(2). Tidak ada hak

Happy reading

Dikediaman keluarga Kusuma

Liliana berjalan cepat menuju kamarnya, dia takut nyonya Anna semakin marah, Tapi semua tak sesuai ekspektasi. Diujung sofa ruang tamu nyonya Anna menatapnya dengan selidik.

"Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang."!! Suara nyonya Anna menggelegar dari arah ruang tamu, kedua tangannya bersedekap didada.

"Liliana mengangkat kepalanya, dia menatap wajah Anna dengan berani. "Mama...Oh itu tadi lili habis kerja kelompok ma, Tadi juga udah izin kok sama bibi."!!

"Awas kamu ya! Jika berani macam-macam diluaran sana, Sudah untung saya ngasih kamu sekolah yang bagus, tempat tinggal dan makan yang gratis." Ancam Nyonya Anna lalu berjalan meninggalkan ruang tamu.

"Tapi aku juga anak mama! Kenapa aku tidak berhak dengan semua itu." Lirih Liliana bermaksud membela dirinya.

Nyonya Anna menghentikan langkahnya. "Saya tidak merasa punya anak seperti kamu, Dan ingat anak saya hanya Arthur dan Alexa! Ingat itu." Ucapnya lalu berjalan menuju lift.

"Kalau aku bukan anak mama, Lalu aku anak siapa?" Tanya Liliana pada dirinya. Bulir-bulir bening mulai membasahi pipinya, Tapi segera diusapnya.

Dari lantai 2, Jelas saja Arthur mendengar ucapan kedua wanita itu. "Kasihan kak lili..Tapi mau gimana lagi, aku tak bisa berbuat apa-apa." Gumamnya menatap nanar punggung Liliana yang menghilang dibalik pintu.

Bahkan untuk tempat kamar saja, Liliana ditempatkan dikamar spesial pembantu. Makannya pun harus selalu bersama pembantu. Gila sekali memang nyonya Anna itu.

Malam harinya, semua kumpul dimeja makan, kecuali Liliana. Karena nyonya Anna sudah melarangnya untuk bergabung, David suaminya nampak legowo saja, dia tidak keberatan dengan keputusan istrinya.

Tidak punya hati memang!

Mereka tak pernah berpikir sedikit saja diposisi anak sulungnya itu? Bagaimana hancurnya mental anak itu tanpa peran orang tua.

•••••••

Sedangkan didalam kamar, Liliana Sibuk mengerjakan tugas Nya, sembari video call dengan sang pacar.

"Masih lama nggak yang? Ngerjain tugasnya?" Tanya Vander sambil menatap wajah serius Liliana mengerjakan tugas.

"Sebentar lagi...Udah mau siap kok."

"Daritadi jawabnya Tinggal dikit! Itu namanya masih banyak yang."

"Ish kamu ni, nggak sabaran banget! Mau aku matiin Video call Nya." Ancam lili dengan mata melotot.

Tapi bukannya takut, Vander semakin gemas dengan kelakuan wanita itu

"Galak banget pacar aku." Sahut Vander diseberang telepon sembari terkekeh

"Biarin..."

"Hhahahha....hahaha"

Melihat ekspresi wajah lili yang bete dengan mengerucutkan bibirnya, membuat Vander tak bisa menahan tawa. Akhirnya pecah juga tawanya yang renyah itu.

Kalau orang tau dia bisa tertawa serenyah itu, bakal jadi trending topik tu. Akhirnya pria kaku dan dingin menemukan pawangnya.

Sedangkan Lili jangan ditanya lagi bagaimana wajahnya, Dia diam saja sembari melanjutkan tugasnya. biarlah Vander itu, sudah menjadi kebiasaan memang! pria itu suka sekali menjahilinya.

Puas menjahili pacar imutnya. Vander lanjut mengambil gitar, matanya tak lepas dari video call. Disana nampak Liliana yang sudah bersiap akan tidur.

"Van...aku duluan ya, ngantuk banget soalnya." lirih Liliana sembari mengucek matanya.

"Video call Nya jangan dimatiin! Aku mau nyanyi yang, buat kamu."

"Ok, selamat malam...I love you sayang."

"Malam juga, love you too sweety! Mimpi indah yaa...."

Vander mulai memetik gitarnya perlahan, matanya tak lepas memandang Liliana dilayar henphone.

