(5). Menjenguk Lili

Happy reading

Rumah Sakit

Diruang rawat Liliana. Vander nampak telaten menyuapi sang pacar untuk makan, Hatinya terenyuh melihat wajah yang pucat itu.

"Makan yang banyak ya sayang, Biar cepat sembuh." Ucapnya sembari terkekeh melihat wajah polos yang kebingungan itu.

"Apa sih, daritadi sayang-sayang Mulu! Bosan tau dengarnya." Pekik lili sambil menatap Vander dengan malas.

"Ih galak amat sih, Cantik." ledek Vander dengan usil

"Biarin, suka-suka saya lah."

Vander menyatukan kedua alisnya, lalu lanjut menyuapi Liliana menghabiskan sarapannya.

Setelah selesai membantunya untuk makan, jarinya dengan telaten memijit telapak tangan Liliana, yang katanya pegal tadi.

"Kok kamu mau sih, Aku suruh-suruh?" Tanya Liliana sambil menatap wajah tampan Vander

"Ya karena aku cinta kamu! Kamu itu pacar aku, Jadi sudah sepatutnya aku melakukan ini." Ungkapnya dari hati yang terdalam.

"Is Gombal kamu."

"Trus tadi kamu bilang aku pacar kamu! Aku nggak percaya, Emang ada buktinya?" Kata Liliana lagi dengan tenang, dia merasa tak percaya dengan ucapan Pria dihadapannya.

Mendengar itu Vander langsung mengeluarkan henphone nya, kemudian membuka aplikasi galeri.

"Nih kalau kamu nggak percaya, Disitu tertera kok, kapan hari jadian kita."!! Balas Vander lalu meletakkan Henphone nya ditangan Liliana.

Liliana melihatnya, Dan benar saja sesuai perkataan pria itu. Semuanya lengkap tertera disitu.

"Jadi benar kamu pacar aku?" Tanya Liliana dengan antusias, matanya memandang Vander dengan penuh harap.

"Iya, kamu percaya kan sama aku." Ujar Vander menatap dalam wajah sang pacar

Liliana langsung memeluk Vander dengan erat. "Akhirnya aku punya pacar juga! nggak sia-sia, ternyata kamu ganteng juga."!!

Vander membalas pelukan pacarnya, bibirnya tak berhenti tersenyum saat ini.

"Memang aku ganteng kan sedari dulu! kamunya aja yang nggak sadar."

Liliana melepas pelukannya dengan pelan. " Oh ya Van, kok dari kemarin aku nggak lihat ya, orang tua aku! Kamu tau nggak mereka ada dimana?"

Vander tak menyahut, dia menatap lekat wajah Liliana. Dia tidak mau menambah beban pikiran Liliana, yang ada nanti dia semakin drop.

"Oh itu.. mereka sedang ada urusan yang, nanti kalau urusan mereka sudah selesai! Mereka pasti pulang kok." Ucap Vander dengan senyum lebarnya.

"Oh gitu ya, Padahal aku sudah kangen Lo."

"Sudah sayang nggak usah dipikirin, Kamu fokus aja untuk sehat dulu! Biar kita bisa sekolah bareng-bareng lagi." balas Vander berusaha menghibur hati pacarnya.

Liliana nampak mengangguk semangat, Dia tersenyum melihat wajah tampan Vander dihadapannya.

•••••••••

Di sekolah terbaik, Surabaya

Semuanya nampak heboh mendengar kabar jika Liliana, pacar dari Ivander Jovanka Bagaskara masuk rumah sakit. Siapa sih yang tidak kenal pacar dari anak konglomerat itu.

"Jadi Liliana masuk rumah sakit Cloe?" tanya eca saat mendengar kabar sahabat masuk rumah sakit. Pantas saja sepasang sejoli itu nggak masuk sekolah.

Cloe menggangguk. Dia sudah mendapat kabar dari sahabatnya, Vander. jika Liliana memang Tengah dirawat dirumah sakit.

