Jinyue tiba-tiba membuka matanya, suasana gelap dan rasa sesak akibat tertimbun tanah membuatnya menghembuskan nafas dengan cepat dan tidak beraturan.
Tiba-tiba, perasaan aneh mulai mendera Jinyue.
Dia dengan keheranan membiarkan bola matanya bergulir liar hanya untuk menelisik sekeliling, sebelum akhirnya menyadari bahwa dirinya saat ini tidak berada di tengah hutan.
Lebih penting lagi, dia tidak berada di dalam kuburan yang digali oleh Putra Mahkota.
"Kenapa aku di kamarku? Bukankah seharusnya aku sudah mati? Apa seseorang menyelamatkanku?" Jinyue bergumam pelan dengan alis yang berkerut dalam, lalu menambahkan dengan penuh keraguan. "Kurasa tidak begitu."
Jinyue tidak yakin dirinya berhasil diselamatkan!
Pasalnya, dia telah memperhatikan sekujur tubuhnya dan menyadari tidak ada jejak luka atau pun rasa sakit yang tertinggal.
"Nona, akhirnya kamu bangun!" Seorang gadis pelayan yang baru saja memasuki ruangan segera berlari mendekati ranjang Jinyue, dia meletakkan baskom berisi air hangat di tangannya ke meja samping. "Kamu membuatku takut setengah mati."
"Yuzhu?!" Jinyue terkejut bukan main hingga suaranya sedikit meninggi, bahkan matanya membelalak seperti tengah melihat hantu.
Meski ingatannya agak berantakan, Jinyue ingat dengan jelas bahwa Yuzhu telah meninggal. Gadis pelayan kesayangannya itu dilecehkan oleh beberapa pria, lalu memilih bunuh diri karena merasa hina.
"Iya, Nona ... ini hamba, Yuzhu," terang Yuzhu dengan senyuman kekanak-kanakan, sebelum akhirnya bertanya dengan penuh selidik. "Apa kamu melupakanku setelah jatuh dari kuda?"
'Syukurlah Yuzhu masih hidup.' Jinyue hampir meneteskan air mata haru, dia pun tersenyum dan menghela nafas lega. 'Sepertinya aku terlalu banyak berpikir.
Tunggu dulu!
Ekspresi Jinyue kembali serius, alisnya bahkan semakin berkerut. "Aku jatuh dari kuda?"
"Hmmm." Yuzhu mengangguk antusias dengan mata bulatnya menatap Jinyue saat menjelaskan. "Saat mengikuti Tuan Besar pergi ke perburuan musim panas, Nona Ketiga mengajakmu berkuda sambil melihat pemandangan. Namun, kudamu tiba-tiba mengamuk dan hilang kendali hingga membuatmu terjatuh."
Jinyue ingat kejadian yang disebutkan Yuzhu, dia memang pernah berkuda bersama Zhao Yi Nan—kakak sepupunya dan wanita bangsawan lainnya.
Namun, tiba-tiba saja kuda yang dia tunggangi kehilangan kendali dan membawanya berlari selaju angin.
Karena tidak bisa mengendalikan kuda kesayangannya itu, Jinyue akhirnya terlempar dan berguling-guling di tanah hingga membentur sebatang pohon besar.
Pantas saja, dia merasakan sakit yang teramat di kepalanya ketika baru membuka mata tadi.
Namun, bukankah itu terjadi lima tahun lalu?
Jika Yuzhu yang masih hidup dan kejadian jatuh dari kuda baru saja terjadi kemarin, maka itu artinya ....
Jinyue tiba-tiba membuka lebar-lebar kelopak matanya.
Aku hidup kembali?
Melihat berbagai perubahan di wajah Jinyue, Yuzhu agak ketakutan. "Nona, ada apa?"
Jinyue mengabaikan pertanyaan Yuzhu, dia malah berbalik bertanya, "Tanggal berapa sekarang?"
Yuzhu tidak segera menjawab, dia menatap Jinyue dengan panik. 'Noona bahkan melupakan tanggal berapa sekarang?'
"No—nona, apa kamu merasa tidak nyaman di suatu tempat?" Yuzhu sangat khawatir kecelakaan yang menimpa Jinyue tempo hari benar-benar mempengaruhi sang nona.
"Katakan saja, tanggal berapa sekarang?" Jinyue bertanya dengan tidak sabar.
"Tanggal ke-lima bulan tujuh di tahun keempat belas."
Aku benar-benar hidup kembali!
Keterkejutan, ketidakpercayaan dan rasa suka cita terlukis jelas di wajah Jinyue.
Di tanggal kelima bulan tujuh tahun keempat belas, Kaisar masih bertahta.
Xiao Heng masih berstatus sebagai Pangeran Rui, sedangkan Xiao Yuhan adalah Pangeran Runan.
Pemberontakan yang dilakukan oleh Pangeran Runan dan konspirasi Pangeran Rui baru akan terjadi lima tahun lagi.
Itu artinya, keluarganya baik-baik saja karena belum ada malapetaka yang menimpa Kediaman Bangsawan Jing!
Jika tidak salah ingat, hari ini adalah hari di mana Kaisar mengeluarkan dekrit pernikahan.
Setelah pemikiran itu datang, teriakan kasim pun terdengar.
"Dekrit Kaisar tiba!"
"Nona, apa kamu ingin keluar?" Mengingat Jinyue baru saja sadar dan belum sepenuhnya pulih, Yuzhu ragu membawa sang nona keluar.
