FINBLOOD : RATU GELAP LAUTAN
DARAH YANG MENENTUKAN
[Latar: Langit gelap, air laut mulai naik ke dek. Seraphyne berdiri di tengah antara manusia dan ibunya.]
Ratu Moirenne
(teriak):
“Kau lupa siapa yang memberimu suara surgawi itu? Kau milikku, Seraphyne!”
SERAPHYNE
(suara pelan, namun menggema):
“Aku bukan milik siapa pun…”
Langkahnya pelan. Mata merahnya berubah suram. Dan untuk pertama kalinya… suaranya tidak membawa kematian.
SERAPHYNE
(menatap Ivy):
“Kau tahu… manusia pertama yang tak memandangku seperti monster?”
IVY RUELLE
“Kau bukan monster, Seraphyne… Tapi ibumu… dia membuatmu begitu.”
REED ALBRECHT
(masih siaga):
“Jangan percaya dia terlalu cepat. Siren bisa berbohong lewat tatapan.”
Noah Varen
(pelototi alat di tangannya):
“Frekuensinya berubah… detak suara jantung Seraphyne tidak stabil. Dia bertarung… dengan dirinya sendiri.”
[Latar: Lautan mulai memecah, tubuh Ratu Moirenne keluar seluruhnya — raksasa, setengah belut, matanya penuh amarah.]
Ratu Moirenne
“BAIK. Kalau kau membelot… maka aku akan mematahkanmu sendiri!”
Tubuh air berbentuk naga laut muncul di belakang Moirenne. Ombak menyatu dengan amarahnya.
SERAPHYNE
(menjerit):
“Berhenti! Aku sudah cukup! AKU BUKAN BAYANGANMU!”
[Siren muda itu berenang cepat melawan ibunya. Air memercik ke segala arah. Suara mereka memecahkan langit.]
Manusia menyaksikan pertempuran antara dua siren abadi. Ibu dan anak. Cinta yang membusuk menjadi kebencian.
REED ALBRECHT
“Kita harus pergi sekarang! Ini bukan pertempuran untuk manusia!”
IVY RUELLE
(menatap langit):
“Tidak… ini pertempuran untuk jiwa Seraphyne.”
Saat darah siren pertama menetes ke laut…
Lautan sendiri menggeliat. Karena darah itu… bisa membuka segel lama.
Dan kisah kegelapan ini… baru saja dimulai.
Comments