(3). Ancaman

Happy reading

Satu jam kemudian Alexander dan adiknya kembali kerumah.

"Jadi benar semuanya ulah si Kevin gila itu?" tanya Vander diseberang telepon

"Benar boss! Bahkan dari penyelidikan yang kami temui dia akan mengganti target sasarannya."

"Apa maksudmu?"

"Itu tuan, Kevin sudah mengetahui apa kelemahan anda, Dan akan memanfaatkan itu untuk memudahkan rencananya."

"Sial, Aku tak akan membiarkan dia menyentuh milikku sedikitpun." Gumamnya mengepalkan tangannya.

Anak buahnya itu ingin memberitahu kalau Incaran Kevin jatuh pada kekasih Vander, setelah sekian lama mencari tahu, akhirnya dia bisa mengetahui kelemahan lawannya itu

"Perketat keamanan, jangan biarkan dia sedikitpun menyentuh Liliana."!!

"Baik tuan, kami laksanakan."

Setelah mendapat titah dari sang tuan, mereka segera diskusi lalu berpencar sesuai arahan yang telah ditentukan.

Dukk

"Kenapa Lo, sok sibuk banget?" tanya Alexander lalu duduk disamping adiknya

"Emangnya elo, belum punya pacar aja udah sibuk banget."

"Biarin, namanya juga demi masa depan."

Vander memutar bola matanya jengah, tidak berniat untuk menyahut perkataan kakanya.

"Udahlah gue mau mandi dulu." Ucap Vander lalu berjalan menuju kamarnya. Alexander berdehem membalas perkataan adiknya, tangannya sibuk henphone.

••••••••••

Dikediaman keluarga Kusuma

Sedangkan Lili sibuk dengan pekerjaan rumah, mulai dari membersihkan pekarangan belakang, memasak, belanja keperluan rumah bersama pengasuhnya. Kebetulan sekali ketua pelayan sedang pulang kampung, jadi Liliana sendiri yang ikut membantu bibinya.

Dan semua itu tak lepas dari pantauan sang adik, Arthur. Dia yang baru pulang berolahraga, berjalan mendekati kakanya yang sibuk mencuci piring.

"Eh kamu dah pulang dek?" Tanya Liliana saat melihat adiknya membuka kulkas lalu mengambil minuman kesukaannya.

sedangkan Arthur setelah meletakkan minuman itu diatas meja, Dia bukannya membalas perkataan kakanya, dia beringsut mendekati Liliana yang sedang sibuk mencuci piring. Diusapnya dahi Lili yang basah oleh keringat. Tentu saja itu menghentikan pergerakan tangan Liliana.

"Kakak keringetan..., nggak capek Kaka dari tadi kerja terus."Jelas Arthur saat melihat keterkejutan kakanya.

"Hehe...Kaka udah terbiasa, jadi nggak capek." Balas Liliana menyunggingkan senyum manisnya.

"Arthur bantuin ya kak."

"Eh nggak usah dek, ini tinggal sedikit kok! Lagian nanti mama marah Lo lihat kamu bantuin kakak." Jelas Liliana sambil matanya sesekali melihat kepintu dapur.

Namun Arthur tak memperdulikannya, tangannya dengan cekatan menyusun piring yang baru dibilas kakaknya, Liliana pasrah saja.

Setelah selesai dengan kegiatan nyuci piring nya, Liliana lanjut menyapu halaman belakang rumah, karena lama tak merawat bunganya dia lanjut menatanya dengan rapi agar Indah saat dipandang. Sedangkan Arthur pamit pergi ke rumah temannya, setelah dia membantu Liliana mencuci piring. Dan Liliana hanya berpesan untuk tidak mengebut dijalanan.

Liliana segera masuk kedalam kamarnya, setelah selesai menata bunganya kembali.

"Hah.. akhirnya selesai juga, letih, lesu, resah, gelisah! Aaaah pengen es krim." Gerutu Liliana sembari bersandar dipinggiran kasur, tangannya sibuk mengotak-atik henphone.

Tningg...

WA√ (Datang ketempat ini, jika ingin adik Lo selamat)

Setelah membaca pesan tersebut, Liliana segera beringsut dari tempat tidur, perasaannya tak karuan. Melihat ada nomor baru yang mengancamnya.

Dia buru-buru mengganti baju, lalu berlari menuju kamar adiknya. Kosong itu hal pertama yang ia lihat dikamar Arthur

Dipertengahan tangga, Bibi yang biasa membersihkan kamar Arthur, mengatakan jika Arthur barusan pergi bersama temannya.

Liliana segera berlari keluar rumah, tak lupa dia mengabari Vander, pacarnya. Karena mereka memiliki prinsip jika ada masalah/ problem, tidak ada satupun hal yang harus ditutupi dari mereka berdua.

••••

Sesampainya di alamat yang dikirimkan. Liliana celingak-celinguk mengamati sekeliling, tak heran karena disitu hanya ada gedung yang terbengkalai.

