Kalian ingin tahu apa yang aku rasakan sekarang? Sangat sakit, rasanya aku tak mau melangkah masuk ke dalam rumah, padahal itukan rumah ku sendiri! Tapi hatiku tetap menolaknya, jadi respon tubuhku pun juga tak mau mengikuti.
"Leon, kamu mau tinggal jauh dari mama sama papa kan? Kamu udah janji loh semalam di rumah! Kamu mau lanjutin studi di sini, katanya kamu juga mau ketemu sama Tiara."
Wahh, wahh .... Ada apa dengan mereka? Kenapa membawa namaku, apa yang akan terjadi selanjutnya? Kenapa aku jadi takut bangettt ?!!
"Iya, Pa. Leon mau kok, tapi masalahnya Leon masih belum bisa menghafal jalan di sekitar Kampus. "
"Ah, itu gampang! Leon tinggal minta sama Tiara aja, eh tapi ngomong-ngomong ini udah jam dia pulang kenapa belum sampe ya? "Tanya ayahku dengan nada khawatir.
Aih, aku di cariin ayah. Aduh, gimana nih sekarang? Apa aku masuk saja dan seolah-olah tidak tahu apa-apa, atau gimana? Bantu aku dong!
"Memangnya, Tiara sekolah di mana ayah?"
"Ya, memang sih agak jauh, baru juga sekolahnya. "
Astaga, kenapa ayah ngomongnya jujur banget!! Aku harus apa nih sekarang????
Tiba-tiba bunda menghampiriku dan terlihat di wajahnya sangat bingung denganku, "Lah, Tiara? kamu udah pulang? Dari tadi berdiri disitu? Kenapa gak masuk, sayang? " Tanya bunda dengan nada lembut.
Aku cengar-cengir sendiri, " Hehe... Iya, bun! Tiara baru aja sampe kok." Jawabku.
"Sayang, kok kamu gak bilang kalau pulangnya agak lambat tadi pagi, biar di jemput sama ayah! "
Aku mendengarkan perkataan bunda sambil melepas sepasang sepatu sekolahku, "Gak lah, bun! Kan Tiara juga udah gede, malas kalau di jemput gitu! Lagian bunda sama ayah pasti juga capek baru pulang kantor. "
Bunda menggeleng, "Ah, yasudahlah! Masuk sana, ganti baju terus makan! " bunda melangkah masuk ke dalam.
"Bun! "
"Iya, Tiara? " Bunda kembali menghampiriku.
"Itu siapa yang ada di dalam?" Tanyaku penasaran.
Bunda menoleh ke dalam, "Oh, itu ..... Kamu gak ingat ya? Kak Leon, waktu kamu masih TK? " Bunda mencoba menjelaskan padaku secara detail.
Aku ingat, "Oh, iya. Kakak laki-laki yang bermain denganku dulu, ya? Lah, dia di Batam? Kapan sampe nya, bun? "Tanyaku.
Entah apa yang ada di dalam hatiku, tapi rasanya mendengar dan mengetahui nama itu akhirnya tersebut lagi, membuatku menjadi semakin ingin melihatnya. Rasanya aku sudah lama merindukan sosok anak laki-laki yang berkulit putih itu lagi di dalam hidupku. Terukir senyuman di wajahku, hatiku juga bilang kalau aku harus segera bertemu dengannya, entah kenapa begitu. ...... Aku ragu, huuuh! Seperti ingin berbicara dengan orang lain saja, padahal kami kan dulu juga sudah dekat. Apa mungkin karena kami tidak bertemu lebih dua belas tahun lamanya, dia juga pasti sudah lupa padaku.
"Semalam, sekitar jam 3 sore lah. Sana masuk, udah dicariin ayah tadi! Soalnya ada yang mau di bilang sama kamu. " Jelas bunda.
Aku menarik tangan bunda sambil merengek seperti anak kecil, "Bun, Tiara gak akan ditanya apa-apa kan? Iya kan? "Tanyaku gelisah.
Lalu bunda tertawa, "Emangnya apa yang akan ditanya ayah? Ayo, masuk dulu! "
Aku mengangguk mengerti, aku mengikuti ibuku untuk masuk ke dalam rumah. Saat sampai di ruang tamu, aku langsung melihat ke arah seorang pria tampan yang mengenakan style kemeja kotak-kotak merah itu. Ternyata dia adalah ......
