Jejak yang Terkubur - [S1] A+ UNIVERSITAS INDONESIA - (END)

Happy Reading

Hujan masih belum berhenti sejak malam itu. Seluruh kampus UI seperti tertutup kabut tipis yang enggan pergi, seolah menyembunyikan sesuatu dari mata dunia. Di gedung RIK (Riset Ilmu Komunikasi), sebuah ruang diskusi kecil menjadi tempat berkumpulnya tim penyelidik rahasia kampus: Jennifer, Samudra, Samuel, Anya, Hana, dan Angkasa. Mereka duduk melingkar, di depan laptop yang menampilkan hasil pindai dokumen dari ruang arsip bawah tanah semalam. Diagram sistem “INTI” terlihat lebih jelas kini. Tiga jalur seleksi—mental, pengaruh, dan pengorbanan—menentukan siapa yang pantas menerima simbol “A+”. Tapi satu nama di ujung daftar membuat semuanya terpaku.

Jennifer Aniston Kim

Kita perlu bicara soal ini.

Samuel Hartanto

Kau yakin namanya itu? Bukan nama samaran?

Anya Pramesti

Ada kode mahasiswa, lengkap. Ini... bukan kebetulan.

Hana Kimura

(pelan) Samudra, itu... nama kakakmu.

Ruangan sunyi. Hanya suara angin dari celah jendela yang menyelinap masuk. Samudra menatap layar lekat-lekat. Wajahnya berubah—bukan kaget, tapi seperti sedang menahan sesuatu yang sudah lama dipendam. Nama itu terpampang jelas: “REN/12/CRIM — Rendra Adityasatya” Status: GAGAL. DIHAPUS.

Samudra Atmaja

Itu… bukan kakakku.

Angkasa Atmaja

Tapi kode itu cocok. Angkatan 2012. Kriminologi. Dan… ada nama belakangmu.

Jennifer Aniston Kim

Samudra, kita butuh tahu. Siapa dia?

Samudra menunduk, menarik napas panjang. Tangannya mengepal di atas meja. Hana menatapnya, menunggu dengan tenang.

Samudra Atmaja

Dia... memang kakakku. Tapi aku bilang dia ‘bukan’ karena aku pengen percaya dia udah mati biasa.

Semua terdiam. Hanya suara rintik hujan yang mengisi kekosongan.

Samudra Atmaja

Rendra hilang waktu aku kelas 1 SMA. Katanya kecelakaan motor di luar kampus. Tapi aku tahu ada yang janggal. Dia orang yang teliti, nggak mungkin keluar malam tanpa alasan. Waktu itu, polisi bilang dia tabrakan tunggal. Tapi helm-nya hilang. Dompetnya juga. Aku sempat cari ke kampus, ke fakultas. Semua orang bungkam.

Anya Pramesti

Berarti dia bukan kecelakaan. Dia korban dari sistem ini.

Samuel Hartanto

Dan status ‘dihapus’ itu... bisa berarti dia tidak lulus tes ‘INTI’.

Jennifer membuka halaman lain dari file pindai. Ada catatan tangan di sudut dokumen. Tulisan kecil dengan tinta merah: > “Subjek REN/12/CRIM menunjukkan penolakan ekstrem terhadap tahapan loyalitas. Solusi: penghilangan diam-diam.”

Hana Kimura

(terdengar gemetar) Mereka... sengaja membungkam orang yang menolak bergabung?

Angkasa Atmaja

Ini bukan sekadar organisasi. Ini seperti... seleksi sosial berlapis. Kalau kau menolak, kau dianggap musuh.

Jennifer Aniston Kim

Dan Rendra mungkin orang pertama yang berani melawan. Tapi sekarang... kita punya bukti.

Samudra berdiri perlahan. Matanya tak lagi menyiratkan kesedihan, tapi api yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Samudra Atmaja

Kakakku mungkin nggak sempat mengungkap ini. Tapi kita bisa. Kita harus.

Anya Pramesti

Kita nggak bisa lakukan ini sendiri. Kalau benar jaringan mereka sebesar ini... kita butuh sekutu.

Samuel Hartanto

Dr. Sofia?

Jennifer Aniston Kim

Mungkin bukan hanya dia. Kita juga harus cari alumni yang pernah terlibat. Mereka yang keluar sebelum ‘dihapus’.

Sebelum mereka sempat berdiskusi lebih jauh, ponsel Jennifer bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. > “Jangan ungkit masa lalu yang sudah mati.” “A+ hanya untuk yang hidup.” Pesan itu diikuti satu gambar: foto mereka berenam... dari belakang. Diambil dari kejauhan, saat mereka berjalan keluar dari ruang arsip semalam.

Jennifer menatap wajah-wajah teman-temannya. Waktu mereka tidak banyak. Musuh tahu mereka sedang menggali. Dan mereka baru saja membuka luka lama yang belum benar-benar tertutup. --- BERSAMBUNG