"Tentu saja, aku tidak boleh melewatkan Dekret Kaisar." Jinyue turun dari ranjang dengan bantuan Yuzhu, sebelum akhirnya sang pelayan memasangkan jubah luar dan mantel ke tubuhnya.
Saat tiba di halaman, Jinyue melihat keberadaan keluarga besarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Syukurlah kalian baik-baik saja.
Ayah, ibu ... aku tidak akan menempatkan Kediaman Bangsawan dalam bahaya lagi.
"Yue'er, kamu baru saja bangun ... kenapa keluar? Di luar dingin." Nyonya Bangsawan berjalan mendekat hanya untuk merapatkan mantel Jinyue, lalu menggenggam kedua tangan sang putri dengan penuh kehangatan sambil melayangkan tatapan kasih sayang.
Dia sudah diberi kabar ketika Jinyue sadar, tetapi tidak bisa segera melihat keadaan sang putri karena kedatangan utusan istana.
"Ibu, Yue'er baik-baik saja ... jangan khawatir." Jinyue tersenyum lembut sembari menepuk lembut punggung tangan Nyonya Bangsawan.
"Perintah dari Kaisar." Suara kasim kembali menggema, menghentikan niat Nyonya Bangsawan untuk lebih mengkhawatirkan kondisi sang putri.
Jinyue menarik tangan Nyonya Bangsawan untuk menghadapi sang kasim, sebelum akhirnya mereka berlutut dengan diikuti anggota keluarga yang lainnya.
"Zhao Jinyue, putri dari Bangsawan Jing adalah gadis yang lemah lembut dan baik hati. Berwajah cantik dan berbudi luhur. Aku sangat senang mendengarnya. Sekarang, Pangeran Rui, Xiao Heng, telah sampai usia menikah dan harus memilih wanita yang sesuai dengannya. Aku secara khusus menjodohkanmu dengan Pangeran Rui untuk menjadi istrinya. Waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan adalah bulan depan. Silahkan menerima perintah."
"Jinyue mengucapkan terimakasih atas budi baik Kaisar," ujar Jinyue dengan senyum palsu, mencoba menahan ketidakrelaan di hatinya dan bersujud.
Di masa lalu, Jinyue benar-benar bersyukur atas anugerah pernikahan yang diberikan Kaisar.
Sekarang, dia malah merasa tak tertahankan seolah-olah sebaskom kotoran telah disiram ke sekujur tubuhnya.
Sangat menjijikkan!
"Nona Keempat, terima dekretnya." Kasim berjalan mendekati Jinyue dan menyerahkan kain gulungan berwarna kuning itu.
Jinyue masih saja memamerkan senyum palsu yang tampak menawan, dia menerima dekret tersebut dan berdiri dengan bantuan Yuzhu.
Setelah mengucapkan selamat kepada Jinyue, utusan istana pergi meninggalkan Kediaman Bangsawan Jing.
Semua orang yang telah berdiri ikut berbahagia untuk Jinyue, mereka pun maju satu per satu untuk mengucapkan selamat.
Bagaimanapun, tidak hanya di Kediaman Bangsawan Jing, bahkan seluruh ibukota tahu betapa Jinyue mencintai Pangeran Rui.
Satu-satunya orang yang tidak berbahagia dan merasakan masam di hatinya adalah Zhao Yi Nan, Nona Ketiga di Kediaman Bangsawan Jing.
Perasaan cemburu mulai menggerogoti, membuat kebencian semakin mengakar di lubuk hatinya yang berdarah-darah.
'Seharusnya aku yang menjadi istri pangeran!' Yi Nan mengepalkan kedua tangannya dengan erat sambil melayangkan tatapan penuh kebencian ke arah Jinyue. 'Kenapa kau tidak mati saja?!'
Dia telah banyak menghabiskan banyak upaya dan biaya untuk membuat Jinyue celaka di tempat perburuan, tetapi entah mengapa Yi Nan merasa keberuntungan sepertinya selalu saja memihak pada sang adik sepupu.
'Jinyue, aku pastikan kau tidak seberuntung ini lain kali!' seru Yi Nan penuh tekad, sebelum akhirnya dengan cepat merubah ekspresi kebencian di wajahnya menjadi senyum manis. "Adik, selamat ... kamu akhirnya bisa menjadi istri pangeran."
Melihat Yi Nan begitu dekat dan nyata, Jinyue kembali teringat kenangan pahit di kehidupan terakhirnya.
'Wanita inilah yang menghancurkan hidupku.' Jinyue mencoba yang terbaik untuk mengendalikan kemarahan, menekan kebencian dan niat membunuh yang berkobar di netranya.
Dia jelas tahu, untuk mengungkap warna asli Zhao Yi Nan haruslah dilakukan secara perlahan-lahan!
'Keluarga Bangsawan Jing telah berternak serigala bermata putih.'
Jinyue menahan cibiran di hatinya, lalu memasang senyum palsu dan bertanya dengan santai. "Kakak, bukankah kamu juga menginginkannya?"
"Adik, apa maksudmu?" Bola mata Yi Nan sedikit membesar, ekspresi terkejut jelas menghiasi wajahnya.
"Kakak, kenapa reaksimu begitu besar?" Senyuman Jinyue semakin mengembang, dia terlihat polos dan manis pada saat bersamaan. "Aku hanya bertanya dengan santai, bukankah semua gadis di ibukota ingin menjadi Putri Pangeran Rui? Apa kamu tidak menginginkannya juga?"
Yi Nan menyembunyikan kepanikan di hatinya memasang raut kesedihan, dia tampak seperti gadis yang tertindas selama ribuan tahun. "Adik, aku mana berani mendambakan apa yang menjadi milikmu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments