"Ayah Hafiz menunduk malu. Anaknya sudah ia marahi habis-habisan tadi. Bagaimana tidak? Anaknya yang satu ini melakukan kesalahan besar pada anak dari salah satu teman dekatnya. Mau bicara apa juga tak tau.
Entah harus senang atau sedih. Memang Ayah Hafiz ini sudah mengincar Adhya untuk jadi mantunya. Tapi, melihat kelakuan anaknya yang astaghfirullah membuat ayah hafiz mengurungkan niatnya.Terlalu baik Adhya untuk Laka.
Tapi jalan seolah terbuka sekarang untuk menyatukan mereka berdua.
Loh, yang tadi mau dijodohin sama Laka gimana?
Yaa, Ayah Hafiz membatalkannya.
Setelah penolakan dari Adhya, yang pastinya tertolak oleh keputusan Papa Desta akhirnya, keputusan menikah yang didapat. Sementara Laka diam saja nggak tau harus gimana?
"Mama gk setuju, pa!" Mama Vina yang tetep protes.
"Gak bisa ma, keputusan sudah diambil," ucap Papa Desta tak terbantahkan.
"Adhya ini dosen lo pa, pinter, rajin. Mau disandingin sama orang modelan begini yang bahkan gak mau kerja?!". Mama Vima menggebu-gebu
"Laka akan kerja mulai besok". Ayah Hafiz menjawab.
Yah, Laka memang sebandel itu. Pulang dari London bukan malah makin rajin malah jadi pemalas. Kerjaannya pacaraaaan mulu, hadeeeh.padahal Ayah Hafiz punya hotel, punya mall juga. Lapangan kerja sudah ada didepan mata , namun semangat tak kunjung ada.
"Dengar,kan ma? Jadi Adhya akan tetap menikah dengan Laka,"ujar Papa Desta.
Mama Vina masih prengat prengut. Tapi Papa Desta masih kekeh. Jadi, yah... Mama Vina terpaksa setuju.
"Saya minta akad nikahnya dilaksanakan segera," pinta Papa Desta.
"Baiklah, bagaimana kalau dua minggu lagi dari hari ini?" Usul ayah Hafiz.
Setelahnya, semua setuju tanpa banyak drama. Justru Adhya merasa........
semudah ini mereka setuju?
"Adhya mau ngomong sama Laka," Adhya membuka suara. Sempat membuat Laka terkejut.
Papa desta mengangguk tanda men-iyakan.
Lalu Adhya berdiri membimbing Laka untuk mengikutinya. Hingga mereka sampai di teras belakang rumah yang menghadap ke kebun sayur. Mama Vina memang hobi berkebun.
"Kenapa nggak nolak? Kenapa diem aja? Jawab!!!"Ucap Adhya. Matanya berkaca-kaca, seperti akan menangis tapi ditahan. Matanya saja masih merah.
"Ntar gue dikira cowok brengsek."jawab Laka.
"Emang lo nggak brengsek!?"
"Buktinya gue mau tanggung jawab,"
"Ooh...., jadi lo udah siap jadi imam? Sholat lo gimana?udah rajin belum? Bisa ngimami nggak? Udah bisa jamin nafkah? Katanya lo baru mau BELAJAR KERJA?"
"Urusannya sama elo apa?"
"Lo bakal jadi imam gue dodol! Gak mikir lo ,ya? Gue maunya imam yang bertanggung jawab, yang bisa membimbing , bukan kayak elo yang masih butuh bimbingan begini!" waah, kalau Adhya udah mengumpat begini berarti emang udah bener-bener emosi dia. Sungguh demi apapun Adhya tidak mau menikah dengan Laka.
"Eh, bocah! Spek idaman gue juga bukan ukhti yali-yali kayak elo. Gue maunya cewek cantik yang seksi," Timpal Laka.
"Gue calon penghuni surga," Adhya membalas.
"Gue juga,"
"Elo lebih rendah dari gue,"
"Tau apa lo soal surga? Udah pernah mati?"
Kali ini Adhya diam. Laka benar.
"Surga yang nentuin Allah, bukan elo," lanjutnya.
Adhya makin diam. Lalu Laka meninggalkannya sendiri dan masuk ke dalam rumah.
...****************...
"Kak!" Renata baru pulang sore ini setelah mengunjungi neneknya di malang. Mendengar kabar kakaknya yang mendadak akan dinikahkan ia langsung pulang. Tapi ia belum memberitahu kakek neneknya karena perintah sang ayah.Takut mereka terkejut.
