BAB 4 Berhasil Kabur

Shaka mengendap-endap sambil matanya memindai sekeliling ruangan. Dia berpakaian kaos lengan panjang, sweeter dan celana panjang model begi. Tidak lupa di kepalanya tertata rapi sebuah topi sebagai pelengkap. ia menggendong tas ransel di punggungnya.

Biasanya pukul 02.00 WIB manusia angkuh yang ada di rumah ini sudah terlelap tidur. Shaka lebih leluasa untuk bisa melarikan diri.

Ada keinginan untuk mengajak bi Irah keluar dari rumah ini. Namun ia berpikir ulang. Kalau itu terjadi, bi Irah pasti akan menjadi tersangka utama membawa kabur Shaka. Sudah dipastikan aparat kepolisian akan turun tangan. Untuk itu Shaka akan pergi sendiri di kegelapan malam. Entah akan seperti apa nantinya, yang penting bagi Shaka ia bisa keluar dari rumah tersebut.

Di setiap ruangan terlihat remang-remang. Ia menuju dapur, sasarannya adalah pintu belakang.

Sreeek

Suara pintu kamar tamu terbuka, nenek Ratih keluar dari kamar untuk mengambil air minum.

Jatung Shaka terasa seperti mau jatuh dari tempatnya. Ia tidak menyangka kalau masih ada orang yang keluar kamar larut malam begini. Shaka langsung bersembunyi.

"Ya Allah lindungilah aku. Jangan sampe ketahuan. Kalau ketahuan bisa gagal rencana Shaka."

Jantung Shaka berdegup kencang. Kekhawatiran ditemukan semakin terasa, saat nenek Ratih mendekati meja makan. Sementara Shaka hanya bersembunyi di bawah meja makan tersebut.

"Iiih kenapa aku malah bersembunyi di sini? Kalau nenek menyalakan lampu, habislah riwayatku." Shaka menyalahkan diri sendiri. Seraya hanya bisa memejamkan matanya berharap tidak ketahuan.

Ratih duduk di bangku meneguk air mineral yang ia ambil dari kulkas. Setelah selesai Ratih langsung masuk kamar tamu kembali.

Shaka bisa bernafas dengan lega, ia dengan tergesa menuju pintu belakang. Beruntung ia melihat kunci pintu yang masih bergantung di pintu sehingga ia dengan mudah memutar gagang pintu lalu membukanya. Dengan perlahan ia menutup pintu itu kembali.

Ia berjalan cepat meninggalkan rumah tersebut dengan waspada. Langkahnya terhenti manakala sebuah mobil masuk halaman. Kilauan lampu mobil membuatnya harus segera bersembunyi di rimbunan tanaman yang tertata rapi di halaman depan.

"Semoga orang itu tidak melihat Shaka," ucapnya harap-harap cemas.

Shaka memerhatikan dengan seksama mobil yang baru saja datang.

Seorang lelaki bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut kemudian membuka pintu tengah mobil dan mengeluarkan seorang wanita yang terlihat samar di mata Shaka.

"Siapa wanita itu?" gumamnya dalam hati.

Namun Shaka tidak peduli dengan siapa wanita cantik yang terlihat dipapah oleh lelaki itu bahkan 2 satpam yang jaga gerbang pun ikut turun tangan. Hal ini tidak disia-siakan oleh Shaka. Ia langsung jalan mengendap-endap penuh waspada begitu melihat gerbang yang masih terbuka lebar. Tidak menunggu waktu lama ia pun langsung berlari keluar dari gerbang tersebut.

Tidak ada rasa takut sedikit pun yang menghalangi tekad Shaka untuk kabur dari rumah. Walaupun pada kenyataannya Shaka anak yang takut pada kegelapan, namun karena keinginan yang kuat untuk bisa bertemu Dikara, seolah rasa takut itu hilang dengan sendirinya.

Langkahnya terhenti untuk mengatur nafas. Nafasnya terengah-engah, seraya menoleh ke belakang untuk memastikan keadaan sekitar aman terkendali. Dia memastikan tidak ada orang yang mengikutinya bahkan mengejarnya.

"Alhamdulillah akhirnya..." batinnya, masih mengatur nafas.

Dirasa sudah cukup jauh berlari, ia pun menyetop sebuah taksi. Namun tak semudah yang dibayangkan. Tidak ada satu pun taksi yang mau berhenti untuk mengangkutnya. Kemungkinan besar para sopir taksi merasa khawatir dengan keberadaan anak kecil yang menyetop di pinggir jalan dengan modus kejahatan begal, karena sering terdengar kasus kejahatan yang melibatkan anak kecil untuk mencapai modusnya.

Saat ia berdiri dengan ketidakpastian, sebuah taksi tetiba berhenti di depannya. Shaka langsung masuk ke mobil.

"Nduk mau ke mana?" tanya sopir itu ramah begitu melihat Shaka sudah duduk manis di jok belakang

"Namaku bukan Nduk, Pak!" protes Shaka.

