FINBLOOD : RATU GELAP LAUTAN
TANGISAN DARAH
[Latar: Badai mulai mereda. Langit kelabu. Mayat berserakan. Di kejauhan, Seraphyne berdiri sendiri di ujung kapal.]
Di balik sorot matanya yang dingin… ada riak kecil yang menolak kekejaman itu.
SERAPHYNE
(berbisik pelan)
“Mereka… terlihat seperti manusia itu. Yang dulu pernah menolongku…”
[Kilas balik – 300 tahun lalu, desa nelayan]
Moorenne Muda
“Tenang, sayang. Ibu akan membuat mereka semua merasakan apa itu terbakar…”
Sejak hari itu, lautan menjadi tempat dendam. Dan Seraphyne… tak pernah lagi bernyanyi dengan hati.
[Kembali ke kapal sekarang]
IVY RUELLE
“Lihat matanya… dia ragu. Dia… mungkin bisa dipatahkan.”
REED ALBRECHT
(genggam senjata)
“Jangan bodoh, Ivy! Dia sudah bunuh belasan orang!”
Noah Varen
“Tapi kalau kita bisa memecah hubungannya dengan ibunya… mungkin kita bisa selamat.”
Ratu Moirenne
(teriak keras dari laut)
“Anakku! Bunuh mereka! ATAU AKU YANG AKAN MEMUSNAHKANMU JUGA!”
SERAPHYNE
(berbisik, berlinang air mata darah)
“Jadi, bahkan aku tak lebih dari alatmu, Ibu?”
Angin kembali berembus. Tapi kali ini… bukan nyanyian yang terdengar dari Seraphyne.
Melainkan… tangisan.
SERAPHYNE
(menatap Ivy):
“Kau… kenapa kau tak takut padaku?”
IVY RUELLE
(pelan):
“Karena aku tahu bagaimana rasanya dibentuk oleh luka.”
Untuk pertama kalinya… kematian berhenti. Tapi apakah Seraphyne akan melawan ibunya? Atau jatuh makin dalam ke kegilaan?
Comments