Renata memeluk Adhya yang sedang duduk diatas kasur. Adhya membaca novel, namun pikirannya tidak fokus kesana.
"Beneran kakak mau dinikahin? Sama siapa?"
Adhya hanya mengangguk.
"Laka," jawabnya singkat.
Jelas, si Renata gak kenal siapa itu Laka. Laka orang baru, yang kehadirannya mengejutkan semuanya.
"Renata pengen tau," ucap Renata. Mencoba mencari sosmednya. Entah fb ,ig, atau apapun.
"Nama lengkapnya siapa kak?"
Adhya menggeleng tidak tau. Pupus sudah harapan Renata untuk mencari tau si calon kakak iparnya itu. Kalau cuma modal nama Laka mah banyak, sulit nemuinnya.
"kenapa sih, tuh orang kabur-kaburan dari bapaknya. Mana kaburnya kesini pula," Renata juga terlihat tidak terima dengan pernikahan kakaknya. Entah , ia berfirasat buruk tentang calon kakak iparnya.
Datangnya saja sudah dengan cara seperti itu, tak bisa membayangkan bagaimana kedepannya.
"peluk sini kak," Renata merentangkan tangannya, Adhya menyambutnya. Lalu kembali menangis.
...****************...
"Besok pagi kamu harus siap masuk kerja Laka, gak ada penolakan lagi kali ini," Ayah Hafiz menegaskan pada Laka yang malam ini disidang olehnya di ruang tamu.
Laka memasang wajah santai tapi tidak terkesan menghina.
"Siap Ayah........" ucapnya tanpa beban seolah memang ia akan benar-benar masuk kerja besok pagi. Tapi gak tau yaa ... Biasanya Laka, kan suka iya-iya tapi nggak terlaksana.
"Ayah serius Laka,"
"Laka juga serius, ayah,"
"Bang, ayah serius. Kamu mau jadi suami masak begini terus," Bunda Maya baru datang membawakan kopi untuk Ayah Hafiz
" Siap bun," ucapnya mengecup pipi bundanya.
Laka ini anaknya sayang sekali sama orang tua. Meski kadang terlihat menyebalkan dan hanya main-main. Tapi sayangnya pada ayah bunda bukan main.
"Laka masuk kamar dulu," pamitnya lalu naik ke kamarnya.
Laka mengambil hp-nya.
"Adhya Kadhita Megantari," Laka menggumamkan nama si calon istri. Lalu mulai menerka-nerka sosmednya. Muncul, Lak mulai melihat-lihat postingannya. Ada foto Adhya.
"Cantik juga," gumamnya. Tadi Laka belum sempat mengamati wajah Adhya. Lagipula wajah Adhya tadi basah berlinang air mata. Matanya sembab.
Sedang menikmati indah wajah si calon istri tiba-tiba adeknya yang resek itu nelpon dia.
Tolak.
Bunyi lagi.
Tolak.
Bunyi lagi.
Tolak.
Bunyi lagi.
Sepertinya adeknya ini memang gak akan nyerah ganggu abangnya yang sedang dalam suasana hati yang baik
Jawab.
"Kenapa?!" Tanya Laka ketus.
"Santai woy," gak terima si Zahid.
"Eh, bang. ayah tadi bilang lu mau nikah? Emang bener? Ama siapa? Gk mungkin, kan lu jadi mau dijodohin sama si mata duitan itu. Ntar ayah diporotin lo bang, emang abang mau? Eh, tapi kalau gk sama dia abang mausama siapa? Emang ada cewek baik yang mau nikah sama abang," Zahid nih, omongannya panjang amat ya? Kayak cewek.
Sial!
Laka gak terima sama kalimat terakhir yang dilontarkan Zahid. Laka memutus panggilannya sepihak. Biarin aja si Zahid.
Panggilan masuk. Dari Zahid lagi.
Tolak.
Laka.
Gue blok ni nomer kalo lo masih ngrusuh nelpon gue!
Zahid
Yaah, bang.... Jangan donk.
Laka
Gk usah ganggu!
Zahid
Gue pulang besok sore bang. Jemput di bandara
Laka
hm.
Tuh, kan Laka tuh gampang sayang. Adeknya yang super resek aja, minta jemput langsung di-iya in.
Jadi, si Zahid ini lagi di Sulawesi. Ngapain? Menjelajah peninggalan nusantara yang masih ada. Emang hobinya itu. Mumpung juga lagi liburan semester. Eh, tiba-tiba dapat kabar dari ayah kalau abangnya mau nikah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
2025-04-16
0