Sopir itu tertawa, "Oh iya maaf. Bapak kan engga tahu namamu siapa. Namamu siapa?"

Melihat Shaka, ia jadi teringat cucunya di kampung.

"Aku Shaka Pak. Aku mau ke Jakarta."

"Jakarta? Waduh. Jakarta itu jauh banget Nduk. Kenapa sendirian?"

"Kok Nduk lagi. Panggil aku Shaka!' katanya cemberut.

"Oh iya maaf. Shaka kenapa sendirian?" tanya sopir itu sambil memerhatikannya melalui kaca spion.

"Mereka engga pada tahu Shaka pergi."

"Maksudnya Shaka pergi dari rumah tanpa izin orang tua?"

"Namanya juga kabur Pak. Jadi ga pake izin," ujarnya polos.

Pak Sopir terhenyak ternyata pengakuan Shaka membuatnya khawatir. Malam selarut ini, anak kecil keluar rumah tanpa izin dari orang tua sungguh membuatnya sangat khawatir.

"Kenapa?"

"Idiiih Pak Sopir kepo. Ini mobil kapan jalannya Pak?"

"Jawab dulu pertanyaan Bapak, baru nanti mobil ini jalan," tegasnya.

"Shaka engga mau tinggal sama mama dan papi. Masa mama ga mau bilang kalau Shaka itu anaknya ke kakek dan nenek. Shaka sakit hati, sakitnya tuh di sini, Pak!"

Shaka menunjuk hatinya menggunakan telunjuknya.

Sopir itu tertawa lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menatap Shaka yang imut dan lucu.

"Lantas Shaka ke Jakarta mau ngapain?"

"Mau ketemu papa."

Sopir itu terhenyak kembali ternyata anak kecil yang ia temui adalah korban broken home.

"Papa? Yang tinggal sama mama siapa?" tanya sopir itu penasaran.

Sopir itu tidak mau salah langkah dengan mengambil penumpang cilik larut malam begini.

"Itu papi. Suami mama yang baru. Ternyata dia juga ga mau anggap Shaka anak sambungnya. Sekarang Shaka mau tinggal sama papa aja. Orangnya baik ga pernah marah,"

"Shaka engga takut sama orang jahat?"

"Engga. Kata papaku, Shaka tidak boleh takut pada siapa pun kecuali pada Allah. Allah yang akan jaga kita. Shaka yakin orang baik pasti akan bertemu dengan orang baik pula. Shaka yakin Bapak adalah orang baik yang mau menolong Shaka."

Sopir itu tertawa dengan ucapan yang dikatakan Shaka. Anak yang ia temui tidak hanya cantik namun ia juga menggelikan membuatnya terhibur karena seharian ini ia baru mendapatkan penumpang seorang anak kecil.

"Sebaiknya Shaka pulang dulu aja ya! Bapak yang akan mengantarkan pulang, gimana?"

"Jangan. Shaka ga mau pulang, Pak. Shaka mau ke Jakarta saja bertemu papa. Shaka mau tinggal sama papa saja!" tolak Shaka tegas.

"Kalau begitu begini saja. Karena ini sudah larut malam, Shaka nginap di rumah Bapak saja dulu ya! Besok Bapak akan antar ke Jakarta, gimana? Mau ya!"

Shaka menatap dengan intens sopir yang baru ditemuinya. Haruskah ia menerima tawaran sopir tersebut? Sementara sopir itu hanyalah orang asing yang baru ia temui. Kalau sopir ini ternyata orang jahat gimana?

Terpopuler

Comments

ᶯᵗ⃝🐍𝐀⃝🥀

ᶯᵗ⃝🐍𝐀⃝🥀

һmmm, ᥲ⍴ᥲ іᥡᥲ, 𝗍һ᥆r ᥲᥒᥲk sᥱkᥱᥴіᥣ і𝗍ᥙ sᥙძᥲһ ⍴ᥙᥒᥡᥲ ⍴іkіrᥲᥒ kᥱsі𝗍ᥙ

2025-07-08

1

🍁❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️

🍁❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️

aduh kasian banget siii kamu Shaka jadi inget waktu kecil q ngambek kek gitu minggat ke rumah nenek wkwkwkwk semoga supir taksinya baik.....

