BAB 5 : Kesepakatan

   Tidak ada yang tau isi pembicaraan antara Amanda dengan ibunya. Begitu Amanda mengakhiri telepon dengan ibunya, dia langsung menatap Cecilia Lin dengan senyuman, “ bibi Lin, saya bersedia hidup serumah dengan Adrian!”.

   “ Bagus!, saya puas mendengarnya!”, Cecilia Lin langsung tertawa puas. “Kalian pasti belum makan di ruangan pribadi kan?, ayo kita makan dulu, bibi sudah pesankan makan untuk kalian dari tadi”.

   Amanda menganggukkan kepala dan tidak menolak.

   Sedangkan Adrian hanya terdiam mematung di tempat, dia sedikit penasaran memikirkan Amanda yang mau menerima usulan Cecilia Lin tentang hidup serumah itu. Melihat ekspresi Amanda tadi, jelas-jelas bahwasannya dia ingin mengatakan yang sebenarnya. “Mengapa dia setuju sekarang?”, gumam Adrian dalam hati sambil memikirkan semua itu.

   Amanda menatap tajam ke arah Adrian, tanpa berkata apa-apa lagi, dia langsung duduk mengikuti Cecilia Lin.

   Tak lama kemudian semua orang pun telah duduk di meja makan yang sudah penuh dengan berbagai macam makanan. Adrian benar-benar sudah lapar, jadi dia tidak ragu lagi untuk memulai lebih dulu menyantap makanan yang tersaji di atas meja.

   Sekitar 30 menit berlalu, ketiga orang itu pun sudah selesai makan. Cecilia Lin dan Amanda hanya makan sedikit. Berbeda terbalik dengan Adrian, Adrian makannya sangat lahap, bahkan sebagian hidangan yang tersaji di atas meja di habiskan olehnya. Lagi pula Adrian belum makan sejak siang tadi, dikarenakan kereta yang dia tumpangi tadi tidak menyediakan makan siang.

   Cecilia Lin hanya dapat menundukkan kepala dan menghela napas dengan berat setelah melihat nafsu makan ponakannya itu. “Maafkan bibi Adrian!, selama ini kamu tinggal sendiri dan tidak ada yang memperhatikan kebutuhan makan kamu”, gumamnya dalam hati. Cecilia Lin berjanji pada dirinya saat itu juga, dia berjanji, mulai ini dia lah yang akan memperhatikan kebutuhan makan Adrian.

    Di saat Amanda meminta izin untuk pergi ke toilet, Cecilia Lin tidak tahan lagi, dia langsung menepuk bahu Adrian dengan lembut dan berkata pelan, “Adrian, jika makan bersama gadis cantik itu, kamu harus dapat menjaga sikap dan cara makan. Jika cara makan kamu buru-buru seperti ini, bibi khawatir, tidak akan ada wanita yang mau menjadi pacar kamu.

   Bibi, saya hidup apa adanya dan tidak hidup dalam kepura-puraan. Jika dia tidak suka dan menerima cara makan saya yang seperti ini apa boleh buat. Berarti dia itu tidak tulus dan tidak mau menerima kelebihan dan kekurangan saya.

   ...

   ...

Tentu saja, Adrian tahu betul dengan hubungannya dengan Amanda. Hubungan itu adalah kebohongan dan hanya sementara waktu. Setelah beberapa waktu mereka akan mengakhiri hubungan itu dan kembali ke kehidupan mereka masing-masing. Apalagi rasa di antara mereka tidak terjalin.

   Cecilia Lin tidak dapat menahan diri untuk memutar matanya dan hendak membantah, akan tetapi dia melihat sekilas bayangan Amanda yang keluar dari toilet dan hanya dapat menatap tajam ke arah Adrian.

   Adrian  tersenyum dan memasukkan sepotong iga ke dalam mulutnya.

   Setelah Amanda kembali dari toilet, mereka  melanjutkan perbincangan  hingga pukul 9 malam dan mengakhiri makan malam itu. Adrian langsung menuju parkiran menunggu Cecilia Lin yang sedang mengeluarkan mobil, tapi penantian Adrian hanyalah sia-sia. Cecilia Lin memilih meninggalkan Adrian bersama Amanda. Tujuannya hanyalah semata-mata untuk menumbuhkan rasa di antara Adrian dengan Amanda.

Tak lama kemudian, suara klakson terdengar memecah keheningan parkiran.

   Adrian melihat sebuah BMW Seri 7 berwarna pink yang di kendarai gadis cantik mendekat perlahan. Wajahnya cantik bak bidadari, dengan alis yang berbentuk seperti pohon willow, mata seperti kacang almond, hidung seperti batu giok, bibir berwarna ceri, pipi kemerahan, rambut panjang terurai, bahu bulat setengah tertutup, dan lebih ke bawahnya sepasang payudara yang membanggakan.

