Bab 3 | Ternak Bebek

Mereka melewati beberapa ruangan, hingga akhirnya tiba di ruang kerja tim ekspor, ruangannya tidak begitu luas, sudah tampak terang dengan pencahayaan alami dari jendela besar.

“Ini ruangan kita, Pak,” ucap Pak Andi penuh semangat. “Dan ini...” Ia berhenti tepat di dekat jendela besar. “Meja kerja Bapak. Tempat paling terang, biar wajah ganteng Bapak bisa kelihatan jelas sama kami.”

Yuto tersenyum, perlahan mendekat. Sejenak, pandangannya menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya tertuju pada meja yang ditunjukkan Pak Andi. Tapi langkahnya terhenti begitu matanya tertuju pada sebuah meja lain yang berada sangat dekat dengan mejanya.

Ia langsung tahu, tanpa perlu bertanya, siapa pemilik meja itu.

Pernak-pernik serba bebek yang menumpuk di atas meja membuatnya tak mungkin salah tebak. Ada keyboard dengan beberapa keypad berwarna kuning, beberapa berbentuk kepala bebek. Gelas warna kuning bergambar bebek, bersebelahan dengan pulpen-pulpen aneh berkepala bebek yang ditaruh dalam tempat pensil bening. Bahkan mouse pad-nya pun gambar bebek.

Ia melihat sebuah kotak makanan berwarna krem tergeletak di atas meja itu. Tutupnya terbuka sedikit, cukup untuk menampakkan isi dalamnya yang berupa beberapa potong bakwan lengkap dengan cabai rawit.

Ia melirik ke arah Fara yang baru saja masuk bersama Imah dan lainnya, lalu kembali menatap meja itu dengan senyum yang belum reda.

“Pak? Kok bengong?” tegur Pak Andi. “Ini meja Bapak, bukan itu. Kalau itu sih meja si Fara. Ternak bebek dia. Jadi jangan heran kalau banyak ternaknya di atas meja.”

Yuto tersenyum kecil sambil mengangguk dan lekas melangkah menuju mejanya. Ia mulai mengeluarkan laptop dari dalam tas, menyalakannya. Satu per satu email dari kantor Tokyo mulai berdatangan.

Di sekelilingnya, anggota tim juga mulai sibuk di meja masing-masing.

Pak Andi berdiri di meja ujung, berbicara di telepon membahas opsi pengiriman dengan agen pelayaran alternatif.

Bu Lia membuka file laporan batch produksi, mulai membandingkannya dengan hasil inspeksi lapangan.

Imah dan Sisi juga melakukan tugas mereka.

Lalu Fara… seperti biasa yang selama ini dia lakukan di sana, sudah menyalakan musik pelan dari earphone-nya, memilih lagu ballad dari EXO, boyband favoritnya, sambil menatap layar monitor dengan alis sedikit berkerut. Tangannya sibuk menyusun urutan storyboard, sementara sticky notes warna kuning menghiasi pinggiran monitornya. Kotak bakwan di atas mejanya belum tersentuh lagi.

Yuto memandangi sekeliling ruangan. Suasana kerja di tim ekspor ini terasa hidup, tapi tidak berisik. Semua bergerak sesuai tugasnya masing-masing.

Ia menarik napas pendek dan mulai mengetik, membalas email dari kantor Tokyo yang menanyakan jadwal kirim batch produk berikutnya, lalu membuka laporan kualitas yang dikirim Bu Lia via Google Drive. Ia menambahkan komentar langsung di file itu, menandai bagian-bagian yang butuh evaluasi lanjutan.

Pintu ruang kerja mereka diketuk seseorang, yang sedetik kemudian seorang wanita paruh baya tampak melangkah masuk, sudah tersenyum lebar kepada Yuto.

“Peluk dulu, dong… tadi pagi Onti nggak sempat ketemu sama Yuto.”

Itu Endah, Tantenya Yuto, istri Yuki si kepala cabang. Endah juga bekerja di sana sebagai Manager Pemasaran.

Yuto bangkit dari duduknya, lekas memeluk Tantenya. Tak hanya sebagai Tante, dulu, sebelum Endah menikah dengan Yuki, Endah adalah sahabat ibunya hingga akhirnya Endah menikah dengan Yuki, adik ibunya.

“Tadi waktu Yuto ke rumah, kata Esha, Onti lagi ke kedai Kek Fuad,” kata Yuto dalam pelukan mereka.

“Iya, tadi Onti beli telur. Soalnya si Esha Onti suruh nggak mau. Om Yuki lagi repot kali ngurus lukisannya, nggak bisa diganggu.” Esha anak Endah dan Yuki. Ada satu lagi anak mereka, namanya Yumi dan saat ini sedang berkuliah di Kyoto bersama Dava, adik Yuto.

