...Keesokan harinya kemudian......
...----------------...
Setelah selesai bersiap-siap, aku seperti biasa terbang di wujud nagaku ke lokasi undangan. Sebenarnya aku sangat lelah dan benci pesta, namun ini adalah pesta dari sahabatku. Sesampainya di lokasi, aku melihat sekeliling yang dipenuhi banyak sekali ras-ras yang dekat dengan Ras Burung.
Pedangku rasanya mau menebas sesuatu yang berisik... Apa boleh buat... Aku tidak bisa membuat pesta ini jadi pesta darah... Itupun demi nama atau apalah itu, dunia sangat merepotkan...
Lalu langkahku terhenti begitu aku melihat Ji-hyo, Sang Ratu Burung. Dia memang sangat memesona dan elegan, namun sayangnya dia terlalu murah untukku, sangat disayangkan bagi sahabatku yang sangat mahal menikah dengan wanita sepertinya. Apa boleh buat, selera wanitanya memang sangat jelek. Aku menoleh ke arah lain, aku melihat Chen Yuwon, Sang Raja Burung. Sahabatku yang mengundangku ke pesta berisik dan membosankan ini, aku lalu berjalan ke arahnya.
"Sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"
"Eh? Wah~ akhirnya kakak keluar juga dari istanamu itu! Aku ini seorang raja, tentu saja kabarku baik, bagaimana denganmu?"
"Sama... Istanamu banyak berubah ya..."
"Haha! Tentu saja! Oh ya, apa kakak belum menikah lagi? Kakak sudah berumur lebih 500 tahun loh!"
"Yah... Itu karena selera wanitaku sudah hampir punah... Kenapa kau menikahi wanita murahan itu?"
"Ah~ murahan apa sih? Susah banget loh cari wanita secantik bidadari itu~"
"Dasar mata ranjang. Apa dia secantik itu? Kau tidak ada bedanya sama bajingan di luar sana. Aku tidak pernah mendidikmu seperti itu."
"Aduh! Kakak bicara apa sih dari tadi? Ayo nikmati saja pestanya!"
Chen Yuwon... Dia sudah banyak berubah... Padahal dulu dia seperti anak kecil yang kehilangan arah... Ternyata dia sudah berumur 501 tahun... Aku bertanya-tanya apakah aku akan mendapatkan keponakan?
Aku berpikir sembari berjalan mengelilingi pusat pesta, namun tiba-tiba saja semua lilin terpadam. Aku seharusnya tidak meletakkan kata "ter" itu dan menggantikannya ke "di". Apakah ada penyusup yang masuk? Aku memutar badanku kebelakang dan tiba-tiba saja ada sebuah senjata yang hampir saja menusukku tepat di jantung. Karena gelap, aku tidak bisa melihat apa-apa. Jadi aku meraba-raba senjata itu dan mendapati bahwa senjata iu mirip sekali dengan senjata Ras Burung.
Apakah aku akan dijadikan pertunjukan lagi? Hah... Padahal sekarang aku tidak ingin menari—
Shut!
Tiba-tiba saja ada senjata yang sama muncul dibelakangku, namun aku bisa menangkapnya. Aku lalu melihat ke langit.
Masih sore...
Sebenarnya aku bisa melihat di kegelapan dengan adanya cahaya bulan yang memberiku banyak kekuatan, namun sekarang masih sekitar pukul 4 atau 5 sore. Lalu tiba-tiba serangan itu terus muncul berterusan dari belakangku, aku hanya santai, karena aku tahu bahwa senjata itu tidak akan mengenaiku. Setelah serangan itu berakhir, aku menoleh ke suatu tempat yang adanya bunyi langkah sepatu terdengar. Namun aku hanya diam, lalu suara tepukan tangan pun terdengar. Aku melihat ke sumber suara itu.
Prok! Prok! Prok! Prok! Prok!
"Kekuatan dan kelebihan kakak masih sama kayak dulu ya?... Aku jadi iri~"
Suara itu terdengar seperti suara Yuwon, aku sedikit kebingungan kenapa pertunjukannya berbeda dari biasanya.
"Apa kakak tahu, bahwa kakak sedang berdiri di atas lem kuat yang beracun~?"
