"Terimakasih atas pujiannya putra mahkota, agar lebih nyaman panggil saja aku kakak." Anastasia menatap Gerlad berharap anak itu menyetujui usulnya.
Gerlad berpikir sebentar, menurut dia yang hanya di panggil kakak jika umur mereka berbeda 7 tahun saja, dan sisanya dia panggil bibi.
"Oke, kakak." Jawabnya menyetujui.
Senyum terukir dibibir indah Anastasia, dari dulu dia ingin memiliki adik tetapi malah dapat kembaran yang sangat berisik.
Melihat senyuman Anastasia membuat Gerlad terpana, wajah Anastasia sangat membuatnya nyaman dan damai.
Ingin sekali dia menanyakan bagaimana bisa Anastasia mendapatkan wajah yang sempurna.
"Untuk apa anda kesini?"
"Tidak ada hal yang formal." Jawab Gerlad, dia kesini cuma untuk bersantai.
"Lebih baik anda berkeliling dari pada disini yang penuh asap." Lirik Anastasia pada Gerlad.
Dia dari tadi melihat situasi agar tidak ada orang melihat dia disini, Bisa-bisa Anastasia terkena masalah karena membiarkan calon pewaris kerajaan terkena asap panggang.
Gerlad menggeleng "aku lebih suka disini karena ada kakak."
"Tapi putra mahkota baru bertemu saya hari ini." Anastasia jadi pusing memikirkan cara yang halus untuk mengusir bocah di sampingnya.
"Tidak, aku—"
"Putra mahkota Gerlad!" Teriak seseorang dari kejauhan.
Ada tiga orang pengasuh putra mahkota yang menghampirinya dengan tergesa-gesa.
Anastasia memijit kepalanya yang terasa pening, setelah ini pasti dia akan di semprot oleh tiga orang itu.
Ketiga berhadapan dengan Anastasia dengan wajah yang garang.
"Pelayan rendahan sepertimu beraninya duduk bersama putra mahkota!" Teriaknya tepat dihadapan Anastasia.
Pelayan yang meneriakinya adalah Feli, orang yang sangat menyayangi Gerlad.
Tapi kata-katanya sungguh tidak beradab.
"Tolong Jangan membuat telingaku tuli." Tukas Anastasia sambil mengusap kedua telinganya.
Feli melotot melihat tingkah Anastasia "tidak tahu diri! Aku akan membuat kau diusir dari kerjaaan ini!" Teriaknya penuh amarah.
Didalam hati Anastasia bersorak gembira, tanpa susah-susah dia sudah punya orang agar menendangnya dari neraka ini, sepertinya Tuhan mengabulkan curhatan hatinya.
"Baik—"
"Tidak! Kau tidak boleh mengusirnya dari Kerajaan ini." Sahut Gerlad yang membuat semuanya terdiam.
Gerlad menatap nyalang pengasuh "kau tidak boleh melakukan ini Feli." Ancamnya lagi.
Feli sangat shock mendengar penolakan tuan mudanya. Dia menatap Anastasia dengan tatapan benci berkali-kali lipat dari pada tadi.
Feli dibuat semakin benci dengan Anastasia akibat pembelaan Gerlad.
Anastasia menatap balik Feli, sepertinya perempuan dihadapannya sedang proses untuk melahapnya.
"Ikut dengan pengasuhmu putra mahkota, lihat matanya hampir keluar."
"Kau!"
"Putra mahkota pelayan Feli cepatlah, Raja akan segera sampai ditempat eksekusi" Javier mendekat dan langsung membawa Gerlad pergi.
Sebelum pergi dia melirik sebenar kearah Anastasia, seorang gadis yang dia tarik paksa dulu agar menjadi pelayan di Kerajaan.
Tanpa meninggalkan kata untuk Anastasia, Javier pergi bersama Gerlad dan ketiga pengasuhnya.
Anastasia terdiam, dia ingat sosok pria dihadapannya tadi. Itu adalah Javier
Javier memiliki otak yang pintar, jadi dia juga harus berhati-hati dengannya.
"Natsya!" Lia berlari menghampiri Anastasia sambil menetralkan deru nafasnya.
"Hah... Hah.."
"Lia kau kenapa?" Anastasia menatap ekspresi Lia yang seperti dikejar setan.
"Ayo kita harus cepat pergi ke eksekusi untuk menyaksikan pelayan yang berkhianat." Jelasnya sambil memindahkan Panggangan kedalam lalu membawa Anastasia pergi.
Anastasia berpikir sejenak, bukankah Javier tadi juga ingin kesana bersama yang lain? Apa semua penghuni istana harus hadir sampai ke para pelayan?
Anastasia hanya mengikuti kemana Lia menariknya dan sampai pada tempat tujuan.
"YANG MULIA RAJA ALERON DAN RATU LORIN TELAH TIBA."
