Lisa menatap suaminya dengan tatapan penuh tanya,entah kenapa sikap pria itu semakin banyak perubahan,dia semakin memperlihatkan sikapnya yang lebih menyangi keluarganya dari pada istri dan anaknya.
"Jadi maksudmu mas,cuma ibumu yang lelah membesarkan kamu,ibuku tidak capek membesarkan aku sampai besar seperti ini?"
"Itu lain dek,lagian ibumu cuma menyekolahkan kamu sampai SMA,sementara ibuku menyekolahkan aku sampai sarjana." Jawab Antoni tidak mau kalah membuat Lisa semakin tidak percaya dengan jawaban dari suaminya itu.
" Sudahlah mas aku tidak mau berdebat lagi,aku hanya mau bilang mulai saat ini uang belanja kamu yang bayar dan semua kebutuhan rumah ini termasuk listrik,air,dan kebutuhan rumah aku hanya cukup memikirkan kebutuhan Celin." Ucap Lisa lalu dia segera keluar dari kamar meninggalkan suaminya.
" Lisa,tunggu lisa kamu ini kenapa sih?" Antoni menarik tangan Lisa,tapi lisa langsung menepisnya dan pergi ke dapur mengabaikan suaminya yang semakin tidak tau diri.
" Aku mau lihat mas,bagaimana kamu menanggung semua kebutuhan rumah ini,aku mau lihat bagaimana kamu bersikap sombong lagi." Ucap lisa dalam hati.Dia benar-benar kesal dengan suaminya yang dengan teganya memberikan semuanya kepada adik dan ibunya.
Antoni dengan wajah masam pergi ke sofa,dia kesal sekali kepada lisa yang mulai berani melawannya,dan mulai perhitungan kepadanya.
" Kamu kenapa? Wajahmu masam apa kata istrimu apa dia marah karena kamu tidak memberikan bonus mu untuknya?" Tanya ibunya sembari mendaratkan bokongnya di atas sofa.
" Entahlah bu,wanita itu semakin sering melawanku,entah sejak kapan dia seperti itu." Jawab Antoni.
"Makanya jangan manjakan dia,emang apa sih yang bisa di harapkan darinya sudah miskin belagu lagi lebih baik kamu cari istri lain diluar sana banyak wanita yang mau menerima kamu." Ucap ibunya lagi.
" Ah nga taulah bu,kepalaku pusing kalau sudah begini,lebih baik aku tidur sama Celin." Antoni kembali ke kamarnya lalu merebahkan tubuhnya disamping Celin putrinya.
" Ya sudah terserah kamu,ibu mau pergi arisan dulu." Jawab Ratih ibunya.
Ratih segera pergi ke kamarnya lalu ganti pakaian,tidak lupa memakai semua perhiasannya dan juga baju yang baru dia beli,dia sudah tidak sabar untuk pamer kepada teman-temannya.
" Wah cantik banget bu mau kemana?" Tanya Viona saat ibunya keluar dari kamar dengan penampilan yang mentereng.
"Mau pergi arisan,sekalian mau memamerkan semua perhiasanku ini sama teman arisanku,bagaimana penampilanku hari ini,apa menurutmu sudah cocok jadi istri pejabat?"
"Hahahaha....Ibu bisa aja bercandanya kalau istri pejabat tidak memakai perhiasan yang berlebihan bu,tapi mereka memakai tas,baju dan sepatu branded." Jawab Viona sambil tertawa lepas.
"Alaah...Kalau dikampung kita,orang disebut kaya kalau dia sudah memakai perhiasan yang banyak." Jawab ibunya sedikit kesal karena tidak mendapat pujian dari putrinya.
Saat itu Lisa melewati mereka,Viona dan ibunya saling menatap.
" Kamu tau tidak ada yang iri lo sama ibu karena anak ibu sudah berbakti dia tidak terima anak ibu memberikan uang sama ibu." Ratih sengaja berbicara dengan nada tinggi agar Lisa mendengar ucapannya padahal Lisa sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapannya.
"Bu apa yang terjadi?"Tanya Viona,kepada ibunya.
