BAB 2 : Perjodohan

“Itu bukan masalah besar!” Adrian tersenyum. Saat ini, kereta telah tiba di stasiun kota guangzhou. Adrian dan Melisa, mereka berdua langsung keluar dari gerbong kereta secara bersamaan.

   “Adrian, saya bolehkan menghubungi kamu jika suatu saat saya membutuhkan bantuan kamu lagi”, ucap Melisa dengan enggan untuk pergi.

   “Boleh!” Adrian melambaikan tangannya dan meninggalkan Melisa di stasiun kota guangzhou bersama orang banyak.

   Melisa menatap punggung Adrian yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangan, tanpa sadar ia menyentuh pipi lembutnya.”Ada apa dengan saya? Mengapa harus saya yang berinisiatif meminta nomor telepon terlebih lebih dulu?”.

   …

   Adrian berjalan keluar dari stasiun kereta sambil mengamati kerumunan orang banyak dan segera menemukan namanya.

   Seorang pria berjas hitam memegang sebuah papan nama tinggi-tinggi di tangannya. Disampingnya berdiri seorang wanita muda yang tampaknya berusia sekitar 30 tahunan, ia sedang menjulurkan kepala dan memandang ke arah sekelilingnya. Ada cukup banyak orang yang datang ke sini untuk menyambut kedatangan sanak saudara mereka, tetapi wanita itu, hanya berdiam diri di tempatnya semula mengenakan setelan profesional yang rapi dan bersih, dengan rambut panjangnya diikat ke belakang kepala, ia adalah wanita cantik yang berkelas.

   Tidak terhitung lagi, beberapa orang banyak yang ada di sana mencoba menyapa dan mengobrol dengannya, tetapi ketika mereka melihat dua orang pengawal berotot berdiri di samping wanita itu, dengan ekspresi tegas dan mata yang setajam silet, mereka harus mengurungkan niat itu.

   "Bibi!" Tepat saat wanita muda itu masih melihat sekelilingnya, tiba-tiba ia mendengar sebuah suara di telinganya, lalu ia melihat bayangan hitam tepat di depannya.

   “Keponakan?” Wanita muda itu melihat Adrian, dan tertegun sejenak, lalu berseru kaget: “Kamu di sini? Aduh, sudah bertahun-tahun saya tidak melihat kamu. Penampilanmu jauh berbeda. Kulitmu lebih gelap dan lebih kurus. Bagaimana? Kamu pasti sangat menderita di kampung!"

   "Tidak buruk!" Adrian tersenyum, melihat kekhawatiran di mata bibinya, dia merasa sangat tersentuh.

   Bibi Adrian bernama Cecilia Lin. Dia adalah adik dari ibu kandung Adrian yang telah meninggal di saat usia Adrian baru menginjak lima tahun. Sejak saat itu Cecilia Lin yang belum lulus kuliah, dia lah yang merawat, membesarkan serta memenuhi semua kebutuhan Adrian. Bagi Adrian, Cecilia Lin hampir setara dengan ibunya. Meskipun Adrian telah berada di luar negeri selama bertahun-tahun, dia tidak lupa dan selalu memperhatikan situasi dan keadaan bibinya itu.

   “Baiklah, Adrian, cepat masuk ke dalam mobil, kamu pasti lapar dan belum makan” Cecilia Lin berkata sambil menarik tangan Adrian ke dalam mobil Maserati merah yang telah terparkir di luar stasiun.

   “Bibi, apakah kamu baik-baik saja beberapa tahun ini?”, di dalam mobil Adrian duduk nyaman dan bicara perlahan sambil menikmati pemandangan kota guangzhou.

   “Tidak buruk!” Suara Cecilia Lin sangat lembut. Adrian tidak dapat menahan diri untuk tidak mendesah pelan saat mendengarnya.

   Tiga tahun lalu, paman Adrian, yaitu suami dari Cecilia Lin meninggal dunia akibat dibunuh oleh pesaing bisnisnya. Saat itu Cecilia Lin sangat terpukul dan terpuruk, bahkan dia sempat di buru oleh pesaing bisnis suaminya itu, untung saja dia masih kuat menerima suami yang sangat dia sayangi itu meninggal secara tidak wajar. Adrian yang saat itu berada di Eropa dan mendengar kejadian itu, dia langsung  memerintahkan kelompok bawah tanah yang paling ditakuti di Eropa untuk terbang ke tiongkok memburu orang yang telah membunuh pamannya itu. Adrian tidak lupa juga membantu bibinya bangkit baik materi maupun dengan pengaruhnya secara diam-diam hingga saat ini.