   Gadis cantik mengendarai BMW seri 7 dengan warna pink itu memberi kesan mewah, seksi dan romantis. Amanda adalah wanita dewasa dengan temperamen unik yang sangat cocok dengan BMW itu.

   Sebuah kalimat langsung keluar dari mulut Adrian, “gadis cantik dengan mobil mewah”.

   “Masuk ke mobil!”, Amanda langsung memerintah Adrian dengan sedikit ketus. Saat ini suara Amanda jauh lebih dingin dibanding ketika berada di dalam restoran.

   Adrian membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang.

   Dalam perjalanan, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Wajah Amanda terlihat dingin dan tampaknya tidak berniat untuk berkomunikasi dengan Adrian.

   Adrian, juga tidak mengatakan apa-apa. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan kepada Amanda, dia hanya merasa, bahwasannya dia baru saja menginjakkan kakinya di kota ini. Tanpa diduga, dia melakukan kencan buta dan tanpa dia duga lagi, dia akan tinggal bersama dengan seseorang yang baru dikenalnya hari ini.

   Adrian mendesah pelan dan mengernyitkan hidungnya sedikit. Tiba-tiba, dia merasakan aroma wangi yang samar masuk ke hidung. “Wangi”. Dia mengernyitkan hidungnya lagi. Wanginya ringan, seperti campuran bunga lili dan mawar, tahan lama tapi tidak terlalu kuat, dan menyegarkan.

   Meskipun gerakan Adrian halus, Amanda tetap saja menyadarinya. Untuk sesaat, rona merah tipis langsung muncul di wajah cantik Amanda yang menyebar ke belakang telinga dan lehernya. Dikarenakan kulit Amanda yang begitu putih dan lembut, rona merah itu terlihat sangat kentara.

   Adrian adalah tipe pemuda yang cerdas, dia dapat mengidentifikasi aroma wangi itu tidak berasal dari parfum, melainkan aroma tubuh manusia.

   Ketika berada di dalam restoran yang luas, aroma itu tidak terlalu kentara. Tapi ketika berada di dalam mobil, aroma wangi itu sangat kentara.

   Amanda yang tidak ingin konsentrasinya terpecah di saat mengemudi, dia diam saja. Tapi, dia tidak tahan lagi dan kesal melihat pemuda yang duduk di sampingnya itu semakin mengendus, seolah-olah sangat rakus.

   “Apakah kamu sudah cukup menciumnya?”, Amanda benar-benar tidak bisa menahannya lagi. 

   “Pemuda ini semakin banyak menuntut!”, gumam Amanda dalam hatinya dengan kesal.

   “Lumayan!”, Adrian tertawa sambil menatap wajah Amanda yang mulai memerah lagi, “baunya sangat harum!”. Adrian tidak tahan lagi melihat wajah Amanda yang semakin memerah dan terlihat lucu itu, dia langsung tertawa dengan lepas.

   Amanda tidak dapat menahan diri untuk tidak menggigit kecil bibirnya yang mungil dengan pelan dan menarik napas dalam-dalam, lalu berkata perlahan, “Adrian, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?”.

   “Kesepakatan?”, Adrian sedikit terkejut di sela-sela tawanya, dia tersenyum dan langsung meminta penjelasan dari kesepakatan yang dimaksud oleh Amanda.

   Amanda ragu-ragu sejenak dan memutuskan bicara dengan pelan, “saya setuju untuk tinggal bersamamu, dan dan saya juga setuju untuk membantu kamu menghadapi bibi Cecilia Lim, tetapi kamu juga harus membantu saya menghadapi ibuku!"

