Istri Sang Mafia

Istri Sang Mafia

BAB 1 DUNIA YANG KONTRAS

Langit telah menghitam, padahal siangnya begitu cerah. Lift berbunyi lembut saat pintunya terbuka. Seorang pria berjas rapi melangkah keluar, diikuti dua orang di belakangnya. Siapa pun yang berpapasan dengannya segera menunduk hormat, tak satu pun berani menatap langsung ke matanya.

Ia melangkah keluar dari gedung tinggi di pusat kota. Langkahnya mantap, tatapannya lurus, dan wajahnya tenang. Kacamata berframe tipis menambah kesan dingin namun intelektual pada wajahnya.

Seseorang sudah berdiri di samping pintu mobil yang terbuka. Pria itu masuk tanpa bicara, dan mobil langsung melaju menembus hiruk pikuk jalanan ibu kota. Dua mobil lain mengikut dari belakang dalam formasi teratur.

Di dalam mobil yang sunyi, pria itu membuka kancing jas dan menyandarkan tubuh ke kursi kulit yang empuk. Matanya mengarah ke luar jendela, meski pikirannya jelas melayang entah ke mana. Sebuah suara terdengar dari kursi depan.

"Pertemuan diundur lusa, Tuan."

Viren hanya mengangguk pelan. Ia tak bicara, tapi pengemudi sudah terbiasa dengan bahasa diamnya. Ia tahu, jika tidak ada perintah tambahan, berarti cukup diam dan lanjutkan.

Refleksi dirinya tampak di kaca jendela. Bagi dunia, dia adalah CEO Kairotek Company—perusahaan teknologi yang telah menembus batas inovasi dalam lima tahun terakhir. Namun hanya segelintir orang yang tahu siapa dia sebenarnya: pemimpin Cinderline, jaringan bawah tanah yang lebih tua dari dirinya sendiri. Warisan ayahnya—Donny Antonio.

Donny adalah penguasa dunia bawah. Kekuasaan dibangun di atas darah dan teror. Tapi Viren berbeda. Ia percaya bahwa dominasi sejati harus lahir dari kendali dan logika. Bukan peluru.

Sejak usia lima belas, ia mulai tertarik pada komputer dan mulai menekuni hobinya itu hingga ia berhasil membangun Kairotek. Bukan untuk kekayaan, melainkan sebagai cara menaklukkan dunia—tanpa senjata.

Namun segalanya berubah lima tahun lalu.

Viren masih mengingat hari itu. Ayahnya ditemukan tewas di sebuah rumah kosong di perbatasan Osaka. Tidak ada darah, tidak ada saksi. Hanya tubuh yang membeku dan sebuah surat wasiat.

Isi suratnya hanya satu kalimat: Sekarang dunia ini milikmu.

Ia tidak menangis. Tidak pada hari itu, tidak saat pemakaman. Tapi sejak saat itu, ia tahu satu hal: Cinderline tak bisa dibiarkan jatuh ke tangan orang lain. Bukan untuk melanjutkan teror, tapi untuk mengendalikannya.

Diam-diam.

"Sebentar lagi kita sampai," ucap pria di kursi depan. Namanya Jake. Salah satu dari tiga orang yang selalu ada di sisi Viren sejak awal. Mereka bukan sekadar pengawal. Mereka adalah mata, telinga, dan tangan kanannya.

Viren mengangguk pelan. Ia membuka tablet kecil dari tas kerjanya. Di layar, tampak blueprint sistem keamanan digital yang belum rampung. Sistem itu, jika berhasil, akan memungkinkan pemindahan identitas dan aset secara global tanpa terdeteksi. Namun untuk menyempurnakannya, ia membutuhkan satu hal:

Teknologi yang hanya bisa dibuat oleh satu nama: Leo.

Pria itu adalah legenda. Dulu ia dijuluki arsitek dunia gelap—pionir enkripsi yang bahkan ditakuti oleh Donny Antonio sendiri. Tapi sekarang, Leo lenyap. Tak ada jejak, tak ada transaksi, seolah ia benar-benar menghilang dari dunia.

