MCD 2

Dia tersenyum dan mengusap-usap sebuah foto berukuran kecil. Foto seorang pria muda menggendong seorang bayi perempuan yang menggemaskan. Sebuah foto yang diambil dari sembilan belas tahun yang lalu, dan selalu disimpannya di dalam dompet kesayangannya, agar bisa dibawa kemana pun dia pergi.

"Kamu sangat lucu dan menggemaskan sekali waktu kecil, Lea. Tapi kenapa setelah dewasa kamu sangat menjengkelkan Daddy?" gumamnya.

Dia menghela nafas panjang begitu teringat tawaran menikah beberapa waktu yang lalu. Sempat terpikir mungkin saja putrinya hanya becanda, tapi entah mengapa kata-katanya itu selalu mengusik pikirannya di setiap waktu dan membuatnya tak tenang.

Dia berdiri dan berjalan ke arah jendela besar di ruangannya. Menatap keluar dimana di bawah sana terlihat kendaraan yang hilir mudik. Hanya sebuah gedung berlantai tujuh, namun dia bangga memilikinya karena didapat dari hasil kerja kerasnya sendiri bukan dari warisan.

Dia adalah Varen Andreas. Pria matang tapi tampan, berusia empat puluh dua tahun, seorang pemimpin sebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT, dan seorang investor di sebuah sektor pendidikan.

Bertubuh tinggi, dengan perangai santai tapi berwibawa. Setiap gerak-geriknya memancarkan aura yang mampu memikat para wanita, terutama wanita matrealistis pemuja harta dan tahta.

Sebagai pria yang ditunjang dengan fisik nyaris sempurna, dan didukung oleh tubuh atletisnya, tak membuat Varen mudah jatuh cinta pada lawan jenis, meski tatapan kagum dan memuja dari kaum hawa sudah biasa dia terima.

Karena sulit jatuh cinta, Varen meminta Rey, asistennya untuk mencarikan wanita demi terhindar dari tawaran gila putrinya itu. Dengan memiliki seorang kekasih mungkin Lea akan berhenti berharap padanya. Karena walau bagaimana pun dia tak mungkin menikahi gadis kecil yang sudah dianggap anaknya sendiri dan tidak lebih dari itu.

Tapi sudah sekian banyak wanita yang Rey rekomendasikan, tak satu pun diantara mereka yang mampu memikat hatinya. Justru sebaliknya, dia dibuat muak oleh kelakuan mereka.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Varen. Dia berseru," masuk." Lalu berjalan ke arah kursi kebesarannya dan duduk.

"Selamat siang, Tuan !" Rey menyapa setelah pintu terbuka dari luar.

"Apa ada wanita lagi yang mau kamu kenalkan padaku?" Tanya Varen.

"Ada, Tuan." Rey menjawab pertanyaan Varen sembari masuk semakin ke dalam. Saat ini pria itu telah berdiri di hadapan Varen dan meja sebagai penghalang.

"Kapan dan jam berapa?"

"Apa tidak sebaiknya Tuan melihat foto dan biodata nya terlebih dahulu? ini saya_

"Tidak perlu." Varen mengibaskan tangannya, menolak Rey memberikan berkas yang akan diberikan padanya. Dia sama sekali tidak berminat untuk melihatnya, karena dia pikir pasti sama saja seperti perempuan-perempuan sebelumnya.

Rey menghela nafas pelan dan kembali menurunkan tangannya. Entah harus berapa banyak lagi kesabaran yang dibutuhkan menghadapi sikap sang bos yang angin-anginan. Jika bukan atasannya mungkin dia sudah mencaci maki pria itu karena kerja kerasnya selalu tak dihargai.

"Kamu katakan saja siapa nama panggilan nya? usianya? kapan? dan dimana harus ku temui? kamu tau bukan kalau aku tidak suka kalimat yang bertele-tele," imbuh Varen.

"Namanya Selly. Usia 40 tahun. Tanggal 5, jam empat sore. Di restauran tulip," jawab Rey sesingkat-singkatnya. Siapa juga yang ingin bicara panjang lebar dengan bos kurang normal pikir Rey. Bahkan, Rey sempat berpikir apakah bos nya itu seorang gay yang sedang berusaha kembali pada kodratnya. Dia tak terlalu tau banyak tentang kehidupan pribadi Varen, karena dia baru enam bulan bekerja dengannya menggantikan asistennya yang mati kecelakaan.

Selly? Varen memicingkan mata mencoba mengingat-ingat nama yang sepertinya tak asing baginya. Tapi, dia segera menyangkal pemikirannya itu.

"Okey. Kau boleh pergi."

"Baik, Tuan. Tapi...."

Kening Varen mengkerut melihat Rey belum beranjak dan terlihat seperti ragu-ragu." Ada apa lagi?"

"Sa-saya harap wanita ke dua puluh ini sesuai dengan kriteria dan cocok menurut hati Tuan. Karena saya sudah capek dan tidak tau harus mencari model perempuan seperti apa lagi yang Tuan inginkan. Permisi." Setelah berkata itu, Rey langsung keluar tanpa ingin mendengar jawaban atau melihat mimik muka sang Tuan yang tampaknya sedang menahan kesal karena ucapannya.

