Memutar balikan fakta
56
Dia bukan ibu kandungku
57
Pembalasan awal dari Revan
58
Ana mulai menunjukkan taringnya
59
Baru awal
60
Anak haram yang tidak tahu diri
61
Salam pembalasan Ana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!