"Biasalah perempuan tidak tau diri itu marah kepada abang mu karena dia memberikan semua bonusnya sama kita,cuih dasar tidak tau malu." Ratih langsung keluar setelah memaki menantunya,dia terus mengomel sampai dia melewati Lisa yang sedang menyapu halaman tapi sekali lagi lisa tidak peduli sama sekali.
" Dia semakin menjijikan.." Ucap Viona sembari masuk ke dalam rumah.
Ratih memasuki rumah temannya tempat mereka arisan hari ini sontak semua mata menatapnya saat memakai banyak perhiasan,dia memang selalu menjadi pusat perhatian kalau mereka sedang arisan.
" Bu Ratih memang masih juara kalau soal perhiasan ya,lihat yang kuning-kuning semakin banyak menempel dibadannya dengan berbagai motif yang bagus." Ucap salah seoarang wanita.Ratih yang mendengar pujian itu semakin bangga dan bahagia.
"Ahh bisa saja,itu anak saya yang bekerja dikantoran itu yang memberikannya." Jawab Ratih dengan bangganya.Berbagai pujian dia dapatkan hari ini cukup membuatnya puas sekali.
" Bu...Rini,siapa dia cantik sekali?" Tanya Ratih saat melihat seorang wanita cantik datang mengantar kopi untuk mereka.
" Ohh itu anak saya kebetulan hari ini dia off kerja jadi aku menyuruhnya datang kesini." Jawab temannya itu.
"Bekerja? Memangnya anak kamu kerja dimana?" Tanya Ratih lagi penasaran.
"Dia kerja di bank mandiri.Mona salam tante Ratih,dia punya anak yang tampan lo hahaha..." Ucap wanita itu lagi sembari tertawa.
" Mona tante." Ucap Mona sambil menyalami Ratih dan yang lainnya dengan malu-malu.
" Aku tidak menyangka kamu punya anak secantik ini,Mona hari sabtu kita jalan-jalan ya,nongkrong di cafe mau ya." Ratih yang sudah terlanjur menyukai Mona langsung mengajaknya keluar entah apa yang ada dipikiran wanita paruh baya itu.
"Baiklah tante kabari saja Mona siap kok kapan pun tante ajak asal waktunya pas aku libur." Jawab Mona lalu dia segera meninggalkan ruangan itu.
Cukup lama mereka semua mengobrol sampai tidak terasa hari sudah sore dan Ratih buru-buru pamit pulang,dia takut Antoni mencarinya.
"Ibu-ibu aku pulang duluan ya,maklum anak saya akan kecarian kalau sampai tidak melihatku." Ucap Ratih dan pada akhirnya mereka semua berpamitan.
Hari sudah mulai gelap setelah Ratih sampai di rumah tadi dia menyempatkan diri ke super market untuk membeli beberapa kebutuhannya.
" Ibu dari mana saja aku hampir datang menjemput ibu ke rumah bu Rina." Ucap Viona yang sudah menunggu di depan pintu.
" Tadi siang ibu sudah bilang ibu arisan,kamu ini kayak anak kecil saja,ayo masuk ibu mau cerita tapi kita makan malam dulu abang mu dimana?"
"Di ruang tamu sedang menjaga Celin."
"Selalu saja anakku yang disuruh menjaga anak itu,istrinya ngapain saja abang mu juga sangat bodoh mau saja di suruh menjaga anak itu." Sontak Ratih emosi mendengar jawaban Viona,wanita itu selalu tidak terima kalau Antoni disuruh istrinya menjaga anak mereka padahal Lisa sedang sibuk memasak di dapur.
" Toni berapa kali ibu bilang kamu jangan mau disuruh-suruh istrimu,ngapain kamu menjaga anak itu hah....Kamu itu sudah capek kerja seharian kenapa sampai di rumah harus menjaga anak itu lagi?" Bentak Ratih yang sudah masuk ke dalam rumah.
" Memangnya cuma dia yang capek bu,lagian Celin bukan cuma anakku saja,dia juga anaknya mas Toni cucu ibu." Jawab Lisa yang kebetulan mendengar ucapan mertuanya.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments