Episode 5 – Batas Rasa

Keheningan dalam mobil terasa menggantung di udara seperti kabut yang enggan pergi. Yoongi masih menatap YN lekat-lekat, seolah ingin membongkar isi hatinya yang selama ini tertutup rapat. Sementara YN, ia seperti patung hidup—tak bisa bergerak, tak bisa mengalihkan pandangan dari mata Yoongi yang tajam namun menyimpan sesuatu yang tak ia pahami.

“Kenapa…” suara YN nyaris tak terdengar, “…kenapa Anda melakukan ini pada saya?”

Yoongi menghela napas pelan. Tangannya turun dari dagu YN dan kembali menggenggam setir. “Karena aku ingin tahu… apakah kau bisa mengubahku.”

YN menunduk. Hatinya berdegup cepat. Ucapan Yoongi terdengar seperti pengakuan, tapi terlalu samar untuk diartikan sebagai perasaan.

“Kau tidak tahu, YN… Betapa berbahayanya bermain dengan perasaanku.”

“Kalau begitu jangan buat saya jadi bagian dari permainan Anda,” sahut YN, perlahan memberanikan diri menatapnya kembali. “Saya datang ke perusahaan ini untuk bekerja, bukan untuk jadi pion dalam sandiwara Anda dan... kekasih Anda.”

Yoongi menyeringai. “Mantan kekasih,” koreksinya tajam. “Dan apa kau yakin... kau hanya datang untuk bekerja?”

YN menggigit bibir bawahnya, merasa terpojok.

Yoongi melanjutkan, suaranya rendah dan dalam. “Karena setiap kali kau tersenyum ke pria lain, aku ingin menyingkirkan mereka satu per satu.”

Deg.

“Aku tidak suka melihatmu berbicara terlalu lama dengan pegawai pria,” lanjutnya. “Aku tidak suka mereka memanggil namamu dengan terlalu akrab. Dan aku paling benci… saat kau tidak melihatku, YN.”

YN menahan napasnya. Sosok dingin Yoongi kini berubah… menjadi sosok posesif yang entah mengapa membuat jantungnya berdebar lebih kencang.

“Saya tidak tahu harus menjawab apa...”

“Kau tidak perlu jawab,” Yoongi menatap ke luar jendela, lalu melanjutkan, “cukup berhenti membuatku gila.”

---

Keesokan harinya, kantor HY Group mendadak terasa lebih sunyi dari biasanya. Semua orang tahu, jika CEO sudah berada dalam mode ‘diam beracun’, lebih baik tidak ada yang macam-macam. Tapi hari itu, Yoongi justru muncul di ruang staf dengan alasan ‘inspeksi mendadak’.

Semua orang kaget. Termasuk YN.

Apalagi ketika Yoongi berdiri di belakang mejanya dan menatap layar komputernya dalam diam.

“Bagus,” katanya singkat setelah beberapa detik. “Tapi kenapa grafik ini belum diperbarui sesuai laporan bulan lalu?”

YN menelan ludah gugup. “S-saya sedang merevisinya, Pak.”

Yoongi menatapnya. “Dua jam. Aku tunggu di mejaku.”

Sooah berbisik di samping YN setelah Yoongi pergi. “Ya ampun, dia galak banget hari ini! Tapi kenapa cuma kamu yang dia perhatikan, ya?”

YN pura-pura tidak mendengar. Tapi di dalam hatinya, ia tahu—Yoongi sedang mencari perhatian, dengan caranya yang keras kepala dan... aneh.

---

Dua jam kemudian, YN masuk ke ruang CEO membawa hasil revisi.

Yoongi mengambil laporan itu, lalu meletakkannya tanpa membacanya. “Tutup pintu.”

YN menoleh ragu, lalu menurut.

“Duduk.”

Ia duduk di depan mejanya, menunduk patuh.

Yoongi berdiri, berjalan mendekat, lalu bersandar di meja tepat di depannya.

“Satu hal lagi yang perlu kau tahu,” bisiknya. “Aku tidak suka ketika kau menghindariku.”

“Saya tidak menghindar...”

“Tapi kau menjaga jarak.” Tangan Yoongi menyentuh tangan YN yang berada di pangkuannya. “Aku tahu kau takut padaku. Tapi jangan lupakan… rasa takut bisa berubah jadi candu.”

“Pak—”

“Yoongi,” potongnya tajam. “Saat kita hanya berdua, panggil aku Yoongi.”

YN menggeleng. “Saya tidak bisa...”

Yoongi tersenyum sinis, lalu mencondongkan tubuhnya hingga wajah mereka nyaris bersentuhan.

“Kau harus belajar, YN... Karena aku tidak akan berhenti sampai kau terbiasa padaku.”

Hidung mereka hampir bersentuhan. Detik itu, YN bisa mencium wangi maskulin dari tubuh pria itu—begitu kuat, membius, dan membuat pikirannya kacau.

“Kalau saya bilang saya takut?” bisik YN.

Yoongi menyeringai. “Takut padaku atau takut pada dirimu sendiri karena mulai menyukaiku?”

---

Sore harinya, saat YN turun ke kantin bersama Sooah dan dua rekan lain, mereka melihat pemandangan yang mengejutkan. Jennie berdiri di lobi utama bersama dua orang pria berbadan kekar, jelas bukan sekadar tamu biasa.

Jennie melihat YN, lalu tersenyum licik. “Kau pasti Lee YN, ya?”

YN menatapnya dengan sopan. “Iya. Ada yang bisa saya bantu?”

Jennie mendekat, nada suaranya dingin. “Hati-hati, sayang. Dunia di gedung ini tidak semudah senyum manismu. Apalagi kalau kau bermain di wilayah yang bukan milikmu.”

Sooah hendak membela YN, tapi Jennie sudah lebih dulu membalikkan badan, meninggalkan mereka dalam aura tekanan.

“Aku nggak suka dia,” gumam Sooah.

YN menggenggam tangannya erat. Untuk pertama kalinya, ia merasa… keberadaannya benar-benar membuat orang lain merasa terancam.

Dan bagian paling mengganggunya?

Ia tidak tahu... apakah harus senang karena Yoongi begitu memperhatikannya—atau takut, karena mulai menyukai pria sekejam itu.

---

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!