Saat Yuto masih melepas rindu dengan Tantenya, diam-diam Fara memperhatikan mereka. Ada rasa iri melihat kedekatan mereka, seakan hal seperti itu adalah hal yang sulit untuk Fara rasakan.

Ia… ingin sekali merasakan itu. Dipeluk seseorang. Tapi, keadaan membuatnya sulit untuk mendapatkan pelukan.

Mengapa sulit? Bukankah dia anak bontot? Orang tuanya juga masih ada. Bukankah anak bontot selalu dimanja?

Tidak. Meski bontot, Fara justru memeluk lukanya sendiri. Dimanja? Yang dimanja malah bukan dirinya, melainkan Shella, kakaknya yang sudah berumah tangga dan kini menetap di Bandung, ikut sang suami.

Fara tersenyum kecut dan kembali fokus pada pekerjaannya. Menelan kekecewaan sudah menjadi santapannya setiap hari. Tapi bukan berarti ia tidak senang melihat momen bahagia orang.

Dia justru merasa senang.

Bahkan ia pernah berpikir, tak masalah jika hanya dirinya yang merasakan kekecewaan seperti ini, karena ia sudah terbiasa dan orang-orang di sekitarnya belum tentu mampu menghadapinya.

Endah melepaskan pelukannya dari Yuto, mengusap lengan keponakannya dengan lembut, lalu matanya melirik cepat ke sekeliling ruangan, hingga pandangannya berhenti pada sosok Fara yang berusaha sibuk di depan layar komputer.

Senyum Endah mengembang. Ia melangkah ringan ke arah meja Fara, tanpa basa-basi menepuk pelan bahu gadis itu.

“Fara, bawa bakwan lagi? Nggak bosan?” tanya Endah.

Fara tersentak kecil, lalu tersenyum malu. “Ganti-ganti sayurnya, Bu...” jawabnya.

“Memangnya kemarin sayurnya apa dan hari ini apa?” Cara Endah bertanya tampak jelas kalau dia gemas kali dengan Fara.

Fara menjawab, “Kemarin kol sama wortel, hari ini jagung saja, Bu…” Lalu dia tertawa kecil, merasa canggung, dan menunduk sedikit.

Endah dan Yuto tertawa pelan, begitu juga semua staf yang ada di sana.

Tanpa bertanya lagi, Endah membuka tas jinjingnya yang dari tadi menggantung di pundak dan mengeluarkan sebungkus risol goreng. “Nih, cobain risol mayo buatan Onti. Itu mayo-nya pakai thousand island, mustard, lada, saus cabe, minyak wijen, sama kecap ikan. Langsung Onti campur sama sosis dan telur yang udah Onti orak-arik.”

Endah cepat-cepat menambahkan. “Onti tahu Fara suka masak, kan? Makanya Onti kasih tahu resepnya. Kalau suka, bisa dicoba di rumah.”

Senyum Fara merekah sambil meraih risol dari tangan Endah, lalu mengatakan, “Makasih, Bu…”

Endah hanya tertawa ringan, melirik Yuto yang kini kembali duduk di kursinya, lalu kembali menatap Fara.

Diam-diam Yuto mencuri pandang ke arah mereka. Tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu yang menghangat di dadanya saat melihat Fara tersenyum kecil kepada Tantenya, dan dia juga merasa senang, melihat bahwa ternyata Fara begitu diperhatikan oleh Tantenya.

Timbul rasa semangat di dalam dirinya. Kini ia sudah bertemu lagi dengan Fara, si Bebek Gendut. Ia penasaran, apa yang akan terjadi padanya dalam beberapa hari ke depan.

.

.

.

.

.

Continued...

.

.

.

Jangan lupa like, komen, dan follow ya kakak...

Terpopuler

Comments

titissusilo

titissusilo

kyk aneh ya biasa nya bontot tuh di manja nya parah

2025-04-08

3

Ayu retonisa

Ayu retonisa

yoto tampanya bakalan bucin sama bebek gemoy /Facepalm//Tongue//Drool//Drool//Drool//Drool/

2025-04-08

3

~ Dyan Ramanda ~

~ Dyan Ramanda ~

bibit bucin dah mulai nampak, titisan dokter nevan, 🤭🤭🤭....