"Apa maksudmu?"
"Aduh~ kakak jangan pura-pura bodoh deh~ kakak pasti tahu semua perasaan yang kurasakan begitu kita bersama~!"
"...Perasaan?"
"Yap! Dan perasaan itu adalah... Iri hati..."
"Kau lagi bercanda?"
"Bercanda? Apa kakak masih menganggapku anak kecil yang polos dan lugu seperti dulu? Aduh~ kira-kira sekarang siapa ya yang polos dan lugu itu~?"
"Apa?..."
Haiseka menyeringai dan terkekeh, dia lalu berjalan mendekat. Lilin-lilin yang padam itu kembali menyala. Yuwon lalu mengeluarkan sebuah magis di tangannya, lalu melemparkannya ke kedua kakiku. Aku berniat untuk menangkis serangannya itu namun tertahan oleh lem yang kuat dan beracun itu. Lalu serangannya mendarat tepat di kedua kakiku yang membuatku tidak bisa bergerak.
"Apa yang kau lakukan?..."
"Aduh~ kakak ini~ sudah berapa kali kukatakan? Aku selalu iri tau dengan kakak!"
"Apa?... Jadi kau berniat untuk membunuhku?"
"Hm... Akhirnya kakakku yang jenius tau juga apa tujuanku yang sebenarnya~!"
"Sialan...! Kau lagi serius atau bercanda sih?!"
"Aku tentu saja serius~! Mana mungkin aku berani bercanda kepada kakakku? Oh ya, aku cuma ingin bilang bahwa kakak tidak bisa menggunakan kekuatan kakak karena fungsi racunnya itu yang melumpuhkan tenaga dalam~"
"Dasar bajingan brengsek! Kau mengkhianatiku?!"
"Aduh~ sebenarnya aku ragu-ragu untuk melakukan ini karena jasa kakak yang menjagaku hingga mempertaruhkan nyawa kakak sendiri selama bertahun-tahun! Aku menghargai jasa kakak yang berani itu... Namun sayang sekali ya? Ini karena emosiku yang sudah tidak tertahan sejak lama~ mau bagaimana lagi? Aku harus melakukannya demi kebaikan diriku sendiri~"
"Dasar sialan! Kau beneran mau melakukan ini?! Cuma karena emosimu yang tidak bisa tertahan?!! Aku sudah banyak melakukan hal apa-apa yang ekstrem demi dirimu!!!"
"Ah~ kakak ini~ setahuku kakak bukan tipe yang dramatis loh? Berarti bukan hanya aku saja yang sudah berubah~!"
"..."
Aku tidak bisa berkata apa-apa karena pengkhianatan yang tidak terduga ini, padahal aku sudah menjaganya dari lahir seperti seorang kakak yang mempertaruhkan separuh nyawanya hanya demi satu-satunya saudara yang tersisa. Apa dia akan melupakan semua kenangan itu hanya demi emosinya sendiri tanpa memedulikan emosiku? Apa hubungan kami akan berakhir sampai di sini sebagai kakak-adik? Apa dia akan benar-benar membunuhku? Padahal aku sudah memaksa diriku yang dingin dan cuek ini untuk menjadi seorang yang perhatian kepada seseorang yang tiada hubungan dengan diriku walau setetes darah. Apakah kehadiranku hanya akan mengganggunya dan membuatnya tidak nyaman? Padahal kehadirannya untukku sangat berharga dan nyaman... Apa aku tidak cocok berperan sebagai seorang kakak?...
"Hadeh~ mau bagaimana lagi... Ayo akhiri saja hubungan ini, kakak..."
Sambil mengucapkan ucapan terakhir untuk pertemuan kami yang terakhir kalinya, dia melayangkan serangan mematikannya tepat di tengah kepalaku yang membuat tubuhku terpisah menjadi dua bahagian.
SLASH!