"Ini benar ni! Masa lokasinya disini sih?" tanyanya pada diri sendiri

WA√ (Masuk kedalam gedung bagian barat, jika ingin bertemu adikmu)

Liliana membaca pesan tersebut, lalu meng klik pesan terakhir berupa video. Disana nampak Arthur yang diikat disalah satu kursi, wajahnya terdapat banyak memar.

WA√ (Jangan sentuh adikku, aku akan masuk sekarang juga)

Liliana segera berlari menuju gedung bagian barat, yang ada difikiran nya sekarang hanya keselamatan sang adik.

Deg

Hati Liliana teriris melihat kondisi Arthur. Dia mendekat dengan hati-hati lalu terduduk didepan sang adik.

"Kak ngapain kesini? mereka itu orang jahat kak." Ucap Arthur terkejut melihat Liliana didepannya.

"Udah kamu tenang aja, kakak akan bantu kamu keluar dari sini."!! Sahut Liliana dengan pelan membuka ikatan tali ditubuh adiknya.

Selagi orang-orang itu tak nampak disekitarnya, Liliana mengambil kesempatan itu untuk menyelamatkan adiknya. Namun lili salah besar, karena mereka sedang pantauan cctv.

"Wah anda hebat sekali nona, sudah siap dengan tantangan rupanya..." Ucap salah satu pria dengan topengnya.

Liliana membalikkan tubuhnya, dia menarik Arthur kebelakang, Jangan kira dia takut dengan pria itu.

"Ya... Aku selalu siap dengan tantangan itu." Kata Liliana sembari mengangkat dagunya agak Tinggi.

Pria yang didepan nya menyerigai, dia semakin mendekat kearah lili.

"Nona cantik....kau sangat menantang rupanya." Tanyanya dengan usil mencolek dagu Liliana. Tentu saja itu memantik Amarah lili berkobar, dia tidak suka dengan cara pria itu yang murahan.

"Jaga tangan anda tuan! Karena saya tidak suka disentuh sembarang orang seperti anda. Jangan jadi pengecut, untuk mendapatkan sesuatu yang anda inginkan."!!

Tentu saja pria bertopeng itu menggertakkan giginya, dia tidak suka dibilang pengecut.

"Aku suka dengan perangaimu." Ucapnya lalu memegang tangan Liliana dengan lancang.

Bug

Liliana tak tinggal diam, dia menyuruh Arthur menjauh lalu menendang pria itu hingga tersungkur.

Anak buah pria itu segera menyerbu Liliana, 10 lawan 1. Tentu saja itu hal yang mudah baginya, walaupun ilmu bela diri nya tak seberapa.

bugh

Tak

Bug

Krekkk

Liliana dengan semangat melumpuhkan lawannya. Hingga kesepuluh orang itu tumbang tak tersisa, rupanya pria bertopeng itu sudah siap dengan ancang-ancangnya.

"Awas kak lili..." teriak Arthur dari sudut ruangan itu. Namun terlambat saat ingin membalikkan tubuhnya Dan

Bugh

Balok kayu mengenai kepala bagian belakang Lili, Dia mendesis kesakitan, matanya buram dan terjatuh hingga kepalanya sekali lagi terbentur bagian ujung meja yang runcing.

Brakk

Bertepatan dengan itu Vander masuk dengan anak buahnya, matanya menatam melihat kondisi Liliana yang memprihatinkan. Anak buah nya segera mengeksekusi pria bertopeng itu bersama anak buahnya.

"Sayang...Li, bangun Li! Hei..Maafkan aku sayang, terlambat membantumu." Lirihnya sembari terisak, dia segera menggendong Liliana kedalam mobil tak lupa dengan Arthur yang sudah tak sadarkan diri.

Sesampainya dirumah sakit, sepasang kakak beradik itu segera ditangani dokter. Vander tak henti-hentinya mengumpat, Ini kali pertama dia terlambat menolong kekasihnya, dari musuh.

"Maaf tuan... Pasien atas nama Liliana Marcella Kusuma harus segera dioperasi, karena penyumbatan pembuluh darah dibagian kepala belakang." Ucap salah satu dokter wanita saat selesai memeriksa pasien nya.

"Lakukan yang terbaik dokter, Saya Ingin kekasih Saya kembali sehat seperti sedia kala."

Dokter itu bersama rekan-rekannya segera melakukan tugas mereka. Vander tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri, jika saja dia tidak terlambat maka semuanya pasti baik-baik saja. Disampingnya nyonya Cecilia berusaha menguatkan sang putra.

"Perbanyak berdoa nak...semuanya pasti baik-baik saja." Ujar nyonya Cecilia Sembari mengusap punggung Lebar Putranya dengan lembut. Bukannya apa, baru kali ini dia melihat sisi lain dari putranya. Mungkin baginya kehadiran Liliana berdampak besar dengan kehidupan Vander.

"Ini salahku ma, andai saja aku bisa lebih cepat sampai.. Pasti semuanya akan baik-baik saja." lirih Vander

Nyonya Cecilia tak menyahut, dia diam saja menguatkan sang putra.

Jangan lupa vote, komen Dan share ya

Jangan lupa tinggalkan jejaknya juga, agar author tambah semangat ngupdate nya

Terimakasih sudah mau mampir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!