TRANSMIGRASI: Hamil Anak Raja

TRANSMIGRASI: Hamil Anak Raja

(1) Tiba-tiba tidur bersama

Hari sudah sangat larut, tetapi remaja yang bernama Mashka Romia masih setia duduk di meja belajarnya, matanya bahkan sangat fokus memandang buku yang dia baca.

Mashka Romia adalah Remaja yang tinggal menghitung lagi mencapai umur 17 tahun.

Dia memiliki kepintaran yang cukup memuaskan, tetapi dia selalu menganggap itu kurang dan masih ingin terus belajar lebih.

Tok! Tok!

"Mashka! Kamu harus tidur, aku sudah stress mendengar bunyi pulpen kamu!" Teriak kembarannya Marshelo, kebetulan kamar mereka berdekatan satu sama lain.

Kalo Mashka adalah orang yang giat belajar, dan Marshelo adalah kebalikannya.

Marshelo paling tidak suka dengan belajar.

"Iya ini aku bakal ganti pulpen."

"Tidur Mashak! bukan ganti pulpen." Teriak Marshelo lagi dari dalam kamarnya.

Mashka menghembuskan nafas kasar "iya-iya sabar!" Teriak balik Mashka.

Hening.

Tidak ada sahutan dari Marshelo sepertinya dia kesal dengan Mashka.

Mashka kembali melanjutkan perkerjaannya yang tertunda

Hingga suara Marshelo kembali menggema.

"Dibilangin juga balas mulu ya kamu Mashka, pingsan baru kamu tahu rasa." Teriaknya, setelah itu tidak ada lagi komentar dari Marshelo.

Mashka hanya menganggap itu angin lewat, dia tidak melakukan hal yang buruk. Jadi untuk apa Marshelo terus mengomentari kegiatannya.

Masih mending mengomentari untuk memberi semangat, Marshelo malah terus mengomentari Mashka untuk kejalan yang sesat.

Sebenarnya orang tua mereka tidak memaksakan anaknya untuk giat belajar, makanya sikap Marshelo seperti itu, asal naik kelas dia sudah tenang, biarpun peringkat terkahir.

Sedangkan Mashka tidak menganggap sepele setiap kegiatan belajar, dia pasti ingin selalu unggul dan dapat membuat pandangan orang padanya itu bangga.

"Ugh.." Pulpen Mashka jatuh dalam genggaman tangannya, akibat rasa sakit di dada dan kepalanya menyerang tiba-tiba.

Seingat Mashka dia tidak makan sembarangan.

Rasa sakitnya semakin lama semakin bertambah, membuat Mashka tidak sanggup untuk menahannya.

Pandangannya menjadi buram seketika, dia tidak bisa lagi menahan tubuhnya untuk jatuh ke lantai.

BRAK!

Jatuhnya Mashka dari kursi sungguh terdengar nyaring, hingga membuat kepala Mashka semakin sakit.

"Sakit...." Mashka panik, bingung dan takut akan apa yang terjadi padanya sekarang.

Tidak lama kemudian, ada yang mendobrak pintu kamar Mashka secara paksa.

"Mashka!" Marshelo berlari mendekati tubuh Mashka yang sudah tergeletak di lantai.

"Mama! Ayah!" Marshelo berteriak sekuat mungkin untuk membangunkan kedua orang tuanya.

Marshelo menepuk-nepuk pipi Mashka dengan kasar agar Mashka tetap sadar.

"Jangan tutup mata kamu, Mashka!" Tegas Marshelo yang terus menatap mata Mashka.

Mashka tidak menyahut, dia sekarang sedang menahan sakit di setiap tubuhnya, sakit yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Tidak sanggup lagi menahan dan pandangannya bahkan sudah sanggat gelap, Mashka terpaksa menyerah untuk bertahan.

"Mashka!"

"Mashka!"

"MASHKA ROMIA!"

•••

Kicauan burung di jam 5 subuh dapat membangunkan seorang wanita yang hanya tertutup selimut ditubuhnya.

Perlahan-lahan tetapi bisa, Mashka itu dapat melihat pandangan di sekitarnya dengan jelas.

Jantung Mashka masih berdegup kencang, mengingat hal besar yang baru dia lewati dan sakit yang paling dia tidak kuat menahan.

Dia diam sejenak lalu mulai memikirkan, apakah ini karma untuknya karena terlalu mendewakan pelajaran? Dan mengabaikan nasihat orang rumah?

Saat ini, pemikiran itu dianggap benar oleh Mashka, jika saja dia menuruti perkataan Marshelo untuk tidur beristirahat, dia tidak mungkin merasakan sakit luar biasa dan pingsan.

Deru nafas berat di sampingnya menghilangkan konsentrasi Mashka, sontak Mashka menoleh ke sumber suara.