"Lo mau ikut nggak, nanti pulang sekolah kami mau menjenguk pacarnya Vander." Tanya Cloe pada gadis dihadapannya.

Eca mengangguk cepat. "Ya aku ikut, aku mau menjenguk sahabatku."

"Ok deh, nanti siang tunggu diparkiran! Kita berangkat bareng-bareng." Balas Cloe

Eca mengangguk lalu berjalan menuju kelasnya. Cloe masih setia memandang punggung gadis itu hingga menghilang dibalik pintu.

Sepulang sekolah

Eca sudah siap dengan motornya, Tinggal menunggu Cloe bersama teman-temannya.

Dorr

"Aaa.....Astaga aku pikir hantu tau! Kamu tu suka banget sih, buat orang jantungan." Gerutu Eca sebal melihat kelakuan Cloe yang suka sekali menjahilinya.

"Ya habisnya kamu sih, suka banget ngelamun."

"Yang ngelamun juga siapa! Kalian aja tu, datangnya kelamaan." Balas Eca segera memakai helm Nya.

Cloe terkekeh lalu segera memakai helm Nya diikuti oleh teman-temannya.

Sesampainya Di rumah sakit, Lagi-lagi Cloe menjahili gadis jutek itu.

"Heh minggir Dikit Napa, tu jalan masih lebar tau." gerutu Eca saat melihat Cloe yang sengaja mepet-mepet padanya.

"Is kamu ni, anak cewe kok galak amat! Lembut dikit Napa." Balas Cloe

"Suka-suka saya lah, kok kamu yang sewot." Ujar Eca sembari mempercepat jalannya.

Melihat itu Cloe tak mau kalah, dia mempercepat langkahnya. Hingga dia berada didepan tubuh gadis itu, Eca hanya bisa pasrah melihat keusilan pria itu.

Clekk

Eca masuk bersama teman-temannya Vander. Tentu saja itu mengejutkan mereka berdua, Pasalnya didalam bukan hanya ada mereka tapi orang tua Vander pun sudah didalam ruangan itu.

"Hehe... Siang Tante, om." Sapa mereka pada pria paruh baya itu, lalu menyalami nya dengan sungkan. Siapa cobak tidak deg-degan berjumpa dengan pebisnis tersohor itu.

Setelah menyalami Kedua paruh baya itu, mereka beralih menyapa Liliana yang nampak bersandar disandaran ranjang. Setelah tadi Vander sudah menjelaskan jika Liliana hilang ingatan, membuat mereka ikut prihatin.

"Cepat sembuh ya Li, biar kita bisa bareng-bareng lagi ke sekolah." Ucap Eca sambil mengelus punggung tangan sahabat nya.

Walaupun tidak mengingat mereka, Liliana ikut senang melihat kedatangan mereka. Dia jadi merasa punya tak kesepian, melihat betapa bobroknya para sahabat Vander itu.

"Iya Li, benar yang dikatakan Eca! Biar kita bisa sekolah bareng-bareng lagi." Sahut para sahabatnya Vander

Akhirnya setelah menjenguk Liliana, mereka pulang kerumahnya masing-masing. Tuan farel juga pamit duluan karena ada rapat mendadak dikantor. Sedangkan Nyonya Cecilia masih diruang rawat Liliana, guna membantu putranya menjaga calon menantunya.

••••••••

Ditengah-tengah gemparnya akan musibah yang menimpa Liliana Marcella Kusuma. Kini seluruh penghuni sekolah begitu syok saat melihat anak pindahan dari LN, pasalnya anak baru itu sangat keren. Membuat semua mata terpana melihatnya, Bagai Oppa Korea sih kalau dilihat-lihat.

Arsenio Hadinata. Pria belasteran Prancis itu berjalan dengan tegap di koridor sekolah. Anak pindahan yang baru masuk hari ini, Umurnya juga masih 17 tahun. setiap mata yang memandangnya akan terpana melihat betapa tampannya pria itu, Apalagi dengan mata kebiruan Nya.