Liriknya:

 Kutemukan satu sisi dalam sisi

Warna-warni penuhi jiwaku

Meski kadang hati ini pun bertanya

Apa mungkin benar ini nyata?

Kau hadir dibalik kokohnya tembok hatiku

Kauruntuhkan kerasnya diriku

kan kujaga diluas hatiku

Didalam samudra perasaan

Tak terkira, entah sampai kapan

Tak ada ujungnya

Mungkin hanya mati yang memisah

Sejak hari itu ku merasa lagi

Perasaan yang telah lama mati

Tak pernah kusangka selama ini

kau yang sanggup menghidupkan lagi

Kau hadir dibalik kokohnya tembok hatiku

Kauruntuhkan kerasnya diriku

Kan kujaga diluas hatiku

Didalam samudra perasaan

Tak terkira, entah sampai kapan

Tak ada ujungnya

Mungkin hanya mati yang memisah

Didalam samudra perasaan

Tak terkira, entah sampai kapan

Tak ada ujungnya

Mungkin hanya mati yang memisah

Mungkin hanya mati yang memisah

(tak pernah kusangka selama ini)

(yang selalu menghidupkan aku)

mungkin hanya mati yang memisah

..

Vander menghela nafasnya, setelah selesai menyanyikan lagu itu. Dia tersenyum melihat wajah polos Liliana yang tertidur.

"Cantik sekali pacar aku..." ucapnya lalu berbaring ditempat tidurnya, Tak lama dia menyusul Lili kedalam mimpi. sengaja Vander tak mematikan video call itu, agar dipagi hari wajah Lili yang pertama ditatapnya. Bucin sekali.

Romantis sekali memang cinta mereka, Lagu "Tak ada ujungnya" seakan mewakili isi hati Vander. Karena selama ini tak pernah ada satupun wanita yang bisa memporak-porandakan hatinya. Cinta mati sekali dia pada perempuan itu.

Judul lagu "Tak ada ujungnya" Yang dinyanyikan oleh Rony Parulian. Menggambarkan emosional seseorang yang menemukan cinta sejati setelah sekian lama merasakan ketidak percayaan pada perasaan tersebut. Dalam liriknya ia menumpahkan kerinduan dan harapan untuk cinta yang tulus, yang mampu memberikan energi baru dalam hidupnya.

Nampak ringan dan sederhana. Lagu tak ada ujungnya merupakan lirik yang mengekspresikan perasaan bimbang dan keraguan pada awalnya, berubah menjadi rasa syukur akan kehadiran cinta yang berhasil mengubah segalanya.

Kediaman keluarga Bagaskara

Pagi harinya, Benar saja sesuai dugaan nya Vander terbangun lebih dulu, dilihatnya henphone itu ternyata sudah lowbat. Salah dia sendiri sih, udah tau baterai nya tinggal 30% masih aja dibuat vc semalaman.

Tak mau ambil pusing dia segera bebersih, lalu turun kebawah dengan baju training nya. Sudah menjadi kebiasaan nya dihari libur, jika ada waktu luang maka dia akan menyempatkan diri lari pagi disekitaran komplek.

"Siap lari pagi Van?" tanya Alexander yang kebetulan sudah siap juga dengan pakaian training nya

"Siap dong..."

"Oke let's go."

Akhirnya Kaka beradik itu pergi dengan semangat empat lima. Nyonya Cecilia yang kebetulan sudah turun dengan rapi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua putranya.

"Sayang sudah siap kan? Kalau sudah kita pergi sekarang, karena waktunya sudah mepet." Kata Tuan farel yang sudah siap dengan jas yang melekat ditubuhnya.

Cecilia mengangguk sembari tersenyum.

"Sudah mas, yok kita pergi sekarang."!! Sahutnya lalu menggandeng tangan farel dengan mesra menuju mobil.

Satu contoh pasangan paling so sweet, Ya seperti nyonya Cecilia dengan Tuan farel. kemana-mana selalu gandengan, memanggil pasangan dengan panggilan sayang, mengajak istri healing untuk sekedar melepas penat, kalau makan selalu sepiring berdua, saling terbuka satu sama lain Dan masih banyak lagi deh.

Jangan lupa vote komen dan share ya

tinggalkan jejaknya, Agar author lebih semangat ngupdate nya

Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!