Aisa berjalan dengan cepat di lorong Rumah Sakit di mana Ayah dan Adik nya di rawat, dia ingin segera membayar tagihan Rumah sakit dan meminta Dokter segera mengoperasi Ayah dan Adik nya.
"Dokter.."
"Dokter.." panggil Aisa saat dia melihat Dokter yang menangani adik dan ayah nya.
Dia berjalan sedikit berlari, dia mendekati Dokter yang tengah menunggu Aisa mendekati nya, Dokter menatap Aisa dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan.
"Dok.."
"Aisa.."
"Dok siapkan operasi nya segera, saya punya uang nya.." pinta Aisa.
Dokter yang ada di depan Aisa diam saja mendengar apa yang di katakan Aisa, dia tidak tau bagaimana cara nya menyampaikan, kalau Aisa sudah terlambat menyelamatkan salah satu dari ayah dan adik nya.
"Dok.." panggil Aisa dengan bingung melihat dokter yang ada di depan nya.
"Dok, kenapa anda diam saja..??" tanya Aisa dengan menatap curiga sang dokter.
"Aisa, maafkan saya.." lirih Dokter
"Maksud Dokter..???" tanya Aisa dengan semakin kebingungan dengan Dokter Rafi
"Aisa, Ayah kamu sudah meninggal.." lirih Dokter Rafi.
Deg..
Brukkk..
Prakkk..
Aisa terkejut mendengar apa yang di katakan Dokter, dia terjatuh bersamaan dengan uang yang ada di dalam koper, Aisa tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Dia sudah mendapatkan uang untuk operasi adik dan ayah nya, tapi apa yang dia dengar saat dia kembali ke Rumah sakit, Ayah tidak menunggu Aisa kembali.
Ayah nya memilih meninggalkan nya dengan sang adik yang kini membutuhkan Aisa, Aisa tidak bisa percaya kalau Ayah nya akan meninggalkan nya secepat ini.
"Dok, anda sedang bercanda dengan saya kan..??" lirih Aisa dengan air mata menetes membasahi kedua pipi nya
"Aisa.." panggil Dokter dengan membantu Aisa berdiri dari terjatuh nya
"Dok, katakan kalau anda tengah mengerjai saya.." pinta Aisa dengan memegang kedua lengan Dokter dengan sangat erat.
Kepergian Ayah nya seperti mimpi untuk Aisa, dia belum siap kehilangan sosok Ayah yang sudah menemani nya selama ini, tidak ada sosok Ibu dalam hidup nya, hanya Ayah yang ada.
"Maafkan saya.." lirih Dokter
"Kenapa Ayah meninggalkan saya dok..?? Kenapa..?? Saya sudah mendapatkan uang nya.." pekik Aisa dengan sangat marah dengan keadaan nya.
"Aisa tenang lah, kamu masih bisa menggunakan uang yang kamu punya untuk adik kamu, yang membutuhkan uang.." sahut Dokter.
"Adik..??" ulang Dokter
"Iyah.." lirih Dokter
"Adik saya punya harapan..??" tanya Aisa dengan mendongak menatap Dokter dengan tatapan sulit di jelaskan
"Iya, Adik kamu bisa selamat, asal dia menjalankan operasi.." Dokter memberi tau kalau adik nya masih ada harapan, Aisa merasa lega, setidak nya ada keluarga yang masih menemani nya.
"Iyah, lakukan yang terbaik Dok.." sahut Aisa dengan cepat
Dia memegang kedua lengan dokter penuh dengan harapan, dia tidak akan menyesal mendapatkan uang, dia akan menggunakan nya untuk menyembuhkan Adik nya dan membeli tanah untuk pemakaman ayah nya.
"Baik, saya akan langsung menyiapkan ruang operasi.." Dokter benar-benar ingin membantu perempuan yang ada di depan nya.
Emmm..
Aisa menganggukkan kepala nya berulang kali, dia melepas tangan nya dari lengan Dokter Rafi, dia membiarkan Dokter menjalankan tugas nya, menyelamatkan adik nya.
"Kamu bantu dengan doa yah..??" lirih Dokter
"Iyah pasti.." sahut Aisa
Aisa menatap kosong lurus ke depan di mana dia melihat Dokter Rafi meninggalkan nya, dia berharap kalau operasi nya akan berjalan dengan lancar.