Mobil berhenti di sebuah jalan sempit. Deretan bangunan tua berdiri rapat, seolah saling menopang satu sama lain. Di ujung jalan, ada sebuah toko mungil dengan jendela besar dan aroma manis yang menyambut dari dalam. Sebuah Kafe kecil dengan tulisan Ollano di atasnya.

Viren turun dari mobil. Jasnya tetap rapi. Langkahnya tenang. Jake mengikutinya dari belakang, menjaga dari kejauhan.

Pintu toko terbuka dengan dentingan lonceng kecil. Di balik meja kasir berdiri seorang wanita muda. Usianya sekitar dua puluhan. Rambutnya di kuncir asal-asalan, wajahnya polos tanpa riasan, dan apron bergambar stroberi tergantung di lehernya.

"Selamat sore," sapanya riang.

Viren diam. Tatapannya mengamati dari ujung kepala hingga kaki.

Dan gadis itu… tidak tahu siapa pria yang berdiri di hadapannya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Zia, sambil menyipitkan mata sedikit. Seakan menyadari bahwa pria ini bukan pelanggan biasa.

"Satu red velvet dan cappuccino," jawab Viren tenang. "Untuk dibawa pulang."

Zia mengangguk dan langsung menyiapkan pesanan. Tangannya cekatan. Aroma kue dan kopi menyebar perlahan dari balik etalase kaca. Viren tetap memerhatikan. Diam, mengamati tiap gerak-geriknya.

Jake berdiri di dekat pintu. Tangannya di saku jas, siaga.

"Ini pesanannya," kata Zia sambil meletakkan kotak kue dan kopi. "Totalnya dua belas ribu."

Viren membayar tanpa banyak bicara. Saat mengambil pesanan, ia menatap Zia dalam-dalam. Satu detik. Dua detik.

Cukup lama untuk membuat Zia merasa ada yang aneh.

"Ada sesuatu di wajah saya?" tanyanya, setengah gugup.

Viren menggeleng. "Tidak. Saya hanya penasaran… apakah Anda pemilik tempat ini?"

Zia tersenyum. "Iya. Tapi saya juga tukang bersih-bersih, kasir, dan koki. Serabutan, lah."

"Menarik." Viren mengangguk. "Namamu?"

"Zia, Zia Donatella."

"Sampai jumpa, Nona Zia."

Zia menatap punggung pria itu yang melangkah pergi. Alisnya terangkat sedikit. Pria aneh, pikirnya. Tapi… berkelas.

Lonceng berdenting lagi saat pintu tertutup. Jake menyusul, membukakan pintu mobil untuk Viren, dan mereka pun pergi.

Zia menatap keluar jendela sebentar, lalu menghela napas. Entah kenapa, hari ini terasa sedikit berbeda.

Setelah pelanggan terakhir itu pergi, Zia menutup kafe lebih cepat dari biasanya. Ia membungkus beberapa kue sisa, melepas apron, dan mengunci pintu sebelum berjalan pulang sambil bersenandung kecil.

Rumahnya tak terlalu jauh. Begitu tiba, ia menemukan keluarganya sudah duduk di meja makan.

"Akhirnya kau pulang," ujar Agatha, si bibi cerewet.

"Kau lambat seperti biasa," timpal Alin, kakaknya, sambil menyendok sup.

"Duduklah," kata Alex —ayahnya singkat.

Zia duduk, tapi menyadari suasana sedikit tegang.

"Ini kenapa, ya?" tanyanya pelan.

Alex menghela napas. "Minggu depan, Kakakmu, Alin akan menikah."

"Benarkah?" Zia menoleh cepat. "Selamat ya, Kak!"

"Terima kasih," jawab Alin dengan senyum simpul.

Setelah makan malam, Zia mengejar Alin ke kamar.

"Pria itu… seperti yang selalu kau ceritakan padaku?"

Alin menaikkan alis. "Yang tampan, tinggi, dan… kaya?"

Zia tertawa. "Iya! Yang begitu!"

