“Al, tolong ambilkan beberapa potong buah di dalam kulkas untuk Zahra, ya…”
Malik Al-Azhari
“Papa masih mengerjakan sesuatu”
Malik Al-Azhari
*tak melepaskan pandangan dari laptop
Raka Al-Azhari
*membuka pintu kulkas dan terkejut mengatup mulut
Raka Al-Azhari
“Ra! Ini seriusan?”
Al memekik memanggil Zahra yang tengah asyik mengobrol dengan Mamanya
Dona Cantika
“Jangan heran Al, kaya gak tau aja ini anak emang sedikit random”
Dona Cantika
*memeluk badan Zahra di pangkuannya
Raka Al-Azhari
‘Random sih random tapi ini… masih ku pikirkan di mana aku menemukan buah disini?’
Malik Al-Azhari
“Yang itu khusus untuk cemilan nya,”
Malik Al-Azhari
“Kamu bisa ambil di kulkas satu lagi, Al”
Raka Al-Azhari
“Sungguh diluar nalar, ih”
Mikayla Azzahra
“Al, aku mau itu juga dong”
Mikayla Azzahra
*menunjuk isi kulkas yang dipenuhi coklat
Raka Al-Azhari
“Pantas saja gigi kamu jelek”
Mikayla Azzahra
“Ma, liat diaa!”
Mikayla Azzahra
*rengek nya
Raka Al-Azhari
“Chk, apa kau benar-benar remaja 13 tahun, yang mulia?…”
Dona Cantika
“Alll… Kamu ini ya, suka banget godain Zahra”
Malik Al-Azhari
“Berhenti bermain, Al. Setelah itu laporkan hasil hafalan kamu beberapa bulan ini”
Raka Al-Azhari
“Heuh… selalu begini. Apa aku benar-benar anak kalian?”
Mikayla Azzahra
*tertawa puas menerima piring yang penuh dengan potongan buah
Mikayla Azzahra
“Didikan militer!!”
Mikayla Azzahra
“Semangat ketua!”
Raka Al-Azhari
*bombastis eyes
Mikayla Azzahra
*cekikikan menutup mulut nya
Al berusia 3th lebih tua dari Zahra. Namun mereka terbiasa memanggil nama dan sudah seperti adik kakak dirumah ini.
.
Bong
Mikayla Azzahra
“Ini tempat nya?”
Malik Al-Azhari
“Iyaa, yuk turun. Biar Papa dan Al yang membawa barang-barang nya”
Mereka masuk dan berhenti di salah satu Bong Pay tak luas tak juga sempit yang bersebelahan.
Dona Cantika
“Hai Nik, aku datang. Maaf baru bisa membawa Mikayla setelah 10 tahun terakhir”
Dona Cantika
*menurunkan sepiring buah
Dona Cantika
“Sapa dan berbicara lah sesuka hati, dia Ayah dan juga Ibu mu,” tersenyum kembali berdiri sedikit menjauh.
Raka Al-Azhari
*menghampiri
Raka Al-Azhari
“Kalau tidak bisa di ungkapkan. ucapkan saja disini,” menunjuk hati Zahra.
Mikayla Azzahra
*mengangguk
Mikayla Azzahra
‘Maaf Zahra baru bisa datang sekarang. Tapi kalian tidak salah pilih punya sahabat, mereka baik bahkan sangat baik. Aku tumbuh dengan ribuan kasih sayang dari mereka, Zahra harap kalian ikut bahagia melihat ku’
Mikayla Azzahra
‘Oh iya, Mama bilang nama asli Zahra hanya Mikayla. Mereka menambahkan akhiran Azzahra. Yah, Bu, Zahra senang bisa memiliki nama pemberian dari kalian semua. Itu cukup membuktikan kasih sayang kalian yang teramat besar untuk ku, semoga kita bisa berkumpul lagi nanti nya yaa…’
Raka Al-Azhari
*menyeka air mata Zahra
Raka Al-Azhari
“Ra, apapun itu mari kita pergi kesini lebih sering”
Mikayla Azzahra
*mengangguk
Malik Al-Azhari
“Sudah selesai?”
Dona Cantika
“Jika sudah, bisakah kita pergi merayakan hari kelahiran kamu sekarang?”
Kedua anak itu menoleh bersamaan
Raka Al-Azhari
“Ma-“
Mikayla Azzahra
“Kok-“
Malik Al-Azhari
“Tidak apa, mulai sekarang mari buat hari ini jadi hari yang bahagia”
Malik Al-Azhari
“Papa tidak ingin Tuan Putri kita bersedih pada momen berharga seperti ini”
Dona Cantika
*mengedikkan bahu, tersenyum
Mobil akhirnya berderu melaju meninggalkan Bong Cino (tempat pemakaman Tionghoa)
Comments