Tahun 2120, puncak kejayaan umat manusia, yang telah berhasil memajukan kota-kota nya. Dan juga lahirnya seseorang anak kecil bernama (Arlean). Di kerajaan kecil (Rivendal) yang memiliki 3 zona wilayah (Pusat, Tengah, Pinggiran), masing-masing zona wilayah (Tengah dan Pinggiran) memiliki distrik tersendiri, yang dipimpin oleh seorang kepala wilayah. Kerajaan ini, yaitu. Kerajaan kecil yang dikelilingi hutan disekeliling nya dan bukit-bukit kecil yang berada di zona pinggiran. Serta 1 jalur sungai yang menghubungkan diantara 3 zona wilayah (Rivendal).
(...) Zona pinggiran, yang memiliki 4 distrik terpusat, terdapat rumah Arlean yang hidup sederhana di gang belakang distrik F, bersama kedua orangtuanya. Meskipun banyak monster-monster yang sering menyerang tembok-tembok kota di saat malam hari, mereka tidaklah khawatir. Karena ada penjaga yang melindungi mereka, di setiap sisi temboknya.
Di suatu tempat sinar matahari yang menyinari, saat pagi hari. (Ibu) Arlean, yang duduk menggendong bayi mungil nan lucu tersebut, mendengar seseorang berlari menuju ruangannya.
Suara pintu kamar, terbuka...'krkkk'.. sosok laki-laki yang gagah dan kuat terlihat. Dan berkata.
Kaelen (Ayah) : "Sayang, aku ingin menunjukkan sesuatu kepada bayiku ini, maukah kamu ikut denganku ke suatu tempat sebentar saja?"
Istrinya yang melihat suaminya, tersenyum dengan lembut dan berkata
Elara (Ibu) : "Kamu ini! jangan berlari-lari di koridor rumah, bayi kita masih tidur".
Kaelen yang merasa bersalah, tertawa dan meminta maaf kepada istrinya. Menggaruk kepalanya dan berkata "Maaf!! Aku terlalu bersemangat tadi". Berkata dengan penuh senyum.
Elara melanjutkan berkata;
"Memangnya kamu mau membawa kita kemana? ". Bertanya dengan penuh penasaran
Kaelen (Ayah) : " Suatu tempat yang kamu pasti tahu".
Istrinya yang mendengar hal itu penasaran dan berkata.
Elara (Ibu) : "Baiklah, tapi hanya sebentar. Bayi kita tidak boleh lama-lama berada di luar".
Kaelen yang mendengar hal itu, setuju dan mengangguk.
. . . . (Perjalanan Menuju Tembon Kota).
Setelah mereka sampai ditembok kota, mereka melihat pemandangan pagi hari yang indah. Waktu yang aman, hutan-hutan yang jauh, suara kicauan burung yang terbang, hewan-hewan domba dan manusia yang berlalu lalang di luar tembok kota. Pedagang-pedagang yang datang dari negara / kerajaan yang jauh. Disaat itu Elara bertanya sambil menggendong bayinya.
Elara (Ibu) : "Apakah ini yang ingin kamu tunjukkan kepada ku dan bayi kita?". Angin lembut berhembus meniup rambutnya. Senyum di wajahnya terlihat sangat indah.
Kaelen yang melihat istrinya tersebut langsung terpana sembari terdiam sebentar, setelahnya Kaelen melanjutkan berkata.
Kaelen (Ayah) : "Benar, aku ingin menunjukkan kepada mu dan aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu".
Elara yang penasaran, terhadap apa yang ingin dikatakan suaminya. Bertanya, dengan nada lembut.
Elara (Ibu) : "Apakah ini terkait keluarga kita?"
Kaelen memandang bayi imut nan mungil tersebut, sambil berkata.
Kaelen (Ayah) : "Iya, aku berharap anak kita Arlean akan menjadi anak yang baik, selalu menolong orang lain. Dan dia selalu tabah terhadap masalah yang akan datang menghadapi nya".
Melanjutkan apa yang belum dia sampaikan:
Kaelen (Ayah) : "Jika anak kita sudah dewasa, aku berharap agar kamu, mengajarinya cara agar anak kita menjadi orang yang baik, mengajarinya cara agr menjadi orang yang kuat. Agar nanti, jika aku atau kita sudah tiada, dia akan menjadi pribadi yang baik, anak yang kuat dan tahan terhadap segala rintangan yang akan dihadapinya".
Melanjutkan yang sebelumnya.
Kaelen (Ayah) : "Aku tidak ingin anak kita, menjadi susah seperti kita dahulu. Aku berharap dia akan memiliki kehidupan yang bahagia, jika aku masih bisa terus bersamanya, aku ingin mengajari nya segala hal yang aku ketahui".
Mendengar pernyataan itu, Elara merasa hatinya tertekan, sedih, ingin menangis. Dia tahu, perkataan ini, memiliki makna tersembunyi.
Elara (Ibu) berkata sambil menangis terisak-isak, melihat suaminya: "Apakah ini terkait pemberitahuan, dari sang pembawa pesan. Yang mengatakan, bahwa kita akan menghadapi bencana besar?"
Kaelen yang melihat istrinya menangis, juga ikut menangis. Berkata dengan pelan..
Kaelen (Ayah) : "Iya.., sang raja telah memerintahkan kita, setiap petualang yang tidak memiliki halangan apapun terhadap kondisinya, harus mematuhi perintah ini. '[Melindungi Tembok Kota, Dari Bencana Monster]'".
Tangisan semakin bertambah, di kedua mata istrinya, air mata yang jatuh mengenai pipi bayi mungil tersebut, bayi yang tidak tahu apapun tentang dunia ini. . Melihat hal ini, Kaelen langsung bergegas mendekap istrinya.
Berkata dengan pelan-pelan dan lembut "Aku pasti akan melindungi kota ini dan memastikan Arlean kita aman".
...
Angin yang lembut meniup diantara keduanya, langit yang cerah tiba-tiba mendung. Membawa pesan, bahwa akan ada bencana besar yang akan datang. Tidak berselang lama, hujan pun turun. Setiap orang, yang berlalu lalang. Telah masuk kedalam rumahnya masing-masing, pedagang-pedagang dan orang-orang serta hewan-hewan yang ada di luar tembok kota, diperintahkan untuk masuk ke dalam tembok kota
Perintah dari raja pun tiba [Tidak ada yang boleh keluar tembok kota], setelah pengumuman itu. Para prajurit, berkumpul di setiap sisi zona masing-masing. Mereka berkumpul, karena mengetahui bahwa sebentar lagi akan ada bencana yang mendekat.
Setiap orang yang telah mendengar pengumuman tersebut, dari para prajurit. Berdoa sebisa mereka, berharap bencana tersebur tidak akan terjadi. Tapi, pesan dari jendela layar status mereka, tidak bisa mereka hindari. [Lindungi Kerajaan Ini, Dari Para Monster].
(Tidak ada yang tahu, bahwa bencana ini akan menjadi titik baru, dimulainya bencana-bencana yang akan datang dan juga terlahirnya bintang baru). Apakah setiap orang dapat beradaptasi terhadap kondisi ini? Nantikan kelanjutan ceritanya...
______
{Bersambung : Ch (02)} > [Next]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Jinki
keren bngt kak ... jgn lupa mampir ya
2025-07-05
1
elica
ihh keren bangettt🤩🤩🤩
2025-07-05
0