Alin hanya mengangguk. "Dia… sempurna."

Zia tersenyum. "Aku tidak sabar lihat kalian di altar."

"Kau seperti anak kecil." Gerutu Alin.

"Aku memang anak kecil, aku baru berusia dua puluh." Ucap Zia menggulung bibirnya.

"Berisik, kau sudah lebih tiga tahun dari dua puluh, Zia" Ucap Alin.

Zia hanya tertawa. "Apa yang bisa aku bantu? apakah aku harus membuat kue yang besar? atau aku harus memilih gaun yang sangat bagus untukmu?" Seru Zia tak sabar. "Katakan.."

"Kau cukup diam dan lakukan pekerjaanmu seperti biasa."

Zia menyimpan tangannya di pinggir alis, memberi hormat. "Siap."

...----------------...

Beberapa hari telah berlalu, lusa adalah hari pernikahan Alin. Zia sangat bersemangat dan berkata bahwa ia senang kepada Ami—pekerja di kafenya.

Bel berbunyi ketika pintu kafe terbuka. Langkah kaki terdengar mendekat ke etalase yang sudah penuh berbagai jenis kue.

"Satu lemon cake dan Americano," ucap seorang wanita.

"Baik, mohon ditunggu—" Zia menoleh dan terkejut ketika matanya menangkap sosok wanita yang telah lama tak ia temui.

"Diana...?" ucapnya lirih, sebelum menghampiri dan memeluk wanita itu erat.

"Kau benar-benar sibuk sampai tak sempat membalas pesanku," balas Diana sambil tersenyum.

"Aku bahkan lupa di mana ponselku terakhir kali," jawab Zia cengengesan. "Ami, tolong buatkan pesanannya, ya."

Zia menggiring Diana untuk duduk di pojok kafe. Penampilan Diana tak banyak berubah, hanya rambutnya kini memutih.

"Kau terlihat lebih tua dariku dengan warna rambut itu," ledek Zia.

"Cih. Salon itu gagal paham. Aku minta warna abu, tapi malah diberi ini," gerutu Diana.

Zia tertawa. "Kapan kau kembali?"

"Kemarin," jawab Diana. "Dan aku akan menetap di sini. Studiku sudah selesai."

"Benarkah?"

Diana mengangguk. Zia bersorak kecil dan bertepuk tangan senang. Setelah empat tahun berpisah, akhirnya mereka kembali berada di satu negara.

Tak lama kemudian, Ami datang membawa nampan berisi lemon cake dan kopi Diana. "Silakan."

"Kau tau, lusa kak Alin akan menikah." Ucap Zia.

"Benarkah? Wah.. itu kabar gembira." Jawab Diana.

Zia mengangguk. Namun senyuman nya kembali sirna. "Sayangnya acara itu hanya dihadiri keluarga inti." Keluh Zia.

"Tidak apa, aku bisa memberikannya selamat melaluimu."

Diana mengangguk sambil tersenyum. Zia berpamitan sejenak karena pengunjung pagi itu mulai berdatangan.

.

.

.

.

.