"Tuhan, selamatkan adik ku.." batin Aisa dengan berjalan mengikuti langkah dokter Rafi.
Aisa mengejar langkah Rafi dengan sangat buru-buru, dengan tidak sengaja dia menabrak seseorang yang tiba-tiba keluar dari dalam ruangan yang Aisa tidak tau ruangan apa.
Brukk..
Ahh..
"Maafkan saya.." ucap Aisa dengan membenarkan pakaian nya.
"Aisa.." lirih seseorang yang ada di depan nya
Aisa mendongak saat dia mendengar suara perempuan yang sudah lama meninggalkan nya, dia menatap perempuan yang ada di depan nya dengan tatapan benci.
"Nyonya.." lirih Aisa dengan sinis
"Aku Ibu kamu Aisa.." ucap Della ibu kandung Aisa dan Dio
"Ibu saya sudah mati, saat setelah dia mengusir saya, Ayah dan Adik saya dari Rumah.." sahut Aisa tidak mau kalah dengan ibu kandung nya.
"Aisa..!! Kamu jangan kurang ajar.." kesal Della
"Anda yang membuat saya menjadi seperti ini.." Aisa menatap tajam dan benci secara bersamaan ibu kandung nya dengan perempuan yang ada di samping Della.
Perempuan yang ada di samping Della menatap Della dengan.tatapan sinis, dia senang melihat Della tampak menderita, dia yang selama ini menjadi Queen setelah Della mengusir anak dan mantan suami nya.
"Bu, jangan salahkan Kakak, ini semua karena aku hadir dalam hidup Ibu.." lirih Sania
Shuut..
Della tidak suka mendengar apa yang di katakan putri dari suami nya yang sekarang, Della sangat memanjakan Sania seperti putri kandung nya sendiri, tapi Della melupakan anak kandung nya sendiri.
"Ini bukan salah kamu Nak, jangan mengatakan hal yang tidak ada.." sahut Della dengan lembut.
Hemmzzz..
Aisa yang ada di depan anak dan ibu yang sudah merusak kebahagian nya dengan senyum miring, dia tidak menyangka kalau Ibu yang sudah mengandung dan melahirkan nya malah lebih sayang dengan Sania yang sudah jelas bukan anak kandung nya.
"Apa sudah drama kalian berdua..??" tanya Aisa dengan sinis.
"Aisa, apa yang kamu katakan..??" kesal Della
"Apa yang saya katakan kurang jelas, apa pendengaran anda bermasalah..??" tanya Aisa
Plakkk..
Plakk..
"Aisa.." kesal Della dengan menampar bolak-balik kedua pipi Aisa dengan kencang, membuat kedua sudut bibir Aisa mengeluarkan darah.
Aisa mengusap darah yang keluar dari dua sudut nya, dia menatap Ibu nya dengan tidak percaya, tapi ini lah kenyataan nya. "Hemmz, aku menyesal di lahirkan dari seorang ibu yang tidak tau batas.." kesal Aisa
"Batas apa..?? Kamu masih anak ibu.." murka Della
"Aku bukan anak anda..!!" pekik Aisa dengan mendorong Ibu dan saudara tiri nya dengan kencang membuat saudara tiri Aisa tersungkur di atas lantai.
Syeett..
Bhukk..
Ahh..
Aisa meninggalkan ibu dan anak tiri yang jelas terlihat seperti anak dan ibu kandung, di mana Della membantu Sania untuk bangun dengan meneriaki Aisa.
"Aisa kembali.." pekik Della
Della tidak memperdulikan teriakan ibu nya, dia memilih untuk meninggalkan kedua nya, dia ingin segera ke ruang operasi di mana adik nya tengah menjalankan operasi memperjuangkan hidup dan mati nya.
Tanpa Aisa sadari air mata nya menetes saat dia melihat Della sangat lembut dan terlihat sangat sayang dengan Sania, sedangkan dengan diri nya Della seperti musuh.
"Aku benci kehidupan ini.." batin Aisa dengan menumpahkan air maya nya di pintu ruang operasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments