BAB 3 Rencana Shaka

"Naya...!" Melina teriak memanggil Naya begitu melihat Shaka berada di kamar tidur berdampingan dengan kamar utama.

Naya jalan tergopoh-gopoh menghampiri Melina yang terdengar marah.

"Iya Kak, ada apa?"

"Lihat! Apa-apaan kamu, ngasih kamar pada anak pembantu!"

Naya menghembuskan nafasnya dengan pelan. Dugaannya tepat, pasti akan ketahuan juga Shaka memiliki kamar dekat dengan kamar utama.

"Tadi anak ini bilang, kalau kamar ini kamarnya. Kamu ini gimana sih, anak pembantu itu seharusnya tidur dekat dapur atau di kamar dekat taman, kenapa di lantai dua?" jelas Melina kesal.

"Lho memangnya kenapa, Kak? Itu hak aku untuk memberinya kamar, karena dia tinggal di rumahku. Lagi pula aku kan belum punya anak, jadi sah-sah aja dong kalau anak ini dijadikan pancingan," ujar Naya beralasan tanpa menjaga perasaan Shaka yang masih ada di dalam kamarnya.

Shaka menunduk sedih. Ia hanya bisa diam tidak bisa membela diri. Air bening mengalir dengan sendirinya, ia tidak menyangka menuruti kehendak mamanya justru membuatnya sakit hati.

"Oooh begitu, masuk akal juga sih. Tapi ingat jangan membiasakan anak itu sebagai putri di rumah ini. Bisa-bisa dia ngelunjak. Anak seorang pembantu tetap aja menjadi anak pembantu selamanya!" sungutnya kesal.

Naya masih bisa menekan sabar dengan ucapan Melina. Ia menatap Shaka dengan pandangan miris, sebenarnya tidak tega anaknya diperlakukan tidak baik di rumahnya sendiri.

"Tapi untuk kali ini, kakak minta kamar ini dipinjam dulu buat tidur anak-anakku!" katanya sambil memindai ruangan tersebut.

Melina memiliki 2 orang anak laki-laki yang bernama Satria (11th) dan Diana (8th).

"Boleh tapi Shaka tetap tidur di sini. Biar Diana saja yang tidur bareng Shaka dan Satria tidur di kamar tamu," ujarnya tegas.

Naya tidak mau kakak iparnya mengatur kehidupan yang ada di dalam rumah tangganya secara terus menerus.

"Lho tidak bisa begitu. Kamu lupa, aku tamu di rumah ini. Perlu kamu ingat tamu adalah raja, jadi kamu harus mengutamakan tamu dari pada yang lain. Shaka aja yang pindah. Shaka yang seharusnya tidur di kamar pembantu."

"Maaf tidak bisa. Kak kurang baik apa aku sama kakak? Kakak malam ini bisa tidur di kamar tamu bukan di luar rumah. Satria itu anak laki-laki dan Diana anak perempuan, ini jelas harus dibiasakan untuk tidur terpisah."

"Mereka itu masih kecil belum ngerti apa-apa,"

"Memberitahukan batasan laki-laki dan perempuan itu harus sejak dini kak. Jangan nunggu sampe dia besar. Jangan sampai anak-anak dibiarkan tidur campur dengan lawan jenis. Apalagi tidur campur sama kedua orang tuanya, ini sangat berbahaya!" jelas Naya menatap Melina dengan serius.

Ucapan Naya seakan menampar Melina yang selama ini menerapkan pembiasaan tidur yang salah.

"Halaaah sok bijak kamu, Nay!"

"Bukan sok bijak, ini hanya mengingatkan saja. Banyak anak-anak dibiarkan tidur bareng sama adik atau kakaknya yang lawan jenis. Atau bahkan anak yang sesama jenis tidur bareng pun sebenarnya tidak boleh, khawatirnya terjadi hal yang tak diinginkan. Harusnya dia macho jadi feminin. Ngeri lihatnya," jelasnya sambil bergidik ngeri.

"Halah kamu itu terlalu berlebihan. Kalau keadaan rumah itu hanya dua kamar gimana? Jangan mentang-mentang kamu orang kaya jadi menyamaratakan keadaan!" ujar Melina tak mau kalah.

"Bukan maksudku begitu kak,"

"Sudah...sudah aku tidak mau berdebat lagi. Oke untuk kali ini aku ngalah. Siapkan kamar tamu buat Satria tidur! Kasihan dia lelah," pungkas Melina langsung berlalu dari hadapan Naya.

Naya hanya mengeleng-gelengkan kepalanya.

"Huuftt baru sehari di sini saja sudah ngatur-ngatur. Jangan sampe hidup satu atap selamanya." gumamnya dalam hati.

Naya langsung pergi meninggalkan Shaka sendirian di dalam kamar.

Shaka melangkah gontai menuju pembaringan. Matanya lurus ke depan dengan tatapan kosong. Hanya bulir air mata yang mengalir tanpa izin membasahi pipi mungilnya.

