Bab 2

"Lo tuh harusnya gak diem aja lun, enak aja si brengs** itu enek enakan jalan sama perempuan lain, tadi harusnya Lo labrak aja mereka", ucap Bella berapi api, sungguh hatinya ikut panas melihat pemandangan yang ada didepannya tadi,

"buat apa bel, buang buang waktu, lagian juga kalaupun dilabrak tapi si brengs** itu malah belain si ceweknya yang ada gue yang malu dan tuh cewek merasa menang karena di bela, ujung ujungnya gue di pandang rendah", ucap Aluna, jujur saja hatinya juga sakit melihat manusia yang berstatus sebagai suaminya itu ketahuan jalan dengan perempuan lain dibelakangnya, harusnya di jujur saja pada keluarga kalau dia memiliki kekasih agar semua jadi lebih mudah, bukan malah sembunyi sembunyi seperti pengecut seperti ini,

"emang benar benar breng** tuh laki, gak tahu malu, demi perusahaan keluarganya dia menjebak Lo dalam pernikahan yang gila kayak gini, gue yakin lun kalau keluarga Lo tahu pasti mereka tidak akan terima, Lo princess mereka satu satunya, dari kecil Lo selalu dimanja dan dapat apapun yang Lo mau, Lo harus jujur sama keluarga Lo lun, persetan dengan image kelurga Lo yang terkenal harmonis, tapi kalau kehidupan Lo aja menyedihkan kayak gini apa namanya gak kebohongan publik?", ucap bella, dia benar benar tidak tahan Dengan jalan pikiran Aluna.

Bella satu satunya orang terdekat aluna yang mengetahuinya semua tentang rumah tangganya, Bella tempat Aluna mengeluarkan segala unek unek nya, dari awal pernikahan Aluna, Bella sudah melihat gelagat Aluna yang selalu terlihat banyak pikiran, hingga Bella memaksanya untuk bercerita dan aluna pun menceritakan semuanya, tapi Dengan catatan Bella Tidak boleh sampai bocor pada siapapun.

"kita berteman sejak dulu lun, gue tahu semua tentang Lo begitupun Lo yang tahu semua cerita kehidupan gue, gue gak terima lun Lo diperlakukan seperti ini sama laki laki brengs** itu, Lo harus bertindak jangan mau di injak injak terus, dia memanfaatkan ketakutan Lo yang akan mencoreng nama keluarga Lo kalau Lo sampai bercerai dari dia, jadi dia akan terus menganggap Lo gak akan bisa berbuat apa apa selain menerima semua perlakuan kurang ajarnya", Bella makan terus mengoceh sambil mengemudi, dia berharap Aluna bisa terbuka pikirannya dan segera bertindak agar suami brengs** nya itu mendapatkan balasan atas apa yang telah dia lakukan.

"sebenarnya sejak 1 tahun lalu gue udah mau bongkar semuanya pada keluarga dia dan keluarga gue, tapi melihat segala kebaikan keluarganya gue jadi mikir lagi, tapi makin kesini pun gue sebenarnya gue udah mau bongkar semuanya bel, cuma gue harus nemuin bukti kalau dia di luar main curang, jadi semua kelak akan semakin membuatnya terpojok dan tidak bisa membela diri lagi", kata Aluna,

"good, itu baru akuan sahabat gue, lo harus tunjukkan sisi bar bar Lo lun buat tuh cowok brengs** tahu siapa Aluna bintang Mahendra sebenarnya, jujur aja gue gak terima si brengs** itu dengan mudahnya bisa hidup sama Lo cuma modal kebohongan dan dukungan keluarga kalian, sedangkan dulu Elbiru berjuang sampai 2 tahun buat bisa dapetin Lo, yang ujung ujungnya harus berpisah karena keadaan yang tidak memungkinkan", kata Bella,

"kenapa Lo jadi bahas Elbiru sih?", tanya aluna sewot,

"ye kenapa, kangen kan Lo sama dia, pasti dihati Lo tuh pasti masih ada nama Elbiru langit Atmaja, gue yakin 100% lun pasti Lo tuh sebenernya masih cinta sama Elbiru, begitu juga sebaliknya, hanya saja karena saat itu keadaan memaksa kalian berpisah jadi kalian melapangkan hati untuk menerima meskipun di hati kalian rasa cinta masih sangat besar", kata Bella,

"udah ah, Lo malah melantur ngomongnya", cebik Aluna kesal, sedangkan Bella sudah tertawa ngakak senang sekali dia menggoda Aluna apabila tentang mantan terindahnya Elbiru.