Sesampainya didepan ruangan kepala sekolah, Arsenio mengetuk pintu dengan pelan.

Tokk...tokk

"Masuk..." Sahut suara dari dalam

Setelah mendengar sahutan dari dalam. Arsenio memutar Knop pintu

Clekk

"Silahkan masuk nak.." Sapa kepala sekolah itu dengan ramah. karena dia sudah tau jika pria didepannya adalah anak dari pemilik sekolah tempat Nya bekerja.

Arsenio mengangguk lalu duduk dikursi depan kepada sekolah dengan tenang

"Baik nak Arsen, sesuai titah dari ayah kamu! maka kamu harus mematuhi setiap peraturan yang ada disekolah ini." Ujarnya dengan tegas.

"Baik pak..."

"Baik pak Dino, tolong antarkan siswa baru ini kedalam kelas yang sudah kita diskusikan sebelumnya." Titahnya pada sang asisten

"Baik pak, kalau begitu kami permisi! Ayo nak Arsen." Ucapnya lalu mengajak siswa baru itu kedalam kelasnya.

Arsenio menurut, mengikuti pria itu berjalan kedalam kelasnya. Kelas Xll-G, Pak dino mengetuk pintu kelas itu

"Permisi Bu, Maaf menganggu waktunya. Ini saya membawa Murid baru yang sesuai titah dari pak Felix." Ucapnya dengan sopan lalu mempersilahkan Arsenio masuk kedalam kelas barunya. Sekilas ya Pak Felix itu adalah bapak kepala sekolah.

Guru yang perempuan yang mengajar didalam Kelas mengangguk, kemudian berterima kasih pada pak dito sudah mengantarkan Murid baru ke kelas Xll-G.

"Mari nak, sekarang perkenalkan nama kamu! Dan beri salam pada teman-temanmu." Titah guru bernama Bella.

Sedangkan para siswa jangan ditanya lagi, bagaimana hebohnya mereka saat anak baru itu satu kelas dengan mereka.

"Oh Oppa sayangku."

"Oppa ku, ganteng benget cuy. Ahh meleleh hati adek bang."

"Nikmat mana lagi yang kamu dustakan."!!

"Dimana aku harus menemukan pria sesempurna dirinya."

"Aduh jantungku mau copot rasanya."

Kira-kira begitulah respon murid kelas Xll-G. Semua nampak heboh dengan kedatangan pria tampan itu. Buk guru Bella hanya menghela nafas panjang, sudah jadi kebiasaan memang.

Arsenio menatap mereka dengan wajah datar. Tak ada ekspresi diwajahnya, Hingga orang lain tak ada yang tahu apa yang pria itu pikirkan.

"Halo teman-teman, Perkenalkan nama saya Arsenio Hadinata, Saya pindahan dari Prancis! Senang bertemu dengan kalian." Ucapnya dengan tegas.

"Baik nak Arsen, silahkan Duduk nak! Dikursi paling belakang sebelah kanan." Ucap Bu Bella dengan lembut. Pasalnya dikursi bagian sebelah kiri sudah ada yang punya, walaupun dia tidak masuk sih, karena musibah yang baru menimpanya.

Arsenio mengangguk lalu berjalan menuju kursinya dengan gaya angkuhnya. Sudah menjadi kebiasaan memang.

"Baik anak-anak sekarang dibuka halaman 79 ya, setelah itu dirangkum kemudian tugas latihannya dikerjakan." Ujar Bu Bella kepada semua anak muridnya.

"Baik buk..." Sahut murid kelas Xll-G dengan semangat

Setelahnya semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Bu Bella pun nampak sibuk dengan berkas ditangannya.

Jangan lupa vote, komen Dan share

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, agar author semangat ngupdate Nya

Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!