Dua belas tahun telah berlalu sejak peristiwa misterius di medan perang Kerajaan Luo.
Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di balik pegunungan, matahari pagi menyinari jalan tanah yang baru saja dikeringkan embun. Suara riuh anak-anak berlarian dan ibu-ibu yang berteriak memanggil anaknya untuk sarapan menciptakan suasana pagi yang semarak.
Tiba-tiba, dari arah hutan, muncul sosok pemuda dengan langkah mantap. Rambut keemasan yang berkilauan di bawah sinar matahari terlihat kontras dengan kulitnya yang kecokelatan. Matanya yang tajam berwarna seperti madu, memancarkan aura percaya diri yang tak biasa untuk anak seusianya.
"Lihat, Tian Hu pulang lagi dengan hasil buruan!" seru seorang wanita tua yang sedang menjemur pakaian.
Dengan santai, Tian Hu menyeret dua ekor babi hutan besar di belakangnya. Tubuh binatang itu yang biasanya membutuhkan empat orang dewasa untuk dibawa, seolah tak berbobot di tangannya. Jejak darah segar membentuk garis di tanah di belakangnya, tapi senyumnya tetap cerah seperti anak-anak lain yang baru saja bermain.
"Selamat pagi, Nenek Li!" sapa Tian Hu sambil melambai.
Kepala Desa yang sedang duduk di balai desa segera berdiri. "Dia menangkap lagi? Padahal baru kemarin dia membawa tiga ekor rusa..."
Tian Hu berhenti di depan balai desa, lalu dengan satu gerakan melemparkan satu ekor babi hutan ke depan Kepala Desa. "Untuk desa! Biar semua bisa makan enak hari ini!"
Para warga yang berkumpul bersorak gembira. Beberapa anak kecil langsung mengerumuni Tian Hu, mata mereka berbinar penuh kekaguman.
"Kak Tian Hu, bagaimana cara menangkap babi hutan sebesar itu?" tanya seorang anak laki-laki dengan suara penuh decak kagum.
Tian Hu hanya tersenyum sambil mengusap rambutnya yang berdebu. "Ah, mudah saja. Mereka lari ke arahku, lalu... bam!" Tangannya menirukan gerakan memukul.
Para tetua desa saling memandang. Sudah bertahun-tahun mereka menyaksikan keajaiban demi keajaiban dari anak ini. Di usia 12 tahun, kekuatannya melampaui semua pemburu di desa.
"Kau harus berhati-hati," tegur Kepala Desa sambil menerima babi hutan itu. "Hutan semakin berbahaya sejak ras iblis mulai muncul lagi di wilayah ini."
Tian Hu mengangguk, tapi matanya berbinar penuh semangat petualangan. "Tenang saja, Pak Kepala Desa. Aku bisa jaga diri."
Dengan babi hutan kedua yang masih terseret di belakangnya, Tian Hu melanjutkan perjalanan pulang. Melewati deretan rumah kayu sederhana, dia melambai pada setiap warga yang menyapanya.
"Tian Hu! Ibu membuat kue kacang merah, nanti mampir ya!"
"Anakku, besok bantu Bapa memanen sawi, ya?"
Dia membalas setiap sapaan dengan senyuman, tapi pikirannya melayang lebih jauh. Setiap kali dia masuk hutan, ada suara aneh yang memanggilnya. Seperti bisikan angin yang mengajaknya menjelajah lebih dalam, lebih jauh...
"Hu'er!" Suara wanita memanggil dari depan rumah sederhana di ujung desa.
Yan Qingshi, ibunya, berdiri di depan pintu dengan tangan di pinggang. "Lagi-lagi masuk hutan sendirian? Aku sudah bilang—"
"Ma, lihat apa yang kubawa!" Tian Hu memotong dengan riang, mengangkat babi hutan besar itu dengan satu tangan.
Di belakang Yan Qingshi, Tian Yuqing yang sekarang sudah menjadi gadis dewasa mengintip dengan mata berbinar. "Wah, makan enak malam ini!"
Sementara di sudut rumah, Tian Hao sang ayah hanya menggeleng sambil menyembunyikan senyum bangganya. Anaknya memang berbeda. Dan dia tahu, cepat atau lambat, dunia akan mengetahuinya juga.
***
Suasana malam di rumah keluarga Tian dipenuhi aroma daging babi hutan yang dimasak dengan rempah-rempah pilihan. Tian Hu melahap makanannya dengan lahap, sementara kakaknya, Tian Yuqing, terus meliriknya dengan mata berbinar penuh harapan.
