Kamar Suite, Palazzo Bianco – Kawasan San Polo, Venezia
Langit malam menggantung tenang di atas jendela besar yang terbuka sebagian. Tirai tipis bergoyang pelan oleh hembusan angin dari Grand Canal yang tak jauh dari sana. Celeste Arsenault menanggalkan mantel hitam yang menutupi gaunnya, meletakkannya di sandaran kursi, lalu menjatuhkan diri ke sofa panjang di tengah kamar. Kilauan kristal di ujung gaunnya masih memantulkan cahaya dari lampu gantung.
Pintu kamar diketuk sekali sebelum Aurelie Fontaine masuk dengan langkah ceroboh, hampir tersandung karpet Persia.
Aurelie Fontaine
Aku membawa teh kamomil… dan—uh—kue almond yang tadi kau abaikan di ballroom.
katanya sambil memegang nampan.
Celeste mengangkat alis, menatap sahabatnya yang masih sibuk menyeimbangkan nampan seperti pemain sirkus.
Celeste Arsenault
Letakkan saja di meja. Duduk. Aku perlu tahu, sejauh mana semua ini aman.
Aurelie menaruh nampan dengan sedikit dentingan, lalu duduk menyilangkan kaki, wajahnya penuh semangat namun tidak sesuai konteks.
Aurelie Fontaine
Identitasmu? Oh! Sudah sangat aman! Kau bahkan bisa menyebut dirimu putri kerajaan pun tidak akan ada yang tahu
Celeste mengerutkan dahi.
Celeste Arsenault
Jelaskan padaku. Apa yang kau lakukan?
Aurelie menggigit bibir bawahnya.
Aurelie Fontaine
Baik. Jadi, awalnya aku mencoba mengikuti prosedur—menghapus jejak digital, mengacaukan catatan sipil, dan seterusnya. Tapi... kupikir akan jauh lebih efisien jika aku minta bantuan pada seseorang yang lebih... berpengalaman.
Celeste menyipitkan mata
Celeste Arsenault
Seseorang?
Aurelie menegakkan tubuh, bangga.
Aurelie Fontaine
Jean. Dia hebat. Sungguh. Dia bisa memalsukan kematian paus pun mungkin sanggup.
Dia... semacam ahli siber. Aku tidak begitu mengenalnya, tapi dia bilang pernah bekerja untuk organisasi... semacam... yayasan rahasia yang peduli privasi individu. Aku pikir itu meyakinkan.
Celeste menghela napas panjang, menutup mata sejenak, lalu membuka matanya perlahan.
Celeste Arsenault
Aurelie, kau meminta orang asing menyentuh identitasku?
Aurelie Fontaine
Bukan orang asing! Kami bahkan sudah bertukar meme!
Celeste menatapnya seperti baru mendengar burung merpati bicara.
Celeste Arsenault
Tuhan, beri aku kesabaran
Aurelie tersenyum tipis, mengangkat bahu.
Aurelie Fontaine
Setidaknya sekarang tak ada yang tahu siapa dirimu. Bahkan aku pun nyaris lupa kalau kau Arsenault.
Celeste berdiri, menatap keluar jendela.
Celeste Arsenault
Aku harap kau benar. Karena bila ada satu celah saja, seluruh tatanan bisa runtuh.
Comments
cahayaaca
aurelie ini polos agak agak keknya
2025-04-19
1
Cahaya 24.03
kerennnn, lucu bgt si aurelie wkwk
2025-04-19
0
LALISA CHIQUITA
UP UP UP UP
2025-04-19
0