"gue Udah kirim video dan foto kemesraan laki brengs** Lo sama cewek tadi, siapa tahu bakal berguna suatu saat nanti",

"makasih Bella, lo emang yang terbaik", puji Aluna, Bella hanya berdecak sebal.

Sampai kembali dikantor milik Aluna, dia segera masuk kedalam ruangannya begitu juga dengan Bella, Aluna membaca berkas berkas yang sudah ada diatas mejanya, sejenak pikirannya Kembali pada apa yang dilihatnya tadi di mall, hatinya kembali berdenyut sakit, bukan karena cemburu, tapi dia Tidak terima ternyata selama ini dia hanya dijadikan alat untuk kelancaran bisnis keluarganya yang disokong keluarga mahendra.

tangannya terkepal erat, tekatnya semakin kuat untuk segera mengakhiri semuanya, tapi dia juga tidak boleh gegabah, dia harus menemukan bukti sebanyak banyaknya tentang kebrengsekan Doni diluar sana, agar semua jadi lebih mudah, dan juga Doni harus membayar mahal atas semuanya.

Kini tangan mungilnya membuka laci dan disana terdapat bingkai foto dirinya bersama mantan yang jujur saja sampai saat ini masih aja dihatinya, foto dua remaja yang baru saja lulus SMA dengan seragam sekolah penuh coretan dimana mana, keduanya saling merangkul dengan tawa yang terlihat begitu bahagia.

"Elbiru, apa kabar, kamu pasti sudah bahagia dengan keluarga kecil kamu", ucapnya mengelus bingkai foto itu,

"apa kamu Udah lupain aku El, pasti kamu Udah lupa sama aku karena sekarang ada perempuan yang begitu cantik yang bersanding dan menemani hari hari kamu", lanjutnya, air matanya mengalir begitu saja,

"salahkah kalau aku sangat merindukan mu el, salahkan kala ternyata selama ini rasa cinta dihati kamu masih utuh dan masih sangat besar",.katanya lagi, hingga pintu ruangannya di ketuk Bella dari luar, dan Aluna segera memasukan kembali bingkai foto itu kedalam laci.

"lun, ada mertua sama eyang Lo mau ketemu", ucap bella setelah membuka pintu,

"suruh masuk aja bel", kata Aluna, dan setelah itu masuklah dia perempuan paruh baya yang terlihat masih sangat cantik diusia mereka.

"Aluna sayangnya eyang", sapa eyang putri, yang lain adalah eyang dari Doni,

"eyang, bunda", ucap Aluna menyambut kedua perempuan itu seraya mencium punggung tangan mereka bergantian,.dia pun mengajak bunda dan eyangnya duduk disofa rumahannya, tak lupa meminta Bella menyiapkan minum dan camilan untuk mereka.

"bagimana kabarmu nak, apa kamu baik baik saja dengan Doni?", tanya bunda Elsa, ibu kandung doni, dia mengelus punggung tangan Aluna,

Entahlah dia selalu merasa ada yang disembunyikan menantu dan anaknya perihal rumah tangga mereka meskipun diluar mereka terlihat mesra tapi nalurinya sebagai ibu mengatakan semua itu bukan yang sebenarnya.

"Luna baik bunda, oh ya, bunda sama eyang tumben main ke kantor Luna, apa ada yang penting?", tanya Aluna tersenyum ramah.

"Tidak ada apa apa nak, tadi kebetulan kami mengunjungi saudara jauh opa yang sedang sakit, dan kebetulan rumahnya dekat dengan kantor kamu ini, jadi sekalian mampir melihat cucu kesayangan eyang", jawab eyang putri tersenyum hangat, dia begitu menyayangi Aluna seperti menyayangi cucu kandungnya sendiri, bahkan terhadap Yolanda, adik Doni, eyang putri lebih menyayangi Aluna.

"maaf ya eyang, bunda, Luan jarang main kerumah", ucap Aluna tidak enak,

"Tidak apa apa nak, kami tahu kamu dan Doni sama sama sibuk, yang terpenting bagi kami kalian selalu rukun dan bahagia", ucap bunda Elsa, aluna menanggapinya dengan senyum seadanya saja, mau menjawab juga kata apa yang harus dia katakan,

mau mengaminkan juga semua harapan bundanya itu tidak akan pernah terjadi, jadi cukup senyum saja yang mewakili semuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!