"Menurutku," kata Tian Yuqing tiba-tiba, "adikku ini sudah terlalu kuat untuk tetap tinggal di desa."
Tian Hao mengangguk perlahan sambil membersihkan pisau berburunya. "Para tetua desa yang sudah mencapai Pemurnian Qi tahap ketiga saja masih kesulitan melawan serigala hutan biasa."
Yan Qingshi menghela napas panjang, tangannya tak henti menyuapi Tian Hu dengan potongan daging terbaik. "Hu'er memang berbeda sejak lahir."
Tian Hu mengunyah dengan pipi kembung, lalu menelan. "Aku cuma main-main di hutan. Mereka yang menyerang duluan."
Tawa hangat mengisi ruangan, tapi Tian Hao tiba-tiba menjadi serius.
"Sudah waktunya kamu masuk Akademi Kerajaan Luo."
Tian Yuqing langsung melompat dari tempat duduknya. "Bayangkan! Kalau adik jadi kultivator hebat, kita bisa—"
"Qing'er!" Yan Qingshi memperingatkan, tapi senyum kecil muncul di bibirnya.
Tian Hu diam. Matanya yang keemasan itu memandang keluar jendela, ke arah hutan gelap. Selama ini, dia sengaja menahan diri untuk tidak menjelajah terlalu jauh. Setiap kabar serangan iblis di desa tetangga membuat hatinya gundah.
"Aku akan pergi," ujarnya tiba-tiba.
Semua mata tertuju padanya.
"Tapi bukan sekarang." Tangannya mengepal di atas meja. "Aku perlu memastikan desa aman dulu."
Yan Qingshi mengerutkan kening. "Maksudmu?"
Tian Hu tersenyum samar. "Aku punya... persiapan."
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut. Pikirannya sudah tertuju pada rencana rahasianya - para binatang roh di hutan belakang desa. Selama ini, tanpa sepengetahuan siapapun, dia sudah menjalin ikatan khusus dengan mereka.
Tian Hao memandang anaknya dengan tatapan dalam. "Apa yang kau rencanakan?"
"Percayalah padaku, Ayah." Tian Hu berdiri, matanya berbinar dengan tekad baru. "Besok aku akan meninggalkan sesuatu untuk kalian semua."
Malam itu, ketika desa sudah terlelap, Tian Hu menyelinap keluar rumah. Tubuhnya yang ramping bergerak lincah melewati pepohonan.
***
Keesokan pagi, gemuruh menggelegar mengoyak kedamaian desa. Tanah bergetar seolah diguncang badai, dedaunan berdesis liar.
"Binatang roh menyerang!" teriak seorang pengintai.
Kepala Desa segera memimpin para pemuda bersenjata ke gerbang. Tangannya gemetar memegang tombak besi, tetapi tekadnya tak goyah. Di belakangnya, tiga puluh lelaki terkuat desa—yang hanya mencapai Penempaan Tubuh tingkat empat—berkumpul dengan wajah pucat.
"Bersiap!"
Di kejauhan, puluhan bayangan besar muncul. Seekor serigala putih setinggi manusia dengan mata merah darah berlari paling depan—binatang roh tingkat lima! Di belakangnya, puluhan makhluk lain: beruang batu, ular bersisik baja, elang raksasa...
Para wanita menarik anak-anak ke ruang bawah tanah lumbung. Tangis dan doa memenuhi udara.
Tiba-tiba...
Binatang-binatang itu berhenti tepat di depan gerbang. Serigala putih mendekat perlahan. Kepala Desa menegangkan tombaknya—
—lalu terkejut ketika binatang itu... membungkuk?
Satu per satu, seluruh binatang roh itu berlutut, menundukkan kepala ke arah desa. Elang raksasa mengeluarkan suara melengking yang justru terdengar seperti... salam?
Dari balik kerumunan warga yang bingung, Tian Hu muncul dengan senyum kecil.
"Jangan khawatir," ujarnya ringan. "Mereka teman baru kita."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Kultivator🧘♂️
wah seru,karya Yanyan emang gak pernah gagal👍👍👍
2025-06-23
1
Nanik S
Teman berunya malah Kawanan Binatang Roh
2025-08-19
0
maz tama
/Facepalm//Joyful/ada2 saja ulah Tian hu
2025-08-24
0