Mata-mata, Pembunuh, dan Telepati

Pagi Hari, Dapur Keluarga Forger
Udara pagi terisi aroma kopi hitam dan roti panggang. Loid duduk di meja makan, membaca koran seperti biasa, wajahnya tenang dan nyaris tanpa ekspresi. Yor terlihat sibuk mengiris bahan bento sambil sekali-sekali menjatuhkan pisau karena gugup. Ayaka memperhatikan mereka diam-diam dari balik pintu dapur yang terbuka setengah.
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(Mereka... terlalu sempurna. Gerakan Ayah angkatku terlalu presisi, terlalu hati-hati.) (Ibu... dia pegang pisau seperti sedang bersiap menyerang. Bukan memasak.) (Mungkinkah mereka... seperti aku?)
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(masuk perlahan ke dapur) “Pagi... Boleh aku bantu?”
Yor Forger
Yor Forger
(terkejut, hampir menjatuhkan pisau) “A-Ayaka! Tentu saja! Bisa tolong potong wortel ini?”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(mengambil pisau dan mengamati sejenak) “Pisau ini tajam. Ini bukan pisau biasa, kan?”
Yor Forger
Yor Forger
(salah tingkah, tertawa gugup) “A-Ahahaha… itu... hadiah dari adikku.”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(tersenyum kecil) “Adik? Namanya siapa?”
Yor Forger
Yor Forger
“Yuri. Dia bekerja untuk pemerintah… sangat sibuk dan... terlalu protektif padaku.”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(dalam hati) (Pemerintah? Hm... menarik.)
Siang Hari, Sekolah Eden, Saat Istirahat
Anya dan Ayaka duduk di bawah pohon sakura kecil. Anak-anak lain bermain di halaman, Damian melempar bola ke arah anak kelas lain sambil tetap menjaga image.
Anya Forger
Anya Forger
(berbisik sambil menggambar di tanah dengan ranting): “Kak Ayaka, kamu kelihatan curiga.”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
“Kamu pernah berpikir kalau... Ayah dan Ibu kita menyimpan sesuatu?”
Anya Forger
Anya Forger
(terdiam sesaat, lalu senyum lebar tapi palsu) “Ehehe... kamu juga ya?”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
“Anya, kau bisa membaca pikiran. Aku bisa merasakan emosi.” “Kurasa... saatnya kita bekerja sama.”
Sore Hari, Ruang Tamu Rumah Forger
Ayaka duduk di ruang tamu, pura-pura membaca buku. Ia sudah menempatkan barang-barang kecil di posisi tertentu—pensil di tepi meja, cangkir teh di sisi karpet, dan bros kecil di dekat pintu kamar Yor.
Misi kecilnya: menguji mereka tanpa terlihat mencurigakan.
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(dalam hati) (Jika benar mereka menjalani kehidupan ganda... maka mereka akan menghindari jebakan-jebakan kecil ini tanpa sadar.) (Aku hanya perlu... menunggu.)
Malam Hari, Seusai Makan Malam
Loid
Loid
“Anya, Ayaka. Sudah saatnya tidur. Besok ada kegiatan olahraga di sekolah, bukan?”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
“Iya, Ayah. Tapi... aku ingin minum teh dulu.”
Yor Forger
Yor Forger
(beranjak ke dapur) “Aku buatkan, ya!”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(mengangguk pelan, mengamati) (Aku letakkan cangkir di tepi karpet. Kalau dia lewat tanpa menyenggol, berarti dia sangat teliti.)
Yor berjalan dengan langkah ringan… dan tanpa melihat ke bawah, ia menghindari cangkir secara alami, seperti sudah terbiasa dengan rintangan.
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(mata menyipit) (Jadi... dia punya refleks seperti pembunuh bayaran.)
Tengah Malam, Kamar Tidur Ayaka
Ayaka membuka jurnal kecil yang disimpan di laci tersembunyi. Ia menulis dengan rapi
Catatan Hari Ini: 1. Yor menghindari rintangan tanpa sadar – refleks tingkat tinggi. 2. Loid menyimpan senjata di dalam jas. Aku melihat siluet saat ia menaruhnya di gantungan. 3. Anya tahu lebih dari yang ia katakan. Dia menutup pikirannya dariku.
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(dalam hati) (Jika mereka memang penyamar, kenapa mengadopsi anak-anak seperti aku dan Anya?) (Apa kami bagian dari misi mereka?)
Hari Berikutnya, Senam Pagi di Sekolah
Ilmuan Pria
Ilmuan Pria
“Satu, dua, tiga... dan putar ke kanan!”
Damian
Damian
(berbisik ke Ayaka saat senam) “Kau terlalu serius. Anak sepertimu cocok jadi mata-mata.”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(tersenyum tipis) “Lucu, aku juga berpikir begitu tentang Ayah angkatku.”
Damian
Damian
(bingung) “…Apa maksudmu?”
Becky
Becky
(datang mendekat) “Aku suka gaya rambutmu, Ayaka. Kau kelihatan seperti karakter utama anime!”
Anya Forger
Anya Forger
(telepati ke Ayaka) (Jangan bilang-bilang ke Damian... dia gampang panik!)
Sore Hari, Gudang Tua Belakang Rumah
Ayaka menemukan pintu kecil tersembunyi di bawah lantai gudang. Terkunci. Tapi ada sidik jari halus dan debu yang tersingkir.
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(mengusap pintu pelan) (Ayah menyimpan sesuatu di sini... Aku akan cari tahu.)
Malam Hari, Balkon Rumah Forger
Loid
Loid
(muncul tiba-tiba) “Kau suka duduk di sini, ya?”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(sedikit kaget) “Angin malam... membuatku tenang.”
Loid
Loid
(menatap langit dengan tenang) “Aku tahu kamu pintar, Ayaka. Dan aku tahu kamu curiga padaku.”
Ayaka Forger
Ayaka Forger
(diam beberapa saat) “…Kenapa tidak menyangkalnya?”
Loid
Loid
(tersenyum samar) “Karena kadang... kepercayaan tidak dibangun lewat kebohongan, tapi lewat keberanian untuk diam.”
Terpopuler

Comments

Aurora_Katari

Aurora_Katari

seru!! seru..konflik keluarga tapi bukan ke konflik jahat..lebih ke ingin tau keluarganya lebih dalam+menjaga

2025-05-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!