"Dasar asisten tidak punya akhlak. Apa dia pikir hanya dia saja yang capek. Ck, dia saja yang tidak becus mencarikan wanita yang cocok untuk ku makanya pilihannya selalu ku tolak," gerutu Varen.

Sebenarnya bukan Rey yang tak becus tapi hatinya lah yang bermasalah. Kurang apa asistennya itu? dia sudah menyuguhkan sembilan belas wanita dengan berbagai rupa dan latar belakang yang tentu saja bukan dari kalangan wanita biasa. Tapi wanita-wanita cantik dan berkelas itu sama sekali tak menarik di matanya apalagi menarik hatinya.

"Nomer antrian 50 A."

Sementara di lain tempat, Lea tersentak begitu mendengar nomer antriannya disebut oleh seorang staf sebuah restauran siap saji.

Lea menghela nafas lega." Finally....." diiringi senyuman tipis, dia bergegas mendekat untuk mengambil pesanannya.

"Terima kasih." Setelah mengucapkan itu, Lea mengangkat nampan berisi beberapa potong ayam crispy, rice bowl, kentang goreng, minuman dingin dan es krim sebagai menu makan siangnya.

Tapi begitu berbalik, dia ditabrak oleh seorang wanita dewasa sehingga nampan yang akan dibawa itu jatuh dan berserakan di lantai." Ya tuhan....." pupil mata Lea membulat karena terkejut atas kejadian yang tak terduga itu.

"Brengsek. Apa kau tidak punya mata, hah?" bentak wanita yang menabrak Lea.

Lea membuang nafasnya kasar. Dia tak terima dibentak oleh orang yang jelas-jelas salah tapi melempar kesalahannya pada dirinya yang tak salah.

"Helloooo anda bicara apa tadi? yang tidak punya mata itu aku apa Tante ya? Tante yang menabrak kenapa Tante yang sewot?"

Plak.

Lea memegang pipinya yang terasa kebas dan perih ulah tamparan keras wanita itu.

"Berani-beraninya kau mengatai ku," ucap wanita itu dengan mata melotot besar.

Dada Lea bergemuruh. Dengan tangan yang masih menangkup di pipi, ekor matanya melirik penuh dendam pada wanita itu.

Wanita bar bar itu benar-benar menyulut emosi Lea. Dia tak hanya menjatuhkan makanannya, tapi juga menjatuhkan harga dirinya karena telah menamparnya di depan banyak orang.

"Apa? kau tidak terima ku tampar?" Wanita itu berkacak pinggang seperti menantang Lea.

Tanpa ba bi bu, Lea melakukan gerakan secepat kilat. Dia menjambak rambut wanita itu tanpa bisa dihindari. Ditariknya kuat-kuat dan di putar kebelakang sampai wajah wanita itu terangkat ke atas.

Wanita itu berteriak dan berusaha melepaskan rambutnya dari cengkraman kuat tangan lentik Lea.

"Apa anda pikir aku tidak bisa berbuat lebih kasar dari anda tante gila?" ujar Lea dengan begitu sengit.

"Lepaskan rambutku. Tolong, tolong...." teriak wanita itu.

Lea menyeringai, membuat orang-orang yang tadinya hendak mendekat mendadak diam di tempat dan kini hanya menjadi penonton aksinya saja.

"Dasar perempuan sialan. Lepaskan rambutku !!" Makiannya tak dihiraukan. Lea segera menyeretnya ke arah toilet.

Wanita itu meronta-ronta dan terus berteriak meminta tolong selama diseret. Tapi, tak ada satupun yang berani menolongnya.

Setelah berada di dalam toilet, Lea langsung mengguyur kepalanya dengan air kran yang biasa digunakan untuk cebok sambil berkata," sekali lagi anda membuat masalah denganku, bukan hanya air toilet ini saja yang ku siramkan, tapi air comberan. Paham?"

Selanjutnya, Lea mendorong wanita itu dengan kasar hingga tubuhnya membentur pada tembok ubin." Aaakk..." jeritnya, lalu berbalik menghadap pada Lea. Wajahnya terlihat merah padam, mata menyalang, dan dada kembang kempis seperti menahan amarahnya yang bergejolak.

Lea tersenyum puas, kemudian bergegas keluar dan menutup pintunya dengan kasar.

Brak.

"Dasar perempuan sialan. Aku tidak terima penghinaan ini. Lihat saja akan ku balas kau...."

Lea hanya tersenyum mendengar teriakan dari dalam toilet, lalu melenggang santai keluar dari restauran tersebut.

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

suka banget ma karakter lea yg gak mudah di tindas 🤩🤩
pasti wanita itu shelly yg mau di temui daddy varren 😡😡
smoga daddy varren gak memilihnya jd istri 😅😅😅

2025-04-25

2

amilia amel

amilia amel

penasaran sama Tante tante yang bermasalah dama Lea
jangan jangan itu wanita yang mau dikenalkan dengan daddy varen

2025-04-24

3

Miu Nih.

Miu Nih.

maaf kak tanya 🙏 ,, ini gk ada perkenalan karakter gitu kah? ,, apa gaya cerita novel sekarang itu suka langsung melompat-lompat gitu 🤔

2025-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!