   “Tidak apa-apa, Adrian. Bagaimana kabarmu di kampung selama bertahun-tahun ini? Apakah kamu sudah menemukan pacar?" Adrian menyingkirkan sedikit kesedihannya dan menatap Cecilia Lin dengan senyum di wajahnya.

“ ini…… ”

   Adrian terbatuk, menggelengkan kepalanya, membuka tutup botol air mineral dan meminumnya sambil berkata, “Belum. Saat ini saya belum terpikirkan untuk mencari pacar”.

“Bagus, bibi kamu ini sudah menemukan jodoh untukmu. Ayo kita temui orang itu nanti!” Cecilia Lin berkata sambil tersenyum menatap Adrian.

   “engah!”

   Adrian yang baru saja minum seteguk air mineral, sekarang semuanya muncrat keluar dari mulutnya hingga membasahi jok mobil Maserati merah itu. Adrian menatap Cecilia Lin dengan tatapan bodoh: “Bibi, apa yang kamu katakan? Kencan buta? Kencan buta apa? Kenapa kenapa bibi tidak memberitahu saya sebelumnya?"

   “hik hik, jika bibi memberitahu kamu jauh-jauh hari, kamu pasti akan menolaknya. Cecilia Lin menatap Adrian sambil tersenyum: "Kamu sudah dewasa dan tidak muda lagi, sudah saatnya memiliki pacar dan menikah!!"

   “ APA……”

   Adrian tidak dapat menahan diri untuk tidak melebarkan kedua bola matanya dan berkata dengan suara rendah: “Bibi, saya baru berusia 23 tahun!”. 

   “23 tahun itu sudah tidak muda lagi. Waktu bibi seusiamu, bibi sudah menikah!” Cecilia Lin berkata perlahan. “Sebaiknya, kamu temui dulu gadis itu hari ini apakah kamu menyukainya atau tidak. Kalau tidak, bibi akan mencarikan seseorang yang baru untukmu!".

"Baiklah kalau begitu!” Adrian sedikit tidak berdaya. Namun, di Tiongkok, dia bisa mengabaikan kata-kata siapa pun, tetapi dia tidak bisa mengabaikan kata-kata bibinya itu. Dia hanya bisa mengangguk patuh. "Tapi, bibi, bukankah seharusnya bibi membicarakannya dulu dengan saya terlebih dahulu? Sebaiknya biarkan saya berganti pakaian dulu sebelum kencan buta ini!.

Cecilia Lin mengangkat pergelangan tangannya yang indah, terlihatlah jam tangan wanita yang indah melingkar di tangannya, dan berkata sambil tersenyum: “Jangan khawatir tentang semua itu. Sekarang pukul 7:30. Bibi telah menyiapkan satu set pakaian untukmu. Ayo kita coba sekarang, kita masih ada waktu sebelum pukul 8 malam.

Terpopuler

Comments

brajamusti

brajamusti

apa semua cerita seperti ini ya... blm apa2 langsung dijodohhin... katanya dah modern tapi otak mc nya ttp aja kolot.