Bunyi terompet memenuhi pendengaran telinganya.
Tepat setelah mereka sampai, Raja Aleron tiba dengan Ratu Lorin yang mukanya pucat pasi.
Semua orang yang ada didalam menunduk hormat kepada sang pemimpin kejayaan kerajaan.
Anastasia awalnya hanya berdiam diri saja layaknya patung, tapi tangan Lia dengan spontan membungkukkan badannya.
Mau tak mau Anastasia menunduk, walau di hatinya ada sedikit menantang tapi apa boleh buat, dia rakyat jelata disini.
Lia melirik Anastasia sebentar, ada sedikit perubahan mimik wajah Anastasia yang kurang mengenakkan, entah apa itu Lia tidak tahu.
Sekarang Raja Aleron tepat melewati barisan Anastasia.
Raja Aleron berhenti sebentar, dia seperti mencium bau yang membuat dia tidur nyenyak tadi malam, kejadian Na'as tetapi meninggalkan pengharun yang luar biasa harum.
"Yang mulia." Ucap Ratu Lorin takut-takut, penasarannya lebih besar. Dia heran kenapa suaminya berhenti mendadak, Apa Raja Aleron berubah pikiran?
Raja Aleron melirik sebentar kearah Ratu Lorin, lalu pandangannya kembali lurus kedepan dan berjalan.
Jika saja ayahnya Lorin, perdana mentri kepercayaan kerajaan tidak meninggalkan wasiat agar tetap menjaga Lorin walau ada badai yang menerpa.
Raja Aleron tidak enak hati mengkhianati mertuanya yang sangat baik padanya, tetapi kelakuan anaknya membuat dia pusing kepalang.
Di tempat eksekusi sudah ada satu pelayan yang berdiri dengan kaki bergetar, melihat alat dihadapannya adalah sebuah waktu kematian untuknya.
"Silahkan yang mulia Raja dan Ratu." Javier mempersilahkan Raja Aleron dan Ratu Lorin duduk di kursi kekuasaan.
Javier mulai maju kedepan "perhatian, didepan kalian adalah seorang pelayan yang tidak setia kepada kerajaan, dia berani ingin membuat Raja Aleron celaka."
Semua orang yang tidak menyangka bahwa pelayan berani berbuat kurang ajar pada Rajanya sendiri.
Bisik-bisik mulai bermunculan.
Semua orang mencemooh pelayan yang berkhianat, yang pelayan itu lakukan hanyalah menunduk takut.
Sedangkan Anastasia terpana, ini adalah pelaksana eksekusi pelayan yang di dalam cerita tidak lama lagi dia akan dieksekusi mati juga.
'Jarak pelayan ini mati dipenggal hanya berbeda 2 minggu dari eksekusi Anastasia' Anastasia mengigit kuku jarinya dengan ekspresi cemas, waktu tinggal sendikit tetapi dia tidak dapat melakukan apapun.
Tidak sengaja pandangannya bertemu dengan Raja Aleron yang kebetulan juga memandang kearahnya.
Pandangan mereka hanya berlangsung sebentar karena Anastasia tidak mau cari masalah, Anastasia menjadi kalut jika Raja Aleron tahu, maka hidupnya akan tamat.
Raja Aleron menatap Anastasia dengan intens, dia kenal wajah itu, wajah yang membuatnya benar-benar belum pernah dia jumpai sebelumnya menjadikan dia yakin akan satu hal, tapi sebelum itu dia harus segera memastikan secara benar.
Begitu banyak yang Javier katakan dari hukum-hukum kerajaan hingga peraturan eksekusi.
Anastasia meremas roknya kuat karena dia tidak ingin berada didalam satu ruangan dengan malaikat maut.
"Lia apakah pidato ini terus berlanjutan hingga setengah abad?" Kesal Anastasia, karena dari tadi tidak ada putus-putusnya Javier berbicara.
"Huss Natsya jangan berucap seperti itu, tidak baik." Tegur Lia.
"Ini sangat lama Lia, tulangku bisa-bisa mati rasa dan tidak bisa bergerak lagi." Protes Anastasia.
Anastasia menjadi masam dan jengkel karena Lia mengabaikan curhatannya.
Dengan terpaksa dia harus tetap disini sampai eksekusi selesai.
Pelayan yang tadi berdiri dengan kaki bergetar kini sudah tidak bernyawa dengan kepala yang terpisah dari badannya.
Seketika hati Anastasia menjadi ngilu, pelayan itu dipaksa melakukan hal buruk, tetapi dia yang harus menerima konsekuensi dari pemikiran kotor seseorang.
"Aku berjanji akan segera meninggalkan tempat tidak adil ini bersama calon anakku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Lily Miu
lho raja ingat ya
2025-10-08
  0
Lily Miu
hmmm ratunya knp ya
2025-10-08
  0