Terimakasih atas kunjungan serta dukungan kalian semua Dunia 🥰

Episodes
1 BAB 1 DUNIA YANG KONTRAS
2 BAB 2 SEORANG PENGGANTI
3 BAB 3 PERNIKAHAN
4 BAB 4 ORANG ASING DALAM SATU ATAP
5 BAB 5 RUTINITAS LAMA
6 BAB 6 INOVASI BARU
7 BAB 7 FESTIVAL KEMBANG API
8 BAB 8 DESTINASI PERTAMA: HUTAN
9 BAB 9 WAJAH BARU
10 BAB 10 SPEKTRA
11 BAB 11 SURGA DALAM CALLIGO
12 BAB 12 XANDER
13 BAB 13 OUT OF PLAN
14 BAB 14 HOBI BARU
15 BAB 15 THE BOS
16 BAB 16 BUKIT HIJAU
17 BAB 17 LUBANG DI DALAM POHON
18 BAB 18 HUJAN YANG MENYATUKAN
19 BAB 19 LUKA YANG TERBALUT
20 BAB 20 PULANG
21 BAB 21 SUASANA BARU
22 BAB 22 MENTEGA DAN COKELAT
23 BAB 23 RASA MU
24 BAB 24 DUA PANTI
25 BAB 25 KEDATANGAN VIREN
26 BAB 26 NAMA DARI MASALALU
27 BAB 27 PENGINTAI
28 BAB 28 TAMU TETAP
29 BAB 29 PELANGI DAN MALAM
30 BAB 30 TEMA YANG BERBEDA
31 BAB 31 ALIN DAN ZIA
32 BAB 32 UCAPAN YANG MENGGANGGU
33 VISUAL
34 BAB 33 MALAM PERBURUAN
35 BAB 34 SI MERAH YANG LAPAR
36 BAB 35 TIBA-TIBA PULANG
37 BAB 36 FOTO MASA LALU
38 BAB 37 MALAM YANG PANJANG
39 BAB 38 NEXUX (sistem yang terbangun)
40 BAB 39 SEBUAH HUBUNGAN
41 BAB 40 ALIN
42 BAB 41 SETEGUK YANG MEMBAKAR
43 BAB 42 LOST CONTROL
44 BAB 43 KOALA YANG MEREPOTKAN
45 BAB 44 HANGOVER BERAT
46 BAB 45 TERTANGKAP
47 BAB 46 INGATAN YANG HILANG
48 BAB 47 PAGI YANG MENCEKAT
49 BAB 48 PERMAINAN YANG SAMA
50 BAB 49 SEBUAH PENJARA
51 BAB 50 HOT NEWS KAIROTEK
52 BAB 51 DESTINASI KEDUA: LAPANGAN
53 BAB 52 JANJI YANG MENGHANTUI
54 BAB 53 TIPUAN YANG MENYEBALKAN
55 BAB 54 HAMPARAN TAK BERTEPI
56 BAB 55 TAWA KECIL PENGUBAH
57 BAB 56 KENANGAN YANG KEMBALI SINGGAH
58 BAB 57 ANTARA UANG, EMAS, DAN KETAKUTAN
59 BAB 58 AKTOR DARI CINDERLINE
60 BAB 59 JEJAK YANG MENGHILANG
61 BAB 60 MAKAN MALAM SINGKAT
62 BAB 61 LUAPAN PERASAAN
63 BAB 62 BALASAN YANG MEMBUAT GELISAH
64 BAB 63 PERMINTAAN YANG MENUNTUT
65 BAB 64 ANTARA MASA LALU DAN MASA KINI
66 BAB 65 HASIL TES DNA
67 BAB 66 BEBAN DARI SETETES DARAH
68 BAB 67 PAGI SEBELUM GALA
69 BAB 68 SELERA YANG MENINGKAT
70 BAB 69 THE DAY : THE MAGIC OF DISNEY
71 BAB 70 DEMO SPEKTRA
72 BAB 71 WARNA YANG MENGEKANG
73 BAB 72 TUJUAN SEBENARNYA
74 BAB 73 TAMU TAK DI UNDANG
75 BAB 74 KEJUTAN DITENGAH GALA
76 BAB 75 MERAH : API ATAU DARAH?
77 BAB 76 HARGA UNTUK SEBUAH KELEMAHAN
78 BAB 77 THE FINAL: THE MAGIC OF DISNEY
79 BAB 78 PERJANJIAN KECIL
80 BAB 79 SEBUAH KAMUFLASE
81 BAB 80 SEPI YANG TERTINGGAL