Itu adalah bunyi terakhir yang kudengar untuk di akhir hidupku, bersama suara tawa-tawa dari ras-ras yang ada di dalam pesta itu yang menyaksikan kematianku di depan mata. Pantas saja semuanya melototiku di saat aku melangkah masuk ke dalam tempat ini, semua yang diundangnya adalah musuhku yang menantikan kematianku sejak lama. Padahal aku sangat menyayangimu lebih dari nyawaku .. Tapi kenapa kau mengkhianatiku?... Kata-katamu itu lebih menyakitkan daripada serangan mematikan yang kau tujukan padaku... Sakit sekali... Sungguh sakit sekali... Sakit yang luar biasa daripada sakit seranganmu itu.... Ternyata benar, kata-kata itu lebih menyakitkan daripada pedang.
Kuharap aku bisa diberikan kehidupan kedua... Agar aku bisa bebas dari kehidupan yang membosankan dan memuakkan ini...
Begitu mataku terpejam, beberapa saat kemudian aku bisa merasakan cahaya-cahaya yang terang di depanku. Lalu perlahan mataku terbuka, aku melihat bebola cahaya besar di depanku yang seperti bulan. Namun anehnya aku sama sekali tidak merasakan kesilauan itu, malahan merasakan ketenangan dan keakraban di antaraku dan bebola yang seperti bulan itu. Apa karena hidupku yang seperti mempunyai sesuatu ikatan ke bulan?
Apa-apaan perasaan ini?... Apa aku bisa menyentuhnya?...
Tanganku perlahan bergerak mendekat ke bebola itu, dan yang benar saja, aku bisa menyentuhnya. Rasanya seperti ada tenaga dalam yang perlahan mengalir dari bebola itu ke dalam salur darahku.
Rasanya sangat menyenangkan...
Lalu tiba-tiba aku merasa seperti tubuhku mulai meringan dan bertenaga, aku perlahan mulai menggerakkan tanganku dan menatapnya.
Aku bercahaya!
Lalu aku kembali menyentuh bulan yang aneh itu, dan tenaga dalam yang ada di bulan itu kembali memasuki saluran darahku. Mataku perlahan terpejam, lalu aku kembali membuka mataku dan menyadari bahwa aku sudah berada di tengah hutan.
Eh?... Apa yang terjadi? Bukankah tadi aku... Eh? Aku merasa seperti melupakan sesuatu... Apa ya?...
Aku menyentuh dahiku karena merasa seperti melupakan sesuatu yang penting, lalu perhatianku berganti ke tanganku yang tidak bercahaya dan kotor.
"Apa-apaan pakaian menjijikkan ini?! Bukankah tadi aku mengenakan pakaian mewah?! Dan di mana Yuwon?!!"
Aku melihat sekeliling dan lalu menyadari bahwa suaraku seperti anak kecil dan begitu juga dengan tubuhku.
"Apaaaa?!! Kenapa aku harus menjadi anak-anak?! Jika ingin mengabulkan permintaanku, minimal masukin aku ke tubuh pria ganteng dan gagahhhh! Aku tidak ingin menjadi anak ingusan!!!"
Aku berteriak di tengah-tengah hutan yang sangat lebat itu yang membuat banyak burung-burung berterbangan menjauh dari lokasi di mana aku berteriak.
"Dasar Tuhan s**l*a*!!!!"*
^^^*tidak untuk ditiru^^^
Setelah selesai melampiaskan amarahku kepada alam, aku lalu dengan kesal berjalan asal-asalan. Aku lalu duduk di depan pohon besar dan mulai memeriksa tenaga dalamku.
Eh? Kenapa tenaga dalamku banyak sekali?... Aku merasa seperti pernah diberikan tenaga dalam yang sangat banyak... Apa ini berarti aku bisa lebih mudah untuk mendapatkan kekuatan baru?... Wah~ aku sangat mencintaimu Tuhan~!!!
Setelah memulihkan tenaga dalam dan menyingkirkan kotoran di dalam tubuh, aku lalu mulai mencari sesuatu untuk di komsumsi. Dan pada akhirnya aku menemukan sebuah desa berdekatan, aku lalu berjalan ke desa itu dan menyadari bahwa desa itu juga serba kekurangan.
Ck! Ini di wilayah mana sih?! Kenapa mereka miskin sekali?!! Kalau begini bagaimana aku bisa menjadi cepat besar dan bertenaga?! Sebentar... Aku pernah mendengar suatu metode yang dipakai ras manusia... Ah! Yang benar saja! Aku harus menggunakan cara itu!
