Pergi di malam pengantin

 Akhirnya hari yang ditunggu pun telah tiba, yakni dimana Hanum telah melepas masa lajangnya diusia dua puluh tahun, sedangkan Aditama saat ini berusia tiga puluh tahun, sungguh perbedaan usia yang cukup jauh.

  Hanum tampak cantik mengenakan gaun berwarna putih, senada dengan kerudung yang ia kenakan, sedangkan Aditama mengenakan jas berwarna hitam, keduanya terlihat begitu serasi, banyak para tamu undangan yang penasaran akan sosok istri dari Kombes Aditama Putra Pradipta yang mengenakan cadar, ada yang memujinya namun ada juga yang mencibirnya.

  Aditama sendiri yang cukup diidolakan oleh kaum hawa, dan saat tahu dirinya akan menikah, banyak yang patah hati karenanya.

  Acara prosesi ijab kabul pun berjalan dengan lancar dan juga sakral, namun sayangnya tidak ada senyuman kebahagiaan diantara keduanya.

 'Mengapa aku merasa sedih dengan pernikahan ini? Yaa Rabb...tolong lapangkan lah hatiku ini untuk bisa menerima semua takdir darimu!' tangisnya dalam hati.

  Kini para tamu undangan satu persatu mulai naik ke atas pelaminan, mereka mengucapkan selamat atas pernikahan kepada kedua mempelai, dan banyak yang mendoakan agar mereka segera di berikan momongan, mendengar hal itu keduanya malah terlihat kaku dan juga gugup

  Lalu tamu berikutnya adalah Damar, sahabat dekat Aditama.

  "Selamat ya Pak Kombes, akhirnya anda menikah juga, predikat bujang lapuk yang selama ini melekat pada dirimu kini telah musnah!" ujarnya sambil menepuk bahu Aditama.

  "ya..ya..ya, sekarang gelar itu aku serahkan padamu dengan duka cita, selamat menikmati menjadi seorang bujang lapuk!" ejek Tama tidak mau kalah

  Hanum yang mendengar candaan suami dan temannya, ia malah tertawa pelan.

  Tama pun menyadari hal itu, dan ia menatap sinis ke arah istrinya.

'Cih, kenapa rasanya aku tidak suka dengan wanita ini? Sedari dulu aku memang tidak tertarik, kenapa juga Papah mesti menjodohkan aku dengan wanita si buruk rupa ini!' keluhnya dalam hati.

  Setelah acara resepsi pernikahan selesai, kini keduanya sudah berada di dalam kamar Hotel yang sengaja di pesan oleh Pak Cahyo, karena baik orang tuanya Aditama dan juga Hanum, mereka sudah tidak sabar untuk segera menimang cucu dari pasangan pengantin ini.

Hanum sempat termenung karena kakaknya tidak bisa datang akibat adanya konflik di daerah perbatasan Mesir, dan memaksanya untuk tidak bisa datang ke acara pernikahannya, padahal Hanum begitu mengharapkannya.

  " Kyai Zakaria apakah anda senang karena akhirnya kita telah menjadi besan?" tanya Cahyo sambil duduk santai di teras balkon depan kamarnya.

"Sangat senang sekali Pak Cahyo, ini adalah impian kita yang sudah berpuluh tahun lamanya, dan baru hari ini bisa tercapai." jawab Abi Zakaria.

  "Baguslah, anda jangan buru-buru balik ke kampung ya, aku ingin mengajak dirimu dan juga istrimu jalan-jalan, pokoknya kau jangan menolak keinginanku!" pintanya sedikit memaksa.

  "Baiklah Pak Cahyo, kali ini aku akan mengabulkan permintaanmu, mumpung aku dan istriku masih berada disini." jawabnya sambil menyeruput kopi hitam miliknya.

  Sedangkan di dalam kamar pengantin, hanya ada sepasang suami istri yang masing-masing keduanya merasa sangat asing.

  Hanum sedari tadi hanya duduk termenung sambil menatap ke arah jendela kamar yang menjulang begitu luasnya, sehingga pemandangan gedung pencakar langit yang di hiasi oleh lampu terlihat begitu indah.

  Sedangkan Aditama malah sibuk dengan benda pipihnya, ia pun enggan untuk menegur sang istri.

  Saat Hanum membuka cadar serta kerudungnya, lalu ia mencoba melintas di depan suaminya yang masih fokus duduk di atas ranjang tempat tidur sambil memainkan benda pipih miliknya, Tama pun sempat gagal fokus karena menurutnya ada sesuatu yang berbeda dari istrinya ketika ia melirik sebentar ke arah istrinya.

  Saat Hanum masuk ke dalam kamar mandi, Tama kemudian menoleh ke arah Hanum lalu menatapnya dengan lekat, ia hanya bisa melihat punggung istrinya dengan rambut yang tergerai.

  'Cih, kenapa juga aku menjadi penasaran akan tampang dari wanita itu? Aish...kenapa malah jadi begini!' gerutunya dalam hati

  Selama Hanum di dalam kamar mandi, rupanya Tama sedang asik mengetik pesan untuk seseorang.

  Hanum yang berada di dalam kamar mandi saat ini, ia merasa sangat gugup, seluruh tubuhnya gemetar hebat.

  "Kenapa aku bisa gugup begini? Padahal jelas-jelas Suamiku tidak tertarik samasekali padaku, bahkan untuk menoleh melihat wajahku saja rasanya ia begitu enggan? Mungkin ia pikir jika aku masih sama seperti dulu, wanita si buruk rupa!" kali ini Hanum terus saja mengoceh pada dirinya sendiri di depan pantulan cermin, lalu ia mencoba membasuh wajahnya dengan keran air di atas wastafel.

  Setelah itu Hanum memutuskan untuk mandi dengan air hangat karena badannya terasa begitu lengket.

  Saat Hanum keluar dari dalam kamar mandi, dan handuk kecil masih melilit di atas kepalanya untuk menutupi rambutnya yang masih basah, ia kembali menatap wajah suaminya yang tetap fokus dengan benda pipihnya.

  'Ya ampun Mas, sedari tadi kau masih saja anteng dengan ponselmu itu, sampai-sampai kehadiranku kau abaikan seperti ini! Sabar Hanum, ini adalah ujian.' keluhnya dalam hati.

  Kemudian tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hanum, tiba-tiba saja Tama beranjak dari atas tempat tidurnya, kemudian ia mencoba untuk membuka handel pintu kamar.

  "M mas Tama mau kemana?" tegur Hanum sambil menatap nanar ke arah Suaminya.

  Dengan arah pandangan fokus ke arah depan pintu kamar, akhirnya Tama pun menjawab pertanyaan dari sang istri.

  "Bukan urusanmu, yang jelas aku merasa sumpek berada di dalam kamar ini, tidurlah dan jangan menunggu kepulanganku!" jawabnya dengan sikapnya yang dingin, sekilas ia mencoba melirik ke arah istrinya yang sedang diam mematung di samping ranjang tempat tidur, dan setelah itu Tama bergegas pergi begitu saja dan menutup pelan pintu kamar.

  Entah kenapa Hanum merasa tidak nyaman akan situasinya malam ini, baginya sikap suaminya di malam pengantin cukup membuatnya kecewa, padahal Hanum hanya ingin bisa lebih tahu banyak tentang suaminya, ia berniat ingin mengobrol dengan Tama, namun pada kenyataannya Tama seolah menghindarinya.

  Sambil berjalan cepat, rupanya Tama pergi menuju suatu tempat, yakni kolam renang di dalam Hotel.

  Tama mencoba mengitari sekitar area kolam renang yang sudah terlihat sepi dan tak ada satupun pengunjung di dalamnya.

  "Mas Tama, aku kangen!" ucap seorang wanita yang tiba-tiba saja memeluk Tama dari arah belakang. sontak Tama pun tersenyum lebar, ia tahu siapa wanita yang saat ini berada di dekatnya, kemudian ia berusaha membalikan tubuhnya.

  "Bella..!" ucapnya sambil menatap lekat wajah wanita tersebut.

  "Kau jahat, kenapa kamu malah menikah dengan wanita itu!" keluhnya sambil memukul dadanya yang bidang.

  "Maafkan aku Bella, aku kan pernah menjelaskan semuanya padamu, jika apa yang aku lakukan ini demi bisa menutupi hubungan kita, dan kau tidak usah takut, meskipun aku sudah menikahi wanita itu, aku tetap akan menepati janjiku padamu, kau akan aku nikahi minggu depan, tapi menikah secara siri!" jawabnya cukup khawatir akan jawaban dari sang kekasih hati.

  "Aku tidak peduli akan hal itu, mau menikah dengan cara seperti apa, asalkan kau selalu berada di sisiku, itu sudah lebih dari cukup, Mas! Aku sangat mencintaimu." jawab Bella dengan wajahnya yang sudah merona

  "Aku pun sangat mencintaimu Bella, sebaiknya kita pergi dari sini, aku takut ada orang lain yang memergoki kita saat ini, dan aku tidak ingin sampai hal itu terjadi." ajaknya sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

  Bella pun mengangguk cepat, tadinya sempat khawatir jika Tama akan melakukan malam pertama dengan istri sahnya, namun pada kenyataanya ia telah berhasil membawanya pergi.

  'Siapapun tidak akan pernah aku biarkan kau dimiliki oleh wanita lain, kau hanyalah milikku seorang.' ujarnya dalam hati.

Bersambung...

⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

di awal kisah Hanum sedih bgt.. semoga Hanum terus kuat utk mempertahankan atau menggugat cerai suaminya

2025-04-10

2

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

astagfirullah pa kombes kamu itu seorang aparat tapi kelakuan kamu itu sangat mengecewakan

2025-04-09

1

Nar Sih

Nar Sih

lanjutt kakk ,awal derita hanum sdh di mulai ,sabar ya hanum

2025-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Dijodohkan
2 Melamar Hanum
3 Pergi di malam pengantin
4 Sikapmu sangat menyebalkan
5 Menghadiri acara ulang tahun
6 Tinggal di Rumah mertua
7 Di tinggal tugas
8 Penghianatan
9 Kau telah menggetarkan hatiku
10 Merasa bersalah
11 Hanum dan Bella bertemu
12 Bisa di kondisikan
13 Makan siang bersama
14 Sepak terjang seorang Aditama
15 Terbongkarnya kebusukan Aditama
16 Misi yang menyakitkan
17 Menjemput Hanum
18 Maafkan aku, Hanum
19 Skak mat
20 Tama Cemburu
21 Mengakhirinya part 1
22 Mengakhirinya part 2
23 Pengakuan Tama
24 Pindah ke rumah baru
25 Memaafkan
26 Hanum yang malang
27 Mencari pelaku
28 Masalalu Komjen pol Cahyo Pradipta
29 Menjenguk Hanum
30 Diajak liburan
31 Memilikimu seutuhnya
32 Bukit pelangi
33 Paket Misterius
34 Berkata jujur
35 Melakukan penyelidikan
36 Akhirnya ketahuan
37 Meringkus pelaku part 1
38 Meringkus pelaku part 2
39 Kenyataan pahit
40 Hari pembalasan part 1
41 Hari pembalasan Part 2
42 Hari pembalasan part 3
43 Selamat tinggal Mas Tama
44 Kemana aku harus mencarimu, Hanum
45 Bella yang malang
46 Hanum Hamil
47 Resmi bercerai
48 Rencana Faiz
49 Kehidupan baru di kota Palembang
50 Memori pindang ikan patin
51 pertemuan yang tidak terduga
52 Diundang makan malam
53 Usaha Maya meluluhkan Tama
54 Saling merindu
55 Percayalah padaku, Hanum
56 Hanum sakit
57 Membawa Hanum ke Rumah Sakit
58 Tama kembali di uji
59 Akhirnya Faiz tahu
60 Permintaan Faiz
61 Usaha Tama yang gigih
62 Berkata yang sejujurnya
63 Makan malam bersama keluarga Yuda
64 Bertemunya Tama dan Yuda
65 Pagi yang merepotkan
66 simbiosis mutualisme
67 Menyelidiki kasus
68 Makan malam bersama
69 Dikeroyok
70 Menginap di rumah Nenek
71 Menerima kenyataan pahit
72 Rencana nekat Tama
73 Apakah aku harus menyerah?
74 Bertemu dengan Papah
75 Dukungan dari Abi Zakaria
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Dijodohkan
2
Melamar Hanum
3
Pergi di malam pengantin
4
Sikapmu sangat menyebalkan
5
Menghadiri acara ulang tahun
6
Tinggal di Rumah mertua
7
Di tinggal tugas
8
Penghianatan
9
Kau telah menggetarkan hatiku
10
Merasa bersalah
11
Hanum dan Bella bertemu
12
Bisa di kondisikan
13
Makan siang bersama
14
Sepak terjang seorang Aditama
15
Terbongkarnya kebusukan Aditama
16
Misi yang menyakitkan
17
Menjemput Hanum
18
Maafkan aku, Hanum
19
Skak mat
20
Tama Cemburu
21
Mengakhirinya part 1
22
Mengakhirinya part 2
23
Pengakuan Tama
24
Pindah ke rumah baru
25
Memaafkan
26
Hanum yang malang
27
Mencari pelaku
28
Masalalu Komjen pol Cahyo Pradipta
29
Menjenguk Hanum
30
Diajak liburan
31
Memilikimu seutuhnya
32
Bukit pelangi
33
Paket Misterius
34
Berkata jujur
35
Melakukan penyelidikan
36
Akhirnya ketahuan
37
Meringkus pelaku part 1
38
Meringkus pelaku part 2
39
Kenyataan pahit
40
Hari pembalasan part 1
41
Hari pembalasan Part 2
42
Hari pembalasan part 3
43
Selamat tinggal Mas Tama
44
Kemana aku harus mencarimu, Hanum
45
Bella yang malang
46
Hanum Hamil
47
Resmi bercerai
48
Rencana Faiz
49
Kehidupan baru di kota Palembang
50
Memori pindang ikan patin
51
pertemuan yang tidak terduga
52
Diundang makan malam
53
Usaha Maya meluluhkan Tama
54
Saling merindu
55
Percayalah padaku, Hanum
56
Hanum sakit
57
Membawa Hanum ke Rumah Sakit
58
Tama kembali di uji
59
Akhirnya Faiz tahu
60
Permintaan Faiz
61
Usaha Tama yang gigih
62
Berkata yang sejujurnya
63
Makan malam bersama keluarga Yuda
64
Bertemunya Tama dan Yuda
65
Pagi yang merepotkan
66
simbiosis mutualisme
67
Menyelidiki kasus
68
Makan malam bersama
69
Dikeroyok
70
Menginap di rumah Nenek
71
Menerima kenyataan pahit
72
Rencana nekat Tama
73
Apakah aku harus menyerah?
74
Bertemu dengan Papah
75
Dukungan dari Abi Zakaria

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!