"Mama, aku sayang Mama tapi apakah aku bisa selamanya hidup dengan kebohongan? Sementara kata papa, bohong itu dosa. Lebih baik aku pergi saja dari rumah ini. Daripada aku menjadi beban mama. Tinggal di sini pun percuma, aku hanya dijadikan anak pembantu di rumah ini tanpa diakui sebagai anak mama," gumamnya dalam hati.

Shaka mengusap air matanya dengan kasar. Ia harus bersiap agar malam ini ia bisa keluar dari rumah tersebut.

Diambilnya tas ransel lalu memasukkan beberapa pakaian ganti dan uang saku secukupnya. Kebetulan Shaka menyimpan uang pemberian Dikara di dalam lemari.

"Uang dalam amplop ini, pasti cukup untuk sewa tempat tinggal. Oiya hape pemberian papa di mana ya?" Shaka mencari ponsel pemberian Dikara di dalam lemari, di meja belajar, di setiap sudut kamar, ternyata tidak ditemukan."

Shaka terpekur mengingat apa yang sudah dilakukan mamanya begitu ia mendapatkan ponsel tersebut.

"Sayang, anak kecil itu tidak boleh pegang hape. Jadi hapenya mama yang pegang ya!" kata Naya saat itu yang tidak menginginkan anaknya berinteraksi dengan mantan suaminya.

Sreeek

Suara pintu terbuka. Dengan cepat Shaka membaringkan tubuhnya di kasur. Ia berpura-pura memejamkan mata, seolah-olah sudah tidur.

"Diana, kamu tidur di sini bareng bocah tengil itu!" dagunya menunjuk Shaka yang sedang terbaring di kasur.

"Terus aku tidurnya di mana, Ma?" tanya Diana memperhatikan tempat tidur Shaka yang pas-pasan.

Shaka sengaja tidur menguasai tempat, agar tantenya itu tahu diri agar tidak semena-mena dalam menilai orang. Apalagi terhadap anak kecil seperti dirinya.

"Shaka, heh bangun!" melina menggerak-gerakkan bahu Shaka agar terbangun.

Shaka yang pura-pura tidur harus membuka matanya dengan pelan. Ada rasa takut sebenarnya. Apalagi saat ini dia tidak ditemani mamanya.

Sorot mata Melina tajam seperti hendak menerkam mangsanya.

"Kamu tidur di bawah, tuh sudah disiapkan!" titah Melina garang.

"Tapi tante..." Shaka berusaha menolak perintah Melina.

"Kamu harus nurut. Kedudukan kamu di rumah ini hanya sebagai anak pembantu. Tidak lebih. Sementara Diana, keponakan majikanmu. Paham!"

Rasa sakit hati Shaka semakin dalam ketika sebutan anak pembantu itu sering diucapkan oleh tantenya. Ia turun dari pembaringan kemudian mengambil bantal dengan rasa sedih.

Sementara Diana tersenyum sinis. Anak sekecil itu sudah dicekoki hal yang tidak baik oleh ibunya.

"Kalau ada apa-apa panggil Mama. Mama ada di bawah!"

"Iya Mam."

Diana langsung naik ke kasur menempati posisi Shaka di atas tempat tidur.

"Makanya kamu jangan mau dilahirkan dari seorang pembantu. Lihat aku. Aku begitu dimanja oleh Mama."

"Ya kamu sangat beruntung punya mama seperti dia. Tapi tolong jangan rendahkan anak seorang pembantu. Karena aku juga manusia yang punya hati dan perasaan. Aku harap setelah ini kita tidak pernah bertemu lagi. Silakan kamu tidur sepuasnya di kamar ini."

Diana terdiam. Ia menatap Shaka yang mulai terpejam di bawah. Ada rasa kasihan melihat sosok anak yang seharusnya bisa menjadi temannya.

Sementara Shaka pura-pura tertidur untuk mengelabui Diana agar ia bisa kabur dari rumah tersebut tanpa sepengetahuannya.

Akankah Shaka berhasil kabur dari rumah orang tuanya sendiri?

Terpopuler

Comments

🍁❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️

🍁❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️

Shaka kalo kabur nanti gimana hati harimu selanjutnya kan butuh makan dan tempat tinggal nanti diluar sana ...

2025-07-04

2

ᶯᵗ⃝🐍𝐀⃝🥀

ᶯᵗ⃝🐍𝐀⃝🥀

anak sekecil Shaka sudah mengalami kekerasan mental.