Aku lalu berjalan mendekat ke suatu toko makanan dan menatap sang pemilik toko dengan mata besar dan bibir yang sedikit kedepan seolah-olah ingin meminta makanan.
Beri aku makanan itu atau akan kucuri makanan itu. Pilihannya ada di tanganmu, wahai pemilik toko.
Aku menatap si pemilik toko dengan penuh berharap, karena aku tau ras manusia itu sangat mudah merasa kasihan walau hanya sebagian.
"A-apa maumu, nak?"
Dasar gak peka! Aku mau makanan! Lihatlah tubuh mungilku yang kurus sekurus badan semut ini!!!
"Lapar."
"Ah... Jadi kamu mau makanan?..."
Aku lalu mengangguk cepat, menunggu makanan istimewa yang akan dihidangkan untuk seorang anak yang malang—
"Nih, maaf ya soalnya hanya sisa roti yang tersisa."
–Ternyata tidak. Dan KENAPA PULA HARUS SISA ROTI?!! TERUS KENAPA PELANGGAN YANG DI DALAM SANA BISA MAKAN MAKANAN ENAK—
"Harganya 10 perak ya."
"..."
Paman ini minta digebukin ya?!!
"Anu... Paman... Saya gak punya uang..."
Paman itu hanya menatapku sebentar sebelum kembali merampas roti itu dari tanganku.
"Dasar bocah, pergilah mengemis di sana! Kau hanya mengganggu waktu istirahatku saja!"
Benar-benar...
"Paman, saya bukan bocah sembarangan loh."
"Apa? Jadi maksudmu aku harus memberimu sisa roti ini secara gratis? HAHAHA! Di dunia ini tidak ada yang gratis! Dasar bocah!"
Paman itu berbicara seperti itu sebelum mencoba untuk memukulku dengan gelasnya, namun aku bisa menangkisnya.
Shut— Dak!
"Eh?... Bagaimana kau bisa menangkis serangan—"
"–Kan sudah kubilang, paman. Aku bukan bocah sembarangan... Yang bisa kau permainkan, harga diriku ini lebih mahal darimu yang hanya bisa tau cara memukul dan tidak memberi anak yatim piatu makanan dan malah meminta bayaran..."
"Kau...! Dasar sialan! Kalau yatim piatu itu pergi saja sana di panti asuhan! Jangan merepotkan—"
DUAKK!
Aku dengan santai melayangkan tendanganku dan menghentakkan meja di depannya dan membuat meja itu hancur.
"Apa kau bilang?"
"I-i-i-i-itu...! K-k-k-k-kau t-t-t-tadi m-m-mau a-apa?"
"Aku. Mau. Makan. Makanan. Mewah."
Aku berbicara dengan nada mengancam yang membuat paman itu bergetar hebat.
"B-b-b-ba-baik! T-tunggu s-s-s-sebentar...!"
Paman itu lalu bergegas masuk ke dalam dan membuat sesuatu, perhatianku lalu ditarik oleh segerombolan warga desa yang berkumpul. Itu bukan urusanku, aku kembali menoleh ke pemilik toko yang membawa banyak makanan di dalam satu kantong.
"Wah~ ini yang kuinginkan!!!"
"A-anu..."
"Hm?"
"Bayaran—"
DUAK!
"M-maafkan aku!!"
Aku kembali merusakkan barang-barangnya dan lalu cabut ke suatu tempat, masakan paman itu sangat enak, pantas saja banyak pelanggan yang masuk.
^^^The Reincarnation Of King Dragon^^^
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Brian
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
2025-05-14
1
🐉⃟⛧⃝ UHUY𓂃ʌʀʌ s'ɴʌɢʌ⃟☘︎Λ𝐋𝐒
jangan panggil aku anak kecil, paman...
2025-07-30
1
🐉⃟⛧⃝ UHUY𓂃ʌʀʌ s'ɴʌɢʌ⃟☘︎Λ𝐋𝐒
/Facepalm//Facepalm/langsung beda gitu
2025-07-30
1