2025-07-05

1

Mam D3V ™©🍼🍼

Mam D3V ™©🍼🍼

Semoga sopir yang di temui Shaka orang nya baik

Jangan sampai Shaka di jual

2025-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dia Anak Pembantu
2 BAB 2 Perkara Teh
3 BAB 3 Rencana Shaka
4 BAB 4 Berhasil Kabur
5 BAB 5 Panik
6 BAB 6 Di rumah Sopir
7 BAB 7 Empati Shaka
8 BAB 8 Dibawa Pulang
9 BAB 9 Demi Mama
10 BAB 10 Kemarahan Juan
11 BAB 11 Kejujuran Arisa
12 BAB 12 Permintaan Shaka
13 BAB 13 Sebuah Permohonan
14 BAB 14 Dilema
15 BAB 15 Harus Mengalah
16 BAB 16 Ada apa dengan Naya
17 BAB 17 Penyesalan
18 BAB 18 Shaka Hilang
19 BAB 19 Shaka Ada di Mana?
20 BAB 20 Anak Tuyul Siapa?
21 BAB 21 Stok Amara
22 BAB 22 Mirip Buatan Papa
23 BAB 23 Akhirnya...
24 BAB 24 Diantar Pulang
25 BAB 25 Bertemu Orang Spesial
26 BAB 26 Hasrat Arya
27 BAB 27 Arisa Mencari Tahu
28 BAB 28 Jadi Ketahuan
29 BAB 29 Yes berhasil
30 BAB 30 Spesial Pake Cinta
31 BAB 31 Tanya Alamat
32 BAB 32 Memenuhi Undangan
33 BAB 33 Ditembak Santan Kara
34 BAB 34 Tawaran Dikara
35 BAB 35 Kado Terindah
36 BAB 36 Kado Terindah 2
37 BAB 37 Reaksi Dikara
38 BAB 38 Minta Restu
39 BAB 39 Menemui Mantan Mertua
40 BAB 40 Reaksi Mantan Mertua
41 BABA 41 Sikapnya Berubah
42 BAB 42 Menyamar Lagi
43 BAB 43 Memenuhi Janji
44 BAB 44 Penawaran Calon Mertua
45 BAB 45 Bertemu Tuyul
46 BAB 46 Kekecewaan Amara
47 BAB 47 Keputusan Amara
48 BAB 48 Sebuah Pilihan
49 BAB 49 Harapan Dikara
50 BAB 50 Nasihat Mama
51 BAB 51 Kepergian Naya
52 BAB 52 Ilusi Naya
53 BAB 53 Ternyata
54 BAB 54 Ditangkap Satpam
55 BAB 55 Ke Rumah Mantan Mertua
56 BAB 56 Pingsan
57 BAB 57 Permintaan Naya
58 BAB 58 Bertemu Shaka
59 BAB 59 Luapan rasa
60 BAB 60 Bertemu Juan
61 BAB 61 Sakit Tak Berdarah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
BAB 1 Dia Anak Pembantu
2
BAB 2 Perkara Teh
3
BAB 3 Rencana Shaka
4
BAB 4 Berhasil Kabur
5
BAB 5 Panik
6
BAB 6 Di rumah Sopir
7
BAB 7 Empati Shaka
8
BAB 8 Dibawa Pulang
9
BAB 9 Demi Mama
10
BAB 10 Kemarahan Juan
11
BAB 11 Kejujuran Arisa
12
BAB 12 Permintaan Shaka
13
BAB 13 Sebuah Permohonan
14
BAB 14 Dilema
15
BAB 15 Harus Mengalah
16
BAB 16 Ada apa dengan Naya
17
BAB 17 Penyesalan
18
BAB 18 Shaka Hilang
19
BAB 19 Shaka Ada di Mana?
20
BAB 20 Anak Tuyul Siapa?
21
BAB 21 Stok Amara
22
BAB 22 Mirip Buatan Papa
23
BAB 23 Akhirnya...
24
BAB 24 Diantar Pulang
25
BAB 25 Bertemu Orang Spesial
26
BAB 26 Hasrat Arya
27
BAB 27 Arisa Mencari Tahu
28
BAB 28 Jadi Ketahuan
29
BAB 29 Yes berhasil
30
BAB 30 Spesial Pake Cinta
31
BAB 31 Tanya Alamat
32
BAB 32 Memenuhi Undangan
33
BAB 33 Ditembak Santan Kara
34
BAB 34 Tawaran Dikara
35
BAB 35 Kado Terindah
36
BAB 36 Kado Terindah 2
37
BAB 37 Reaksi Dikara
38
BAB 38 Minta Restu
39
BAB 39 Menemui Mantan Mertua
40
BAB 40 Reaksi Mantan Mertua
41
BABA 41 Sikapnya Berubah
42
BAB 42 Menyamar Lagi
43
BAB 43 Memenuhi Janji
44
BAB 44 Penawaran Calon Mertua
45
BAB 45 Bertemu Tuyul
46
BAB 46 Kekecewaan Amara
47
BAB 47 Keputusan Amara
48
BAB 48 Sebuah Pilihan
49
BAB 49 Harapan Dikara
50
BAB 50 Nasihat Mama
51
BAB 51 Kepergian Naya
52
BAB 52 Ilusi Naya
53
BAB 53 Ternyata
54
BAB 54 Ditangkap Satpam
55
BAB 55 Ke Rumah Mantan Mertua
56
BAB 56 Pingsan
57
BAB 57 Permintaan Naya
58
BAB 58 Bertemu Shaka
59
BAB 59 Luapan rasa
60
BAB 60 Bertemu Juan
61
BAB 61 Sakit Tak Berdarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!