Aku berhenti berjalan dan menatap tanpa kedipan mata dan tubuhku terasa kaku seketika.
Ya Tuhan .... Kenapa engkau beri aku pemandangan tak terduga hari ini? Padahal aku merasa banyak membuat kesalahan, entah itu pada Novi ataupun pada Rangga.
Aku bergumam dalam hati, hati ku tak bisa diam seperti jarum jam yang terus bergerak sesuai detiknya, seperti itu lah jantungku sekarang. Entah bagaimana aku mendeskripsikan perasaan ini, tapi aku yakin pasti kalian semua tahu maksudku. Karena, kalau aku jelaskan .... Nanti rumit! ini masalah hati, gak bisa di jelasin detail kayak rumus matematika.
"Apakah dia gadis kecil yang dulu suka dengan es krim vanila itu? Dia Tiara? " Tanya Leon dalam hatinya.
Kulihat semakin lama wajahnya yang tampan itu, kulitnya putih, matanya tidak sipit, padahal dia darah tionghoa, rambutnya juga tertata rapi menutupi keningnya dan dia ternyata juga sedang menatap ke arahku. Tidak kusangka aku akhirnya bisa kembali menatap wajahnya yang dulu masih seperti bayi itu, masih kelas 3 SD dia nya, kalau aku masih TK.
"Nah, ini nih yang di cariin dari tadi! Tiara, baru pulang? Tumben lama, biasanya jam setengah lima udah pulang?" Ucap ayahku membuka percakapan, sontak aku langsung terbangun dari lamunan indahku yang baru saja terukir kembali setelah belasan tahun lamanya.
Ah, lebay deh Tiara!!!
Aku tersenyum kecil, "Hehe ... Iya ayah, Tiara tadi agak lama pulangnya karena jalannya agak rame jadi ngobrol dulu sama temen. " Jawabku.
Hahahahaha, Tiara .... Tiara.
Mereka semua jadi ikut tertawa karena tingkahku yang seperti orang bodoh, tapi hanya dia saja yang tampak serius menanggapi semua yang aku katakan. Lah, kenapa? Apa kamu lupa sama aku kak? Mungkin saja, karena kan udah lama banget kita gak ketemu, walaupun belum tua siapa coba yang bisa ingat kalau udah lama gitu. Ya kan? Hahaha, lupakan!
"Tiara, masih ingat gak sama papa? Sama kak Leon? hayoo, masih ingat gak? " Tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya adalah papa nya kak Leon.
Aku baru ingat sekarang, dulu aku selalu memanggil ayah dari kak Leon itu papa, karna mereka juga tak punya anak perempuan. Hanya kak Leon lah satu-satunya harapan dan masa depan mereka nantinya, sedangkan aku memiliki satu saudara laki-laki, ya adikku yang paling menjengkelkan sejagat raya.
Oh, Alam! Jangan sampai detik ini, di momen ini, si Dhika pulang dari sekolahnya. Berdoa apa sih, ya pastilah dia pulang, dia kan juga tinggal di sini.
"Hehe, iya. Tiara, ingat sama papa dan juga kak Leon, kok. Tadi sih, sempat pikir siapa yang punya motor di depan, ternyata .... "Aku cengengesan gak jelas.
"Oh, iya. Ini si Leon, motor kesayangannya di bawa sampai ke sini. Dari Jakarta loh!"
"Oh, gitu?" Aku melihat jam tanganku, sudah menunjukkan pukul 17:10 WIB. "Emm, ayah, bunda, papa, dan kak Leon, Tiara masuk dulu ya mau bersih-bersih! " Ucapku dengan sopan.
"Iya, sana mandi! yang bersih ya, rapikan kamarnya! "
"Iya, bunda. "Jawabku sambil berjalan menuju lantai dua.
Ahh, padahal masih pengen ngobrol banyak dan aku sangat Penasaran dengan kak Leon, kenapa dia tidak berbicara apapun padaku? Aneh, apa dia gugup? Atau tidak percaya kalau aku adalah Tiara, gadis kecil yang makan es krim vanila bersamanya di taman? Hah, sudahlah! Lebih baik sekarang aku berkemas dulu, kan badan udah kena keringat dari pagi kena hukum di sekolah. Bete banget nih, Arga emang gitu suka buat masalah. Terutama pas pelajaran kosong.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sisin Kim
hallo, selamat membaca
2020-01-25
8