2025-04-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Bos Baru
2 Bab 2 | Tatapannya Berbeda
3 Bab 3 | Ternak Bebek
4 Bab 4 | Mulai Perhatian
5 Bab 5 | Kisah Fara
6 Bab 6 | Sepi
7 Bab 7 | Rindu Dek Fara
8 Bab 8 | Ingin Terus Melihatnya
9 Bab 9 | Pagi yang Manis
10 Bab 10 | Sekarung Makanan Kucing
11 Bab 11 | Modus Yuto
12 Bab 12 | Senang Melihatnya Bahagia
13 Bab 13 | Kepolosan Fara
14 Bab 14 | Berdebar Karena Memikirkannya
15 Bab 15 | Dirangkul Abang Yuto
16 Bab 16 | Ingin Nikah Muda
17 Bab 17 | Modus Yuto
18 Bab 18 | Jus Guava
19 Bab 19 | Pengen Nikah Muda
20 Bab 20 | Dijemput Bang Yuto
21 Bab 21 | Deketin Bapak Mertua
22 Bab 22 | Kata-kata Mendalam Dari Yuto
23 Bab 23 | Bakwan Gosong
24 Bab 24 | Abang Suka Sama Fara
25 Bab 25 | Obrolan yang Mendalam
26 Bab 26 | Papa Fara udah tahu, kok.
27 Bab 27 | Belanja ke Pajak Bersama
28 Bab 28 | Istri
29 Bab 29 | Disepelekan
30 Bab 30 | Ia Juga Terluka
31 Bab 31 | Menemukan Tempat yang Tepat
32 Bab 32 | Restu dari Papa David
33 Bab 33 | Modus Yuto
34 Bab 34 | Karin dipecat
35 Bab 35 | Genggaman Tangan
36 Bab 36 | Kecupan Mendebarkan
37 Bab 37 | Ruka Mengamuk
38 Bab 38 | Kehilangan Kalung
39 Bab 39 | Hancur Berkeping-keping
40 Bab 40 | Sudah Percaya Seutuhnya
41 Bab 41 | Mau Jadi Istri Abang?
42 Bab 42 | Calon Suami
43 Bab 43 | Membrontak
44 Bab 44 | Anggap Abang Berlian
45 Bab 45 | Fara Meledak
46 Bab 46 | Sayang Diam-Diam
47 Bab 47 | Pembahasan Anak
48 Bab 48 | Lamaran
49 Bab 49 | Eka Ciut!
50 Bab 50 | Mulai Luluran
51 Bab 51 | Cobaan Menuju Sah
52 Bab 52 | Sah!
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 | Bos Baru
2
Bab 2 | Tatapannya Berbeda
3
Bab 3 | Ternak Bebek
4
Bab 4 | Mulai Perhatian
5
Bab 5 | Kisah Fara
6
Bab 6 | Sepi
7
Bab 7 | Rindu Dek Fara
8
Bab 8 | Ingin Terus Melihatnya
9
Bab 9 | Pagi yang Manis
10
Bab 10 | Sekarung Makanan Kucing
11
Bab 11 | Modus Yuto
12
Bab 12 | Senang Melihatnya Bahagia
13
Bab 13 | Kepolosan Fara
14
Bab 14 | Berdebar Karena Memikirkannya
15
Bab 15 | Dirangkul Abang Yuto
16
Bab 16 | Ingin Nikah Muda
17
Bab 17 | Modus Yuto
18
Bab 18 | Jus Guava
19
Bab 19 | Pengen Nikah Muda
20
Bab 20 | Dijemput Bang Yuto
21
Bab 21 | Deketin Bapak Mertua
22
Bab 22 | Kata-kata Mendalam Dari Yuto
23
Bab 23 | Bakwan Gosong
24
Bab 24 | Abang Suka Sama Fara
25
Bab 25 | Obrolan yang Mendalam
26
Bab 26 | Papa Fara udah tahu, kok.
27
Bab 27 | Belanja ke Pajak Bersama
28
Bab 28 | Istri
29
Bab 29 | Disepelekan
30
Bab 30 | Ia Juga Terluka
31
Bab 31 | Menemukan Tempat yang Tepat
32
Bab 32 | Restu dari Papa David
33
Bab 33 | Modus Yuto
34
Bab 34 | Karin dipecat
35
Bab 35 | Genggaman Tangan
36
Bab 36 | Kecupan Mendebarkan
37
Bab 37 | Ruka Mengamuk
38
Bab 38 | Kehilangan Kalung
39
Bab 39 | Hancur Berkeping-keping
40
Bab 40 | Sudah Percaya Seutuhnya
41
Bab 41 | Mau Jadi Istri Abang?
42
Bab 42 | Calon Suami
43
Bab 43 | Membrontak
44
Bab 44 | Anggap Abang Berlian
45
Bab 45 | Fara Meledak
46
Bab 46 | Sayang Diam-Diam
47
Bab 47 | Pembahasan Anak
48
Bab 48 | Lamaran
49
Bab 49 | Eka Ciut!
50
Bab 50 | Mulai Luluran
51
Bab 51 | Cobaan Menuju Sah
52
Bab 52 | Sah!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!