2025-07-02

0

Aman Wijaya

Aman Wijaya

jangan jangan teman kencannya Melisa

2025-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : Dalam Kereta
2 BAB 2 : Perjodohan
3 BAB 3 : Salah Paham
4 BAB 4 : Hidup Serumah
5 BAB 5 : Kesepakatan
6 BAB 6 : Surat Perjanjian
7 BAB 7 : Bekas Lubang Peluru
8 BAB 8 : Foto Mesum
9 BAB 9 : Bertemu Lagi Dengan Melisa
10 BAB 10 : Saling Mengawasi
11 BAB 11 : Adrian Mulai Bertindak
12 BAB 12 : Pemburu Yang Diburu
13 BAB 13 : Kejam
14 BAB 14 : Jiwa Petarung
15 BAB 15 : Malaikat Pencabut Nyawa
16 BAB 16 : Perusahaan Melati
17 BAB 17 : Zhao Haito
18 BAB 18 : Keluarga Lukman
19 BAB 19 : Penyergapan
20 BAB 20 : Introgasi
21 BAB 21 : hadiah 1 milyar
22 BAB 22 : Ketakutan Terbesar Herman
23 BAB 23 : Bertemu Komisaris Thomas
24 BAB 24 : Pertengkaran Zhao Haito Dengan Istrinya
25 BAB 25 : Ancaman Herman
26 BAB 26 : Fakta Bekas Lubang Peluru Di Dada
27 BAB 27 : Menggoda Amanda
28 BAB 28 : Rencana Zhou Haito Dan Herman
29 BAB 29 :Ruangan Pribadi Amanda
30 BAB 30 : Lato-Lato
31 BAB 31 :Amanda Dalam Bahaya
32 BAB 32 : Berlutut
33 BAB 33 : Senjata Makan Tuan
34 BAB 34 : Pengaruh Cecilia Lin
35 BAB 35 : Rahasia Zhou Haito
36 BAB 36 : Hadiah Johan Untuk Zhou Haito
37 BAB 37 : Akibat Meremehkan Adrian
38 BAB 38 : Adrian Bermain Trik Pancingan
39 BAB 39 : Kematian Zhou Haito dan Herman
40 BAB 40 :Membakar Gudang
41 BAB 41 : Walikota Kota Guangzhou
42 BAB 42 : Hutang Darah Di Balas Dengan Darah Seluruh Keluarga.
43 BAB 43 : Lukas Di Lema
44 BAB 44 : Berita Yang Menghebohkan
45 BAB 45 : Hardianto Di Tahan
46 BAB 46 : Komisaris Thomas Kembali Turun Tangan Kembali
47 BAB 47 : Pengendalian Energi
48 BAB 48 : Perubahan Sikap Amanda
49 BAB 49 : Menemani Andini Reuni Kelas
50 BAB 50 : Pulau Angsa
51 BAB 51 : Calon Kakak Ipar Andini
52 BAB 52 : Bertemu Selebritis
53 BAB 53 : Putra Jack Hao
54 BAB 54 : Andini Di Fitnah
55 BAB 55 : Andreas Sasuke Berlutut
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1 : Dalam Kereta
2
BAB 2 : Perjodohan
3
BAB 3 : Salah Paham
4
BAB 4 : Hidup Serumah
5
BAB 5 : Kesepakatan
6
BAB 6 : Surat Perjanjian
7
BAB 7 : Bekas Lubang Peluru
8
BAB 8 : Foto Mesum
9
BAB 9 : Bertemu Lagi Dengan Melisa
10
BAB 10 : Saling Mengawasi
11
BAB 11 : Adrian Mulai Bertindak
12
BAB 12 : Pemburu Yang Diburu
13
BAB 13 : Kejam
14
BAB 14 : Jiwa Petarung
15
BAB 15 : Malaikat Pencabut Nyawa
16
BAB 16 : Perusahaan Melati
17
BAB 17 : Zhao Haito
18
BAB 18 : Keluarga Lukman
19
BAB 19 : Penyergapan
20
BAB 20 : Introgasi
21
BAB 21 : hadiah 1 milyar
22
BAB 22 : Ketakutan Terbesar Herman
23
BAB 23 : Bertemu Komisaris Thomas
24
BAB 24 : Pertengkaran Zhao Haito Dengan Istrinya
25
BAB 25 : Ancaman Herman
26
BAB 26 : Fakta Bekas Lubang Peluru Di Dada
27
BAB 27 : Menggoda Amanda
28
BAB 28 : Rencana Zhou Haito Dan Herman
29
BAB 29 :Ruangan Pribadi Amanda
30
BAB 30 : Lato-Lato
31
BAB 31 :Amanda Dalam Bahaya
32
BAB 32 : Berlutut
33
BAB 33 : Senjata Makan Tuan
34
BAB 34 : Pengaruh Cecilia Lin
35
BAB 35 : Rahasia Zhou Haito
36
BAB 36 : Hadiah Johan Untuk Zhou Haito
37
BAB 37 : Akibat Meremehkan Adrian
38
BAB 38 : Adrian Bermain Trik Pancingan
39
BAB 39 : Kematian Zhou Haito dan Herman
40
BAB 40 :Membakar Gudang
41
BAB 41 : Walikota Kota Guangzhou
42
BAB 42 : Hutang Darah Di Balas Dengan Darah Seluruh Keluarga.
43
BAB 43 : Lukas Di Lema
44
BAB 44 : Berita Yang Menghebohkan
45
BAB 45 : Hardianto Di Tahan
46
BAB 46 : Komisaris Thomas Kembali Turun Tangan Kembali
47
BAB 47 : Pengendalian Energi
48
BAB 48 : Perubahan Sikap Amanda
49
BAB 49 : Menemani Andini Reuni Kelas
50
BAB 50 : Pulau Angsa
51
BAB 51 : Calon Kakak Ipar Andini
52
BAB 52 : Bertemu Selebritis
53
BAB 53 : Putra Jack Hao
54
BAB 54 : Andini Di Fitnah
55
BAB 55 : Andreas Sasuke Berlutut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!