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1 DUNIA YANG KONTRAS
2
BAB 2 SEORANG PENGGANTI
3
BAB 3 PERNIKAHAN
4
BAB 4 ORANG ASING DALAM SATU ATAP
5
BAB 5 RUTINITAS LAMA
6
BAB 6 INOVASI BARU
7
BAB 7 FESTIVAL KEMBANG API
8
BAB 8 DESTINASI PERTAMA: HUTAN
9
BAB 9 WAJAH BARU
10
BAB 10 SPEKTRA
11
BAB 11 SURGA DALAM CALLIGO
12
BAB 12 XANDER
13
BAB 13 OUT OF PLAN
14
BAB 14 HOBI BARU
15
BAB 15 THE BOS
16
BAB 16 BUKIT HIJAU
17
BAB 17 LUBANG DI DALAM POHON
18
BAB 18 HUJAN YANG MENYATUKAN
19
BAB 19 LUKA YANG TERBALUT
20
BAB 20 PULANG
21
BAB 21 SUASANA BARU
22
BAB 22 MENTEGA DAN COKELAT
23
BAB 23 RASA MU
24
BAB 24 DUA PANTI
25
BAB 25 KEDATANGAN VIREN
26
BAB 26 NAMA DARI MASALALU
27
BAB 27 PENGINTAI
28
BAB 28 TAMU TETAP
29
BAB 29 PELANGI DAN MALAM
30
BAB 30 TEMA YANG BERBEDA
31
BAB 31 ALIN DAN ZIA
32
BAB 32 UCAPAN YANG MENGGANGGU
33
VISUAL
34
BAB 33 MALAM PERBURUAN
35
BAB 34 SI MERAH YANG LAPAR
36
BAB 35 TIBA-TIBA PULANG
37
BAB 36 FOTO MASA LALU
38
BAB 37 MALAM YANG PANJANG
39
BAB 38 NEXUX (sistem yang terbangun)
40
BAB 39 SEBUAH HUBUNGAN
41
BAB 40 ALIN
42
BAB 41 SETEGUK YANG MEMBAKAR
43
BAB 42 LOST CONTROL
44
BAB 43 KOALA YANG MEREPOTKAN
45
BAB 44 HANGOVER BERAT
46
BAB 45 TERTANGKAP
47
BAB 46 INGATAN YANG HILANG
48
BAB 47 PAGI YANG MENCEKAT
49
BAB 48 PERMAINAN YANG SAMA
50
BAB 49 SEBUAH PENJARA
51
BAB 50 HOT NEWS KAIROTEK
52
BAB 51 DESTINASI KEDUA: LAPANGAN
53
BAB 52 JANJI YANG MENGHANTUI
54
BAB 53 TIPUAN YANG MENYEBALKAN
55
BAB 54 HAMPARAN TAK BERTEPI
56
BAB 55 TAWA KECIL PENGUBAH
57
BAB 56 KENANGAN YANG KEMBALI SINGGAH
58
BAB 57 ANTARA UANG, EMAS, DAN KETAKUTAN
59
BAB 58 AKTOR DARI CINDERLINE
60
BAB 59 JEJAK YANG MENGHILANG
61
BAB 60 MAKAN MALAM SINGKAT
62
BAB 61 LUAPAN PERASAAN
63
BAB 62 BALASAN YANG MEMBUAT GELISAH
64
BAB 63 PERMINTAAN YANG MENUNTUT
65
BAB 64 ANTARA MASA LALU DAN MASA KINI
66
BAB 65 HASIL TES DNA
67
BAB 66 BEBAN DARI SETETES DARAH
68
BAB 67 PAGI SEBELUM GALA
69
BAB 68 SELERA YANG MENINGKAT
70
BAB 69 THE DAY : THE MAGIC OF DISNEY
71
BAB 70 DEMO SPEKTRA
72
BAB 71 WARNA YANG MENGEKANG
73
BAB 72 TUJUAN SEBENARNYA
74
BAB 73 TAMU TAK DI UNDANG
75
BAB 74 KEJUTAN DITENGAH GALA
76
BAB 75 MERAH : API ATAU DARAH?
77
BAB 76 HARGA UNTUK SEBUAH KELEMAHAN
78
BAB 77 THE FINAL: THE MAGIC OF DISNEY
79
BAB 78 PERJANJIAN KECIL
80
BAB 79 SEBUAH KAMUFLASE
81
BAB 80 SEPI YANG TERTINGGAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!