Terpopuler

Comments

brajamusti

brajamusti

skip ah...... enek bacanya... bodoh

2025-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Dalam Kereta
2 BAB 2 : Perjodohan
3 BAB 3 : Salah Paham
4 BAB 4 : Hidup Serumah
5 BAB 5 : Kesepakatan
6 BAB 6 : Surat Perjanjian
7 BAB 7 : Bekas Lubang Peluru
8 BAB 8 : Foto Mesum
9 BAB 9 : Bertemu Lagi Dengan Melisa
10 BAB 10 : Saling Mengawasi
11 BAB 11 : Adrian Mulai Bertindak
12 BAB 12 : Pemburu Yang Diburu
13 BAB 13 : Kejam
14 BAB 14 : Jiwa Petarung
15 BAB 15 : Malaikat Pencabut Nyawa
16 BAB 16 : Perusahaan Melati
17 BAB 17 : Zhao Haito
18 BAB 18 : Keluarga Lukman
19 BAB 19 : Penyergapan
20 BAB 20 : Introgasi
21 BAB 21 : hadiah 1 milyar
22 BAB 22 : Ketakutan Terbesar Herman
23 BAB 23 : Bertemu Komisaris Thomas
24 BAB 24 : Pertengkaran Zhao Haito Dengan Istrinya
25 BAB 25 : Ancaman Herman
26 BAB 26 : Fakta Bekas Lubang Peluru Di Dada
27 BAB 27 : Menggoda Amanda
28 BAB 28 : Rencana Zhou Haito Dan Herman
29 BAB 29 :Ruangan Pribadi Amanda
30 BAB 30 : Lato-Lato
31 BAB 31 :Amanda Dalam Bahaya
32 BAB 32 : Berlutut
33 BAB 33 : Senjata Makan Tuan
34 BAB 34 : Pengaruh Cecilia Lin
35 BAB 35 : Rahasia Zhou Haito
36 BAB 36 : Hadiah Johan Untuk Zhou Haito
37 BAB 37 : Akibat Meremehkan Adrian
38 BAB 38 : Adrian Bermain Trik Pancingan
39 BAB 39 : Kematian Zhou Haito dan Herman
40 BAB 40 :Membakar Gudang
41 BAB 41 : Walikota Kota Guangzhou
42 BAB 42 : Hutang Darah Di Balas Dengan Darah Seluruh Keluarga.
43 BAB 43 : Lukas Di Lema
44 BAB 44 : Berita Yang Menghebohkan
45 BAB 45 : Hardianto Di Tahan
46 BAB 46 : Komisaris Thomas Kembali Turun Tangan Kembali
47 BAB 47 : Pengendalian Energi
48 BAB 48 : Perubahan Sikap Amanda
49 BAB 49 : Menemani Andini Reuni Kelas
50 BAB 50 : Pulau Angsa
51 BAB 51 : Calon Kakak Ipar Andini
52 BAB 52 : Bertemu Selebritis
53 BAB 53 : Putra Jack Hao
54 BAB 54 : Andini Di Fitnah
55 BAB 55 : Andreas Sasuke Berlutut
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1 : Dalam Kereta
2
BAB 2 : Perjodohan
3
BAB 3 : Salah Paham
4
BAB 4 : Hidup Serumah
5
BAB 5 : Kesepakatan
6
BAB 6 : Surat Perjanjian
7
BAB 7 : Bekas Lubang Peluru
8
BAB 8 : Foto Mesum
9
BAB 9 : Bertemu Lagi Dengan Melisa
10
BAB 10 : Saling Mengawasi
11
BAB 11 : Adrian Mulai Bertindak
12
BAB 12 : Pemburu Yang Diburu
13
BAB 13 : Kejam
14
BAB 14 : Jiwa Petarung
15
BAB 15 : Malaikat Pencabut Nyawa
16
BAB 16 : Perusahaan Melati
17
BAB 17 : Zhao Haito
18
BAB 18 : Keluarga Lukman
19
BAB 19 : Penyergapan
20
BAB 20 : Introgasi
21
BAB 21 : hadiah 1 milyar
22
BAB 22 : Ketakutan Terbesar Herman
23
BAB 23 : Bertemu Komisaris Thomas
24
BAB 24 : Pertengkaran Zhao Haito Dengan Istrinya
25
BAB 25 : Ancaman Herman
26
BAB 26 : Fakta Bekas Lubang Peluru Di Dada
27
BAB 27 : Menggoda Amanda
28
BAB 28 : Rencana Zhou Haito Dan Herman
29
BAB 29 :Ruangan Pribadi Amanda
30
BAB 30 : Lato-Lato
31
BAB 31 :Amanda Dalam Bahaya
32
BAB 32 : Berlutut
33
BAB 33 : Senjata Makan Tuan
34
BAB 34 : Pengaruh Cecilia Lin
35
BAB 35 : Rahasia Zhou Haito
36
BAB 36 : Hadiah Johan Untuk Zhou Haito
37
BAB 37 : Akibat Meremehkan Adrian
38
BAB 38 : Adrian Bermain Trik Pancingan
39
BAB 39 : Kematian Zhou Haito dan Herman
40
BAB 40 :Membakar Gudang
41
BAB 41 : Walikota Kota Guangzhou
42
BAB 42 : Hutang Darah Di Balas Dengan Darah Seluruh Keluarga.
43
BAB 43 : Lukas Di Lema
44
BAB 44 : Berita Yang Menghebohkan
45
BAB 45 : Hardianto Di Tahan
46
BAB 46 : Komisaris Thomas Kembali Turun Tangan Kembali
47
BAB 47 : Pengendalian Energi
48
BAB 48 : Perubahan Sikap Amanda
49
BAB 49 : Menemani Andini Reuni Kelas
50
BAB 50 : Pulau Angsa
51
BAB 51 : Calon Kakak Ipar Andini
52
BAB 52 : Bertemu Selebritis
53
BAB 53 : Putra Jack Hao
54
BAB 54 : Andini Di Fitnah
55
BAB 55 : Andreas Sasuke Berlutut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!