Mafia Husband MH—Episode 5

Malam hari

Disebuah restoran milik keluarga ricci

Chiara Valentina Ricci

Dad... Apa masih lama kita disini?

Chiara Valentina Ricci

Kita udah dari tadi nungguin tapi mereka tak kunjung datang!

Leonardo Ricci [Tn. Ricci]

Sabarlah sayang, mungkin mereka sekarang dalam perjalanan

Chiara Valentina Ricci

Huh! Nggak tepat waktu banget!

Elara Valen Ricci [Ny. Ricci]

Nyemil dulu aja kamu kalo udah lapar

Akhirnya chiara pun nyemil sambil bermain handphone

Sebuah mobil hitam elegan berhenti di depan restoran. Seorang pria dewasa turun—Giancarlo Vito Ferretti, tampan, tenang, penuh aura dominan. Ia membawa sebuah paperbag hitam kecil dengan pita emas.

Dua keluarga duduk di meja panjang. Keluarga Ricci di sisi kanan, keluarga Ferretti di sisi kiri. Giancarlo duduk tepat di hadapan Chiara.

Chiara menatapnya sekilas... tak ada reaksi. Ia hanya tersenyum sopan.

Chiara Valentina Ricci

Senang akhirnya bisa bertemu. Saya Chiara. [ sopan dan pelan ]

Giancarlo tersenyum lembut. Sorot matanya berbeda—tajam, menyimpan kenangan yang tak pernah padam.

Giancarlo Vito Ferretti

Aku tahu.❄️

Chiara Valentina Ricci

/mengernyit/

Makan malam dimulai, percakapan mengalir antara orang tua tentang bisnis dan kolaborasi. Tapi Giancarlo lebih banyak diam... matanya tak lepas dari Chiara.

Giancarlo mengambil paperbag dari bawah kursinya. Ia menyodorkannya ke Chiara.

Giancarlo Vito Ferretti

Ini... untukmu. Kupersiapkan sejak pagi. [ lembut ]

Chiara terkejut. Ia menerimanya ragu-ragu.

Chiara Valentina Ricci

Untukku? Tapi kita baru... bertemu?

Giancarlo Vito Ferretti

Tidak benar-benar.

Chiara membeku sejenak. Ada kerutan kecil di dahinya—seperti memori lama mengetuk dari kejauhan. Ia menatap wajah pria itu… masih belum mengenalinya.

Dalam benak Giancarlo

“Kamu janji, ya? Jangan lupakan aku.”

"Aku janji, begitu juga dengan mu chi"

Chiara memegang paperbag itu dengan hati-hati, seperti benda rapuh. Ia belum tahu... bahwa isi tas kecil itu bisa membuka kembali pintu masa lalunya.

Di seberang meja, Giancarlo hanya tersenyum... sabar menanti detik saat Chiara mengenalnya kembali.

Jam menunjukkan pukul 00:42. Kota sudah sepi. Hujan turun tipis, terdengar samar dari luar jendela.

Chiara duduk di tepi ranjangnya. Gaun malam sudah terganti piyama sutra lembut. Lampu meja menyala redup. Di pangkuannya: paperbag hitam dari Giancarlo, belum dibuka sejak makan malam tadi.

Dengan tangan ragu, Chiara menarik pita emasnya... membuka perlahan...

ISI PAPERBAG: 1. 🧸 Boneka kelinci kecil berwarna krem – Boneka usang, tapi bersih. Ada nama kecil di label kain kecil: "Chiara." – Seketika, Chiara menatapnya lekat-lekat. Jemarinya mengusap lembut kepala boneka. – FLASH: kilasan ingatan kecil – ia tertidur dalam pelukan kelinci itu di pelukan seorang anak laki-laki.

2. 📸 Foto usang berbingkai logam kecil – Foto dua anak kecil di tepi danau: anak laki-laki 12 tahun memegang tangan anak perempuan kecil, tersenyum ke arah kamera. – Di belakang bingkai: “Vito & Chiara – Danau Como, 2009.”

Chiara Valentina Ricci

[ tertegun. Mulutnya terbuka sedikit, tak bersuara. ]

Chiara Valentina Ricci

Foto ini...

3. 💌 Sepotong kertas surat kecil dengan tulisan tangan "Satu-satunya janji yang tidak pernah aku ingkari, adalah kembali mencarimu. Aku tahu kamu lupa. Tapi aku tidak pernah berhenti mengingat." – V.

Chiara menutup surat itu perlahan. Ia memejamkan mata. Matanya mulai berkaca-kaca. Tiba-tiba, air matanya jatuh tanpa suara.

Chiara Valentina Ricci

Vito... [ lirihnya ]

Bersambung....

Gimana nih ceritanya? Suka atau malah nggak suka?

jangan lupa like dan beri author dukungannya yaaa