Betapa terkejutnya dia mengetahui ada seorang lelaki yang hanya tertutupi selimut tebal berada di sampingnya.

Ingin segera menjauh tetapi Mashka baru sadar kalo dirinya juga hanya tertutup selimut.

Dia tertegun melihat apa yang dia saksikan sekarang.

Tetapi dia baru menyadari jika tubuh ini berbeda dengan tubuhnya, sangat-sangat berbeda.

Mashka menghembuskan nafas secara berurut, mencoba menetralkan keterkejutannya.

Kebetulan di sebelah kanannya ada cermin besar, dia dapat melihat leluasa tubuhnya yang berbeda ini.

Tubuh dan wajah ini mengingatkan dia pada lukisan sosok pembantu di dalam Novel Fantasy yang dia baca disaat hari libur, kebetulan Novel yang dia baca memiliki tokoh yang mengenalkan gambarnya, jadi Mashka ingat itu.

Tubuh ini adalah milik Anastasia, seorang maid kerajaannya yang tugasnya sehari-hari berada di dapur kerajaan.

"Mati aku." Mashka menatap pantulan cermin dengan tidak suka.

Anastasia memiliki body yang sangat ideal, serta buah dada yang berisi. Padahal umurnya hanyalah 19 tahun. Walau begitu dia sehari-hari menggunakan pakaian pelayan lumayan oversize untuk meminimalisir tuduhan buruk.

dia adalah seorang peran yang mati dibunuh oleh Raja Aleron yaitu Raja yang berkuasa di Kerajaan Jarous.

Raja yang memandang Anastasia aib, padahal ini juga karena ulahnya.

Mashka memandang wajah Raja Aleron dengan tatapan kesal.

Mashka mulai memasang bajunya secara asal, dan pergi mengendap-endap keluar kamar.

Kematian Anastasia sangat mengerikan, oleh sebab itu Mashka lebih baik pergi dari pada memberitahu kejadian ini pada orang lain.

"Aku tidak akan pernah memberitahukan ini kepadanya, dia juga mungkin tidak tahu." Gumamnya.

Walau terasa sakit diarea bawahnya, Mashka tidak gentar untuk pergi tanpa memeninggalkan jejak yang janggal.

Untungnya keadaan berpihak padanya, area lorong sangat sunyi dan memudahkan dia untuk pergi.

Mashka berjalan dengan sangat fokus, agar dia tidak terciduk orang lain.

Hingga ketemulah dia dengan seseorang yang memiliki pakaian pelayan sama dengannya.

( Mashka sekarang kita panggil Anatasia )

"Hei." Panggil Anastasia pada seorang maid yang sedang memulai pekerjaannya.

Perempuan yang di panggil itu menoleh kepada Anastasia

"Ana?"

Anastasia mengerutkan keningnya "jangan panggil aku dengan nama itu, aku sedikit Trauma." Tegasnya.

Anastasia yang berjiwa Mashka sangat menentang keras nama yang berinisial Ana, entah kenapa menurutnya Ana kurang cocok dan sangat asing baginya.

Orang yang dihadapannya memandang Anastasia dengan terkejut "tidak biasanya kamu marah seperti ini."

Anastasia teringat sesuatu "ah ya, aku hanya sudah kurang suka dengan panggilan itu, kalo Natsya saja bagaimana?" Usulnya.

Maid di hadapannya hanya menganggukkan kepala "iya-iya, lain kali akan ku panggil kamu Natsya."

Anastasia tersenyum manis "terimakasih kalo begitu yaa."

"Luar biasa, aku baru pertama kali melihat mu tersenyum bahkan berbicara." Kagumnya menatap Anatasia.

"Berarti kamu adalah orang pertama, karena mulai hari ini aku akan berubah." Kode Anastasia.

"Baguslah kalau begitu, ah ya jika kau mungkin lupa denganku karena kita hanya bertemu pas pengambilan paksa oleh Kerajaan, namaku adalah Lia."

Anastasia menganggukkan kepalanya "namamu bagus, salam kenal."

"Salam kenal juga Natsya, ku harap kita dapat berteman dekat." Senyum manis Lia terpancar di wajahnya.

Karena disini yang seumuran dengannya hanyalah Anastasia, tapi Anastasia sangat tertutup dan tidak mau berbicara banyak akibat kejadian dimana Anastasia diambil paksa oleh Kerajaan musuh untuk dijadikan pelayan.

Lia senang, Anatasia sudah mulai terbuka padanya dan tidak menutup diri lagi.

Cukup lega mendengarnya, sayang jika wajah Cantik Anastasia harus tertutup oleh keterdiamannya.

Terpopuler

Comments

Wulan

Wulan

mampir kak e 😘

2025-10-13

0

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

mampir kak

2025-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!