2025-07-07

0

ᶯᵗ⃝🐍𝐀⃝🥀

ᶯᵗ⃝🐍𝐀⃝🥀

aduh , mental kamu gimana Shaka

2025-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dia Anak Pembantu
2 BAB 2 Perkara Teh
3 BAB 3 Rencana Shaka
4 BAB 4 Berhasil Kabur
5 BAB 5 Panik
6 BAB 6 Di rumah Sopir
7 BAB 7 Empati Shaka
8 BAB 8 Dibawa Pulang
9 BAB 9 Demi Mama
10 BAB 10 Kemarahan Juan
11 BAB 11 Kejujuran Arisa
12 BAB 12 Permintaan Shaka
13 BAB 13 Sebuah Permohonan
14 BAB 14 Dilema
15 BAB 15 Harus Mengalah
16 BAB 16 Ada apa dengan Naya
17 BAB 17 Penyesalan
18 BAB 18 Shaka Hilang
19 BAB 19 Shaka Ada di Mana?
20 BAB 20 Anak Tuyul Siapa?
21 BAB 21 Stok Amara
22 BAB 22 Mirip Buatan Papa
23 BAB 23 Akhirnya...
24 BAB 24 Diantar Pulang
25 BAB 25 Bertemu Orang Spesial
26 BAB 26 Hasrat Arya
27 BAB 27 Arisa Mencari Tahu
28 BAB 28 Jadi Ketahuan
29 BAB 29 Yes berhasil
30 BAB 30 Spesial Pake Cinta
31 BAB 31 Tanya Alamat
32 BAB 32 Memenuhi Undangan
33 BAB 33 Ditembak Santan Kara
34 BAB 34 Tawaran Dikara
35 BAB 35 Kado Terindah
36 BAB 36 Kado Terindah 2
37 BAB 37 Reaksi Dikara
38 BAB 38 Minta Restu
39 BAB 39 Menemui Mantan Mertua
40 BAB 40 Reaksi Mantan Mertua
41 BABA 41 Sikapnya Berubah
42 BAB 42 Menyamar Lagi
43 BAB 43 Memenuhi Janji
44 BAB 44 Penawaran Calon Mertua
45 BAB 45 Bertemu Tuyul
46 BAB 46 Kekecewaan Amara
47 BAB 47 Keputusan Amara
48 BAB 48 Sebuah Pilihan
49 BAB 49 Harapan Dikara
50 BAB 50 Nasihat Mama
51 BAB 51 Kepergian Naya
52 BAB 52 Ilusi Naya
53 BAB 53 Ternyata
54 BAB 54 Ditangkap Satpam
55 BAB 55 Ke Rumah Mantan Mertua
56 BAB 56 Pingsan
57 BAB 57 Permintaan Naya
58 BAB 58 Bertemu Shaka
59 BAB 59 Luapan rasa
60 BAB 60 Bertemu Juan
61 BAB 61 Sakit Tak Berdarah
Episodes

Updated 61 Episodes

1
BAB 1 Dia Anak Pembantu
2
BAB 2 Perkara Teh
3
BAB 3 Rencana Shaka
4
BAB 4 Berhasil Kabur
5
BAB 5 Panik
6
BAB 6 Di rumah Sopir
7
BAB 7 Empati Shaka
8
BAB 8 Dibawa Pulang
9
BAB 9 Demi Mama
10
BAB 10 Kemarahan Juan
11
BAB 11 Kejujuran Arisa
12
BAB 12 Permintaan Shaka
13
BAB 13 Sebuah Permohonan
14
BAB 14 Dilema
15
BAB 15 Harus Mengalah
16
BAB 16 Ada apa dengan Naya
17
BAB 17 Penyesalan
18
BAB 18 Shaka Hilang
19
BAB 19 Shaka Ada di Mana?
20
BAB 20 Anak Tuyul Siapa?
21
BAB 21 Stok Amara
22
BAB 22 Mirip Buatan Papa
23
BAB 23 Akhirnya...
24
BAB 24 Diantar Pulang
25
BAB 25 Bertemu Orang Spesial
26
BAB 26 Hasrat Arya
27
BAB 27 Arisa Mencari Tahu
28
BAB 28 Jadi Ketahuan
29
BAB 29 Yes berhasil
30
BAB 30 Spesial Pake Cinta
31
BAB 31 Tanya Alamat
32
BAB 32 Memenuhi Undangan
33
BAB 33 Ditembak Santan Kara
34
BAB 34 Tawaran Dikara
35
BAB 35 Kado Terindah
36
BAB 36 Kado Terindah 2
37
BAB 37 Reaksi Dikara
38
BAB 38 Minta Restu
39
BAB 39 Menemui Mantan Mertua
40
BAB 40 Reaksi Mantan Mertua
41
BABA 41 Sikapnya Berubah
42
BAB 42 Menyamar Lagi
43
BAB 43 Memenuhi Janji
44
BAB 44 Penawaran Calon Mertua
45
BAB 45 Bertemu Tuyul
46
BAB 46 Kekecewaan Amara
47
BAB 47 Keputusan Amara
48
BAB 48 Sebuah Pilihan
49
BAB 49 Harapan Dikara
50
BAB 50 Nasihat Mama
51
BAB 51 Kepergian Naya
52
BAB 52 Ilusi Naya
53
BAB 53 Ternyata
54
BAB 54 Ditangkap Satpam
55
BAB 55 Ke Rumah Mantan Mertua
56
BAB 56 Pingsan
57
BAB 57 Permintaan Naya
58
BAB 58 Bertemu Shaka
59
BAB 59 Luapan rasa
60
BAB 60 Bertemu Juan
61